BAGIAN 19

3.9K 342 33
                                    

Arya membuang nafas dengan kasar. Dengan cepat dia melajukan mobilnya agar sampai ke rumahnya. Jarak tempuh ke rumahnya menghabiskan waktu hanya lima belas menit.

Arya turun dari mobilnya dan mengumpulkan anak buahnya.  "Pergilah ke hutan pinus itu sekarang. Ada mayat musuh di sisi kiri hutan. Aku sudah memberi tanda. Bersihkan." Teriak Arya. Anak buah Arya mengangguk mengerti dan segera pergi.

Dia lalu membuka pintu mobil, menggendong Amanda yang masih belum sadar masuk ke dalam rumah. Semua pelayan berbaris rapi begitu juga anak buahnya berjaga ketat di setiap sudut rumah. Mereka tahu jika musuh pasti sudah mengintai rumah mereka.

"Bi Nur, cepat siapkan makan. Istriku pingsan. Aku mau ketika dia sadar semuanya sudah siap di meja makan." Kata Arya saat melewati Bi Nur. Para pelayan mengangguk beserta Bi Nur. "Baik Bos." Lalu mereka bergegas ke dapur.

Arya membaringkan Amanda di kamarnya. Ketika Arya hendak menarik tangannya, gadis itu terbangun. Dengan cepat dia menarik kembali tangan suaminya.

"Sayaang aku takuut. Jangan tinggalin aku sendirian." Katanya sambil menangis dan melihat kanan kiri kamarnya. Wajar jika Amanda takut, ini adalah kali kedua dia mengalami tembakan itu.

"Tidak, aku tidak akan pergi kemanapun. Aku akan menemanimu disini. Jangan takut lagi ya." Kata Arya sambil mengelus lembut rambut istrinya itu. Amanda mengangguk. "Sayang aku lapar." Katanya tiba-tiba. Sungguh Arya ingin tertawa saat itu juga tapi dia menahannya mengingat istrinya itu sedang ketakutan dan masih sempat-sempatnya bilang lapar. Hahaha.

"Tunggulah, Bi Nur sedang membuat makan malam untuk kita." Jawab Arya. Gadis itu masih menggenggam erat tangan suaminya dan wajahnya masih pucat. Deru nafasnya juga tak beraturan. Siapa sebenarnya mereka? Kenapa mereka seperti ingin membunuhnya? Ini sudah yang kedua kalinya aku mengalami ini. Pikir Amanda sambil menatap suaminya yang mengelus rambutnya.

*****

Tok tok tok

"Masuk." Sahut Arya.

Bi Nur dan dua orang pelayan lainnya  masuk dengan membawa nampan berisikan hidangan makan malam beserta dessert untuk Amanda.

"Nona, aku membuatkan susu kesukaanmu." Kata Bi Nur lalu memberikan segelas susu kepada Arya. Arya kemudian membantu Amanda meminum susunya. "Terimakasih Bi." Kata Amanda.

"Selamat makan Nona, Bos. Saya permisi." Kata Bi Nur dibarengi anggukan oleh Arya. Lalu Arya meraih piring nasi yang sudah disiapkan oleh Bi Nur dan menyuapi makan istrinya. "Kamu makan juga sayang." Kata Amanda. "Aku nanti aja. Udah makan tuh gak boleh ngomong." Kata Arya. Amanda mengangguk.

Wajah Amanda masih lemas. Bahkan tangannya sedikit masih bergetar. Arya merasa bersalah melihat istrinya sekarang. "Kau sudah mengundang kematianmu sendiri Jonathan. Aku tak akan memberikan ampun untuk kedua kalinya." Kata Arya dalam hati.

"Sayang aku kenyang." Kata Amanda. Arya mengangguk lalu meletakkan piring. "Kau istirahatlah. Aku akan pergi sebentar." Kata Arya sambil berdiri. "Enggaaaakk..kamu gak boleh kemana-mana. Bagaimana jika ada yang ingin menembakku lagi sayang?" Kata Amanda membuat Arya mengurungkan niatnya untuk pergi.

Arya duduk kembali di tepi ranjang, Amanda masih lalu memeluk lengan suaminya. "Tidurlah. Aku akan disini menjagamu." Kata Arya lembut.

"Janji yaa sayang jangan pergi. Jangan tinggalkan aku sendiri." Pinta Amanda manja. "Hmm tidurlah. Aku janji." Kata Arya dengan menata bantal tidur istrinya. Tak butuh waktu lama gadis itu langsung terlelap. Tangannya masih erat menggenggam tangan suaminya. Hingga tak terasa mata Arya ikut mengantuk. Getar ponselnya membuyarkan rasa kantuknya.

Satu pesan dari Ikbal.

Bos ada yang ingin menemui anda. Dia sedang di depan gerbang rumah sekarang.

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang