BAGIAN 12

4.7K 331 5
                                    

"Membunuh serangga sepertimu mudah bagiku. Mungkin hari ini adalah waktu yang tepat untuk mengirimmu ke dalam neraka." Ucap Arya dengan menodongkan senjata ke arah Jonathan.

Daaaaaaarrr...

Jonathan memejamkan matanya. Lalu...

"Aaaaaaaarrgghh.."

Dia terkejut ketika membuka matanya dan tak terjadi apa-apa padanya. Dia menoleh ke sebelahnya, Justin telah tiada. Lalu menatap Arya.

"Sekarang giliranmu." Ucap Arya pada Jonathan. Jonathan menutup kedua telinganya. Tubuhnya gemetar melihat Justin sudah tergeletak tak bernyawa. Arya melihat ponselnya sekilas. Lalu memasukkan kembali ke dalam saku jasnya.

"Aaahh kau takut? Jangan takut. Aku berubah pikiran. Waktumu bukan hari ini." Ucap Arya. "Bagi sebagian orang kematian tanpa rasa sakit adalah keistinewaan. Tapi aku memberimu pengecualian. Kau akan mati dengan rasa sakit yang tak akan pernah kau bayangkan." Jonathan mencoba mengendalikan rasa takutnya. Dia tersenyum kecil seolah tahu jika Arya tak akan membunuhnya.

Arya berbalik meninggalkan Jonathan yang masih meringkuk ketakutan. Kemudian langkahnya terhenti. "Hmm aku lupa memberikan salam perpisahan." Ucapnya. Lalu mendekati Jonathan yang semakin pucat karena ketakutannya. Jonathan bagun. Arya menembakkan senjata apinya ke lutut kiri Jonathan lalu ke segala sisi di rumah Jonathan hingga barang-barang seisi rumah hancur berantakan. Dia berteriak. Arya tersenyum dan pergi.

*****

Arya tiba di rumah sakit. Langkahnya terhenti saat melihat Erlin menangis. Ikbal mencoba menenangkan adiknya.

"Apa sesuatu terjadi?" Tanya Arya mulai panik. "Kenapa kau tak memberi tahuku?" Ikbal dan Erlin menenangkan Arya.

"Bos, Nona baik-baik saja. Erlin hanya khawatir saat Nona tadi di operasi. Dokter baru saja selesai mengoperasinya. Semuanya berjalan lancar Bos." Ucap Ikbal. Arya menghela nafas panjang. Lega rasanya mendengar istrinya baik-baik saja.

"Aku ingin masuk." Kata Arya kemudian. Ikbal menarik tangan Bosnya. "Bos, tenanglah. Nona akan dipindahkan ke ruang rawat nanti. Tunggu sampai dokter mengijinkan kita." Arya terdiam dan duduk. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. "Apalagi setelah ini Bal? Dia terluka sampai seperti ini karena aku." Ucap Arya.

"Bos, segala pekerjaan pasti ada resikonya. Dan ini adalah resiko anda. Hal terpenting bagi kita adalah menjaga Nona. Karena Nona tidak tahu siapa anda sebenarnya." Kata Ikbal. Arya terdiam. Lalu salah seorang anak buahnya menghampirinya.

"Bos ini baju ganti untuk anda." Arya mengangguk. "Hmm. Terimakasih."

*****

Amanda membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa pusing dan pandangannya kabur. Dia memegang kepalanya karena terasa ngilu. Dia melihat disampingnya, Arya tertidur pulas. Wajahnya ada sedikit luka. "Sayaang.." ucap Amanda lirih.

Arya terbangun perlahan. Lalu tersenyum melihat istrinya sadar. "Amanda kau sudah sadar. Aku akan memanggil dokter." Dia keluar kamar. Erlin dan Ikbal yang duduk di luar berdiri seketika.

"Ada apa Bos? Apa terjadi sesuatu dengan Nona?" Tanya Ikbal. Wajah Erlin cemas. Arya menggeleng. "Dia sudah siuman. Panggilkan dokter." Perintah Arya. Ikbal tersenyum dan segera bergegas.

"Amanda... Terimakasih Tuhan." Gumam Erlin bahagia.

*****

Seminggu sudah Amanda dirawat di Rumah Sakit. Hari ini dia diijinkan oleh dokter untuk pulang. Perban di kepalanya masih belum boleh dilepas. Amanda disarankan untuk check up tiga hari lagi.

"Akhirnya aku pulang juga. Aku seneng bisa keluar dari sini sayang." Ucap Amanda pada Arya yang sedang mengemas baju Amanda.

"Iya." Jawab Arya sembari tersenyum.

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang