Arya tiba di ruangannya. Pria itu sesekali menatap wajah istrinya. Terlihat tenang dan biasa saja setelah kejadian di lobby, malah beberapa kali amanda bertanya tentang karyawannya dan menyapa beberapa dari mereka dengan senyumnya yang cantik. "Aman nih.." batin Arya sambil menghela nafas yang panjang.
"Sayang, kita pulang aja yuk?" Ajak Arya kemudian. "Enggak mau, aku mau disini." Jawab Amanda sambil memakan kue cokelat di meja suaminya. "Ok baiklah momny dan dedek mau nemenin daddy kerja yaa?" Ujar Arya yang berjongkok dihadapan istrinya yang duduk dan sedang asik mengunyah itu. "Heem daddy.." Amanda menimpali.
Tiba-tiba pintu dibuka..
"Arya.." teriak Amel dengan suara seraknya. Gadis itu melihat