Amel dan Bimo merayakan keberhasilan mereka tanpa tau jika perbuatan mereka sudah diketahui oleh Arya.
"Aku yakin Nona Amanda sudah kehilangan anaknya." Ujar Bimo sembari meminum minuman di hadapannya. "Begitukah? Aku yakin juga begitu. Kau lihat tadi betapa banyak darahnya. Hahaha.." gelak tawa keduanya begitu terdengar puas.
Empat orang berbadan besar menghampiri meja mereka. Tanpa basa-basi Amel dan Bimo dibungkam hingga tak sadarkan diri. Banyak mata memandang kejadian itu., karena mereka tengah berada di sebuah Coffe Shop. "Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, mereka berdua adalah buron. Terimakasih sudah bekerja sama." Ujar salah satu dari mereka, membuat pengunjung disitu percaya. "Ooh buron." begitu kata mereka. Amel dan Bimo dibawa masuk ke mobil.
"Bos sudah menunggu kita di markas." Ujar salah satu dari mereka. Ketiganya yang lain mengangguk mengerti.
*****
"Anaakkku... anakkuu dimana dia. Ibuu.." ujar Amanda yang sudah tersadar dan sedikit histeris. "Mandaa.. sayang hey tenang Nak. Ini anakmu masih ada disini sayang. Tenanglah.." ujar Olivia menenangkan. Amanda memandang perutnya, lalu memeluk Olivia dan menangis. "Aku takut Bu.." ujarnya.
"Sssttt tidak apa-apa ada Ibu disini kan?"
"Arya kemana?" Tanya Amanda melihat disekitar tak ada suaminya. "Arya sedang pergi mengurus sesuatu. Amaira ada bersama Opanya diluar." Jawab Olivia sembari memandang Amanda yang tengah memegang tas Olivia disebelahnya.
"Bu, Arya pasti marah padaku karena kejadian ini. Aku yang salah Bu, tak bisa menjaga baby dengan baik." Kata amanda lagi. "Sayang, dengarkan Ibu. Jangan menyalahkan dirimu sendiri, ini bukan salahmu." Olivia mencoba menenangkan menantu kesayangannya itu. "Bagaimana jika tadi aku kehilangan baby Bu? Aku takut."
"Ssttt jangan bilang begitu, jika itu terjadi kita bisa apa? Berarti bukan rejeki kita Nak. Sudah jangan berkata yang enggak-enggak. Ibu panggilkan Amaira ya. Daritadi dia merengek menungguimu." Amanda mengangguk. Lalu.. "Mommy......" teriak gadis kecil itu. "Sweet heart.."
"Mommy udah sembuh?" Tanya Amaira dengan memegangi tangan ibunya itu. "Hmm lihat Mommy udah sadar kan? Mommy belum sembuh tapi akan sembuh sweet heart." Jawab amanda sambil mencium kening putrinya. Firly dan Olivia tersenyum melihat anak dan cucunya itu.
*****
Arya menatap tajam ke arah dua orang yang sudah mencelakai istrinya. "Sadarkan mereka." Perintah Arya dengan suaranya yang dingin itu.
Amel terkejut, saat anak buah Arya menyiram kepalanya dengan air es. "Aarrgghhh.... siapa kau beraninya kurang ajar padaku." Teriaknya. Gadis itu lebih terkejut lagi saat tau siapa orang yang sudah duduk di hadapannya.
"Arya.. arya tolong lepaskan aku. Seseorang sudah menculikku. Aku takuutt.." kata Amel dengan wajah penuh ketakutan, karena di ruangan yang minim pencahayaan itu banyak sekali laki-laki memakai baju hitam dan wajahnya sangat garang.
"Akulah yang menculikmu!!" Ujar Arya dengan mata tajamnya.
"Ka..kau? Kenapa kau melakukan ini? Kita bisa bicarakan hubungan kita lagi baik-baik kan? Tak usah dengan cara ekstrim seperti ini." Ujar Amel tanpa merasa bersalah sedikitpun. "HENTIKAAANN KAU BISA DIAM TIDAAAKK!!! AKU MUAK MENDENGAR OCEHANMU!!" Teriak Arya membuat Amel dan Bimo terkejut dan ketakutan.
"Apa yang sudah kau lakukan pada istriku tadi?" Tanya Arya dengan geram. Matanya mengisyaratkan siap menerkam siapapun yang ada di hadapannya.
"Apa maksud kamu Arya, aku sungguh tidak mengerti." Jawab Amel pura-pura tidak tahu. Arya semakin geram dengan jawaban Amel, tangannya mengepal dan langsung memukul wajah Bimo hingga keluar darah di hidung dan bibirnya. "Aa..ampun Bos.." ujar Bimo kesakitan. "Kau bekerja padaku. Apa kau tau itu berarti kau harus setia juga padaku?" Tanya Arya. Bimo mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...