BAGIAN 18

4.3K 328 45
                                    

Arya berdiri menatap keluar jendela ruang kerjanya. Ikbal masuk dengan membawa beberapa berkas.

"Kau sudah melakukan tugasmu?"

"Sudah Bos."

"Awasi terus istriku dengan ketat. Cepat atau lambat ibuku pasti akan mendekatinya." Kata Arya sembari menyemburkan asap rokoknya.

"Siap Bos."

Arya berbalik dan duduk di meja kerjanya. Memeriksa beberapa berkas yang dibawa Ikbal lalu menanda tanganinya. Amanda masuk tanpa mengetuk. "Sayaaang..." langkahnya terhenti saat melihat Ikbal yang berdiri di hadapan suaminya.

"Ma-maaf sayang aku ganggu ya? Baiklah aku keluar." Kata Amanda. Ikbal menyela. "Maaf Nona, saya sudah selesai silahkan Nona masuk. Permisi Bos." Ucap Ikbal lalu pergi meninggalkan ruangan.

"Ada apa? Pagi-pagi sudah merencoki aku dengan datang ke ruang kerjaku?" Tanya Arya dengan tatapannya pada Amanda. Istrinya itu tersenyum sambil berjalan mendekatinya. "Aku mau jalan-jalan." Manjanya sambil duduk di pangkuan suaminya.

"Kau ingin jalan-jalan keluar atau ingin menggodaku agar seharian di kamar bersamamu?" Tanya Arya saat juniornya menyentuh pantat istrinya. Amanda terkekeh dan refleks berdiri.

"Enggak sayang. Ini masih pagi. Rambut aku aja masih basah." Katanya. "Kau mau pergi kemana?" Tanya Arya. "Aku ingin jalan-jalan aja sayang." Jawabnya manja. Arya tersenyum lalu mengangguk. "Baiklah, sepulang aku kerja kita jalan-jalan." Kata Arya, Amanda gembira lalu memeluk suaminya mesrah.

"Aku tak pernah membayangkan bisa jatuh cinta dengan wanita sepertimu. Yang membuatku lebih hidup dari sebelumnya. Kau adalah permataku, tak akan kubiarkan indahmu tergores sedikitpun." Ucap Arya dalam hati sambil membelai rambut istrinya dalam pelukannya.

*****

Arya menjemput Amanda di rumahnya setelah pulang kerja. Mereka pergi menyusuri jalanan kota yang memang padat ini. Mereka berhenti di depan toko tanaman hias. Amanda ingin membelinya untuk ditaruh balkon kamarnya. "Sayang aku boleh pilih beberapa kan?" Tanya Amanda yang melihat kesana-kemari berbagai macam tanaman hias itu.

"Kau mau aku membeli toko tanaman ini juga pasti akan aku kabulkan." Kata Arya dengan menoel hidung istrinya. Saat Amanda memilih, ponsel Arya berdering. Tak ada nama dalam layar ponselnya. Siapa? Batinnya.

Arya menjauh dari Amanda dan mengangkat telponnya. "Halo.."

"Arya putraku." Mata Arya membulat saat mendengar suara diujung ponsel. Dia diam tak menjawab.

"Kau mungkin tak mau mendengarkanku. Tapi kumohon jangan tutup ponselnya. Aku ingin mendengar suara menantuku." Kata Olivia. Arya menghela nafas panjang tanpa menjawab apapun.

"Aku ingin bertemu dengannya. Jika kau tak mengijinkanku aku akan menemuinya dengan caraku." Lanjut Olivia yang membuat emosi Arya memuncak tiba-tiba.

"Hentikan semua ini. Apa kau belum puas telah menyiksaku selama ini? Jangan datang semaumu dan mengobrak-abrik hidupku yang  sudah bahagia tanpamu." Suara Arya meninggi membuat Amanda tersentak dan ingin tahu dengan siapa suaminya berbicara. Amanda mendekat.

"Sayaang, kenapa? Ada masalah?" Tanya Amanda. Arya menghela nafasnya kembali dan menenangkan dirinya agar Amanda tak curiga. "Enggak ada. Ini masalah kerjaan. Kau teruskan memilih bunga kesukaanmu." Kata Arya tersenyum. Amanda mengangguk lalu kembali memilih bunga.

"Suaranya sangat lembut. Aku yakin dia wanita yang baik." Kata Olivia dari ujung ponsel. Arya mendengus sebal dengan semua ucapan-ucapan Olivia. "Dengarkan aku baik-baik. Jangan ganggu istriku. Jangan memanfaatkan dia untuk keperluan pribadimu. Aku mohon padamu dengarkan aku." Kata Arya lalu menutup sambungan ponselnya.

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang