Arya dan keluarga sedang makan malam bersama Willy dan Friska. Kelimanya menikmati hidangan yang dimasak oleh Amanda sendiri.
"Babe, kamu harus belajar masak dari Amanda kalo kita udah nikah nanti." Ujar Willy. "Hahaha boleh boleh aku seneng loh malahan ada temennya." Amanda menimpali.
"Asal jangan bikin istriku capek aja ya." Jawab Arya sambil melirik Willy. "Yaaelaaahh yaa itu tugasmu lah mijitin Manda. Dasar gak peka.." celetuk Willy. Amanda dan Friska menahan tawa mereka.
"Daddy, daddy jangan galak-galak tau.." kata Amaira sambil mengayunkan jari telunjuknya pada Daddy nya. "Tuh dengerin my darling nih.." ujar Willy sambil mengelus rambut Amaira. "Enggak sweet heart.." ucap Arya. Tiba-tiba Doris datang dan mengatakan Ikbal ingin bertemu.
"Suruh Ikbal kesini." Perintah Arya.
"Baik Bos.." ujar Doris. "Bi... bisa temani Amaira yaa ke kamar." Perintah Arya. Dengan hati-hati Bi Nur membawa Amaira ke kamarnya dengan membawa segelas susu untuknya.
"Mommy, Daddy aku ke kamar dulu ya. Bye bye Aunty.. Uncle.." ujarnya dengan manis. "Bye sweet heart. Nanti Mommy kesana okay.." ucap Amanda dibarengi anggukan dari gadis kecil itu. "Bye Amaira.. nanti main lagi ya sama Aunty.." ujar Friska sambil melambaikan tangannya. "Bye bye darling.. muahh.." Tak lupa Willy mencium kening Amaira. Setelah Amaira pergi, Ikbal datang.
"Selamat malam Bos.." sapanya.
"Hm.. ada apa?" Tanya Arya sambil meneruskan makannya.
"Sa..saya.. mau melapor." Ungkapnya sambil melirik ke arah Amanda dengan takut. "Ta..tapi tidak disni." Jawabnya lagi. Arya menoleh ke arah Ikbal dengan tatapan penuh tanda tanya. Amanda melihat Ikbal yang tidak seperti biasanya. "Lo kenapasih Bal?" Tanya Willy kemudian. "Tidak apa-apa Pak Willy.." jawabnya cepat.
"Katakan disini. Ada apa?" Tanya Arya.
"Tapi ini penting Bos. Saya hanya ingin empat mata." Ucap Ikbal kemudian.
"Apa ini bukan menyangkut Sandya Company?" Tanya Amanda penuh curiga. "Eehm iyaa menyangkut Nona.. tapi.."
"Iyaa makanya langsung katakan sekarang." Ujar Arya yang juga penasaran. Pria itu yakin jika pasti ada sesuatu terjadi di kantor, entah apa yang jelas bukan karena masa lalunya di dunia hitam.
"Begini Bos, di kantor ada karyawan baru. Dia sudah bekerja selama dua pekan. Dia masuk atas rekomendasi HRD kita." Kata Ikbal.
"Lalu?" Arya penasaran jangan-jangan itu adalah mata-mata yang dikirim oleh saingan bisnisnya untuk mengetahui kelemahannya. Pria itu mulai sedikit tak sabar. "Saya sudah mencari tau dia bukan penyusup atau mata-mata seperti yang saya curigai Bos. Namun dia adalah.." kata-kata Ikbal terhenti sesaat dengan menatap Amanda dan arya bergantian.
"Siapa?" Tanya Arya tak sabar.
"Nona Imelda Bos.."
"APAAA??" teriak Arya wajahnya terkejut sekaligus geram kenapa bisa Imelda atau Amel berada di kantornya. "Imelda siapa?" Tanya Amanda kemudian. "Eee bukan siapa-siapa sayang." Jawab Arya kelabakan. Pria itu bingung harus menjawab apa. Dia tau persis jika istrinya sangat keras kepala, tak akan mau berhenti sebelum puas dengan jawabannya. Ikbal memejamkan matanya dan menggigit bibirnya. Dia tau Nona majikannya akan bereaksi seperti ini. "Ikbal siapa dia?" Tanya Amanda kemudian. Wajahnya menegang dan seperti siap menerkam Ikbal.
"Maaf Nona, sepertinya yang lebih berhak menjawab semua itu adalah Bos" jawab ikbal. Mata Arya penuh ancaman kepada Ikbal seolah berkata, "Kenapa kau ingin membunuhku brengsek." Ikbal menunduk sedikit takut. Willy tersenyum, "omaygaddd sungguh karyawan yang sangat tidak diinginkan kehadirannya." Celetuknya. Friska melirik pada Willy untuk menyuruhnya diam dan tidak usah ikut campur.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...