"Sayang, are you okay?" Tanya Olivia pada menantunya. "Iya Ibu. Manda gak apa-apa kok." Jawab gadis itu dengan mata yang terus mengeluarkan air mata namun dihapusnya perlahan.
"Ibu tak akan membiarkan siapapun menyakitimu. Jangan sedih lagi ya." Kata Olivia sembari mengelus rambut gadis itu lalu memeluknya.
Melisa dan Kamila membuntuti mereka hingga keluar dari Mall. "Aku tidak terima Mah, lihat gadis udik itu dia naik mobil mewah Mah. Lebih mewah dari mobil kita loh.." tunjuk Kamila pada mobil Olivia yang melaju meninggalkan pelataran Mall.
"Iya sayang mama tahu. Kenapa gadis kampung itu bisa seberuntung ini!" Kata Melisa dengan mengepalkan tangannya. "Ternyata dia hidup enak setelah kematian ayahnya." Ujarnya lagi.
"Aku gak mau tahu pokoknya Amanda gak boleh bahagia dari kita. Gak boleh lebih kaya dari kita Mah." Teriak Kamila.
"Sssttt jangan keras-keras pelankan suaramu. Kau harus cari tahu siapa wanita kaya yang bersamanya itu." Kata Melisa dijawab dengan anggukan oleh Kamila.
*****
Amanda naik ke kamarnya dengan sedih. Olivia menyuruh Bi Nur untuk membuatkan susu kesukaan menantunya itu.
"Nyonyaaaaa..." teriak salah seorang anak buah Arya.
"Kenapa kau berteriak? Mengagetkanku saja?" Jawab Olivia geram.
"Maaf Nyonya, gudang Nyonya gudang kebakaran.." seru anak buah itu. "Apa?? Kenapa kau masih disini sana cepat padamkan." Kata Olivia sambil berlari mengikuti anak buah Arya ke gudang.
*****
Jonathan masuk ke dalam rumahnya dengan tersenyum penuh kemenangan. Dia bahagia dan terus menyunggingkan senyumannya. Dia melempar ponselnya ke sofa ruang tamunya. Melepas jasnya dan meleparkan pula ke sembarang arah.
Dia berjalan ke arah pantri, menuang bir dan hendak meminumnya.
"Jonathan.."
Jonathan berhenti, dia mencari asal suara yang memanggilnya di dalam ruangan rumahnya itu. Arya keluar dari balik tangga dengan mengenakan jasnya. Lengkap dengan senjata api ditangan kanannya. Jonathan terkejut dan membulatkan matanya.
"Arya Sandya.."
Mereka berhadapan. Tanpa berkata apapun Arya mengarahkan senjatanya tepat di kepala Jonathan. Jonathan ketakutan. "Berlutut." Kata Arya padanya.
"Ka-kau akan membunuhku sekarang?"
"AKU BILANG BERLUTUT!!" Teriak Arya.
Jonathan menuruti perkataan Arya, wajahnya menegang menatap pistol yang di arahkan ke kepalanya. Arya mendekat perlahan.
"Mencoba membunuh istriku beberapa kali, menyusupkan orang-orangmu di kantorku, dan membakar gudangku tapi sayangnya usahamu sia-sia. Tak ada yang berhasil." Kata Arya dengan menatap tajam ke arah Jonathan.
"A-apa maumu?"
"Mauku? Mauku hanya ini.." Arya memukul tengkuk Jonathan hingga pria itu pingsan. Anak buah Arya yang siap di posisi masing-masing bergegas mengangkat tubuh Jonathan dan memasukkannya ke dalam mobil box dengan kasar.
Arya masuk ke mobilnya dan mengikuti mobil box yang melaju di depannya.
*****
Mereka tiba di tengah padang yang dikelilingi oleh hutan rimba. Jonathan masih pingsan dan berada di kursi dengan tangan dan kaki yang diikat rapat di tengah padang itu.
Beberapa anak buah Arya meletakkan daging-daging segar di sekitar Jonathan.
"Sadarkan dia." Perintah Arya pada anak buahnya.
Dengan kasar anak buah Arya menepuk-nepuk pipi Jonathan. Dia tersadar. "Dimana aku? Arya yang akan kau lakukan padaku?" Tanya Jonathan ketakutan. Wajahnya panik melihat kanan kiri tangannya ditali dengan rapat oleh Arya.
"Tenanglah jangan panik. Tunggu aku akan memanggil teman-temanku." Seru Arya pada Jonathan. "Tapi sebelum itu, aku akan membuat hidangan pembuka untuk teman-temanku." Ucapnya sambil mengeluarkan belati lalu menyayat tangan dan juga pipi Jonathan. Pria itu berteriak kesakitan dan minta ampun. Arya tersenyum tak bergeming.
