Di dalam mobil saat perjalanan pulang, Arya merenung menatap jauh ke luar jendela. Ikbal melihat Bosnya dari spion.
"Bos, apa anda baik-baik saja? Kau ingin aku membelikan sesuatu untukmu?" Tanya Ikbal kemudian. Arya menggeleng. "Aku hanya mengingat peretemuanku dengan ibuku tadi." Jawab Arya. "Maaf Bos tapi beliau terlihat lebih muda dari usianya. Apa benar dia orang yang sama?" Ikbal sedikit penasaran. "Hmm. Kau tahulah bagaimana seorang wanita yang mempunyai anak seusiaku bisa terlihat lebih muda. Mereka pasti melakukan serangkaian perawatan yang tidak murah. Atau operasi entahlah apa namanya." Kata Arya sedikit geram. Ikbal mengangguk mengerti. "Hasshh aku tak mau membayangkan saat ibu benar-benar akan bertemu istriku. Entah apa yang akan terjadi." Gerutu Arya sambil bersandar dan memejamkan matanya.
Amanda terbangun tengah malam melihat jam pada ponselnya tepat pukul 02.00. Dia bangkit dari tidurnya dan ke kamar mandi. Saat akan keluar dari kamar mandi dilihatnya suaminya masuk dengan mengendap endap.
Amanda menepukkan tangannya dan lampu pun menyala. "Darimana?" Tanya Amanda pada suaminya yang terlihat gugup itu.
"Da-dari depan situ." Jawabnya sembari berjalan ingin masuk ke dalam kamar mandi. "Depan mana? Emang ada ya dari depan tapi pakaiannya kayak pulang kantor. Rapi banget?" Tanya Amanda memegang lengan suaminya. "Ini udah malam. Tidurlah besok kau ada kuliah pagi kan?" Kata Arya mengalihkan pembicaraan. Arya masuk ke kamar mandi dan menutupnya. Amanda menghela nafas panjang. Rasa kesal dan sebal melihat Arya, dengan kasar dia merebahkan dirinya untuk tidur.
*****
Amanda diam sejak di dalam kamar. Tak bicara apapun selain iya dan tidak saat Arya berbicara padanya. Arya berkali-kali bertanya apa yang terjadi dan meminta maaf jika semalam dia pergi tanpa memberitahukannya.
"Kau bilang didiamkan itu tidak enak. Kenapa kau mendiamkan aku?" Tanya Arya saat mereka menuruni tangga. "Nggak apa-apa" jawab Amanda ketus. Dia berjalan ke meja makan dan segera menghabiskan sarapannya.
Meja makan pagi ini sangat menyebalkan, gerutu Arya dalam hati. Arya terus saja memandang cara makan istrinya yang cepat itu. Entah apa yang ada di pikirannya sejak tadi hanya fokus pada makanannya.
Arya mencoba membuka obrolan. "Nanti pulang kuliah tunggu aku." Amanda hanya mengangguk. "Kau ingin pergi berbelanja tidak? Aku akan menemanimu." Kata Arya lagi. Amanda menggeleng. Lalu berdiri saat dirinya selesai meminum susunya. "Terimakasih. Aku pergi dulu." Kata Amanda lalu pergi.
Saat Amanda sudah menghilang dari pandangannya Arya menggebrak meja makannya hingga tak sengaja membuat cangkir kopinya terjatuh. Para pelayan membersihkannya. Arya berdiri dan memakai kacamatanya. "Ayo pergi." Katanya pada Ikbal dan anak buahnya.
*****
Amanda tiba di kampus. Dia segera masuk ke kelas disambut oleh Erlin. "Pagi cantikku.." sapa Erlin dibalas dengan senyuman oleh Amanda. Erlin yang sudah diberi pesan oleh kakaknya mencoba tidak bertanya karena suasana hati Amanda sedang buruk.
"Boleh aku duduk disebelahmu?" Tanya Marsel yang tiba-tiba berada di samping Amanda. "Silahkan aja." Jawab Manda singkat. Marsel segera duduk disebelah Amanda. Kejadian di Mall membuat Amanda sedikit menjaga jarak dengan Marsel, dia tahu Arya sangat tidak menyukainya.
"Manda, siapa pria kemarin? Apa dia pacarmu?" Tanya Marsel penasaran. "Iya. Dia pacarku." Jawab Amanda sedikit acuh.
"Apa dia marah padamu saat melihat kita bersama kemarin?" Tanya Marsel lagi. Amanda menatap tajam ke arah Marsel. Suasana hatinya sejak pagi sedang buruk. Ditambah lagi Marsel dengan segala keingin tahuannya. Dia memejamkan mata sejenak lalu menghela nafas panjang. "Maaf ya Sel, aku disini untuk belajar bukan membahas masalah pribadiku denganmu." Jawab Amanda kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...