Darah bercucuran di tubuh Jonathan, Arya mengambil langkah mundur dan menjauhi Jonathan. Lalu di bersiul tiga kali dengan keras.
Beberapa kawanan burung gagak datang lalu hinggap dibagian titik tubuh Jonathan. "Aaaaaarrggh Aryaaa Aryaaaaa kau tembak saja aku tolong jangaaaan siksa akuuu.." teriak Jonathan.
"Aku hanya membiarkanmu menikmati saat-saat terakhirmu. Seperti yang biasanya kau lakukan." Kata Arya. "Teman-teman makanlaah yang kenyaang." Teriak Arya pada gagak-gagak itu. Teriakan Jonathan menggema di hutan itu, Arya terus pergi meninggalkan Jonathan tanpa menoleh ke belakang.
*****
Arya, Amanda dan Olivia tengah menikmati sarapan paginya. Ketiganya mengobrol dan sesekali bercanda. Ponsel Olivia berdering.
"Haloo.." kata Olivia. "Apa?? I-iya iya aku akan kesana sekarang." Olivia menutup ponselnya, wajahnya panik. "Ibu, apa semua baik-baik saja?" Tanya Amanda.
"No sayang. Arya, Ibu harus pergi. Ada sesuatu yang harus Ibu selesaikan." Kata Olivia pada putranya.
Arya mengangguk. "Baiklah Bu, aku tahu ini pasti tentang kekasih Ibu kan?" Tanya Arya yang tak gelisah sedikitpun melihat Ibunya cemas. "Aryaa..." seru Olivia lirih. "Iyaa Bu, pergilah. Hati-hati." Kata Arya pada Ibunya. Olivia mengangguk lalu mencium kening Amanda dan menepuk pundak Arya dan pergi diikuti oleh dua orang anak buah Arya.
*****
Amanda turun dari mobil Arya, pria itu membukakan pintu untuk istrinya. Lalu mengecup pangkal kepalanya.
"Kau ingat kata-kataku. Jangan takut, aku akan selalu bersamamu." Kata Arya dengan tersenyum. "Iya sayang." Jawab Amanda pelan.
Dari jauh Kamila dan Melisa melihat semua itu. "Mah..mamah aku mau pria yang bersama itik itu jadi milikku Mah.. dia tampan dan kaya Mah, lihat Mah mobilnya mewah sekali." Rengek Kamila pada mamanya.
"Kau tenang saja, Mama akan cari tahu siapa pria itu. Mama pastikan dia akan menjadi milikmu." Ujar Melisa.
"Kakaaaaakk.." teriak suara yang tak asing di telinga Arya dan Amanda. "Buaya ini lagi." Gerutu Arya. Marsel mendekat ke arah mereka lalu memeluk Arya sesaat. "Jangan kurang ajar ya. Menjauh dariku." Perintah Arya membuat Marsel mundur dua langkah.
"Aku akan menjaga Amanda dengan seluruh jiwa ragaku Kak. Ini janjiku padamu." Ucap Marsel pada Arya. Amanda yang melihat tingkah Marsel tertawa sekaligus heran. Sejak kapan suaminya dan Marsel itu akrab?
"Jika kau mengkhianatiku kau akan mati. Kau mengerti?" Kata Arya tegas. "Siap." Ucap Marsel dengan gerakan hormat kepada Arya. "Astaga buaya ini." Kata Arya lalu masuk ke dalam mobil dan pergi.
Kamila menatap Melisa begitu pula sebaliknya. "Sepertinya kau tahu harus mendekati siapa untuk mengetahui siapa pria itu." Kata Melisa dibarengi anggukan kepala Kamila.
*****
"Bagaimana dengan Jonathan?" Tanya Arya pada Ikbal.
"Pagi ini mayatnya sudah kita kirim ke rumahnya Bos." Jawab Ikbal cepat.
"Bagus!!"
"Kita juga sudah mengalihkan kepemilikan beberapa hektar ladang tembakau milik Jonathan menjadi namamu Bos."
"Hmm itu hanya bagian kecil yang pernah dia curi padaku. Jual ladang itu. Bagikan pada yayasan panti asuahan dan panti jompo yang membutuhkan. Hmm satu lagi jangan lupakan panti yang pernah didatangi istriku sebelumnya." Perintah Arya.
"Siap Bos."
"Kau sudah donasikan hasil penjualan barang kita untuk Rumah Sakit milik ayahku?" Tanya Arya. "Sudah Bos." Arya mengangguk lalu tersenyum sambil melihat gedung-gedung di sisi kanan jalan.
Bersambung....
Haii gimana kabar hari ini?
Sehat sehat yaa penggemar setia AryAmanda cabang wp. Hehehe..
Jangan lupa vote, thanks untuk komen,kritik dan sarannya. Iloveyou guys 💜💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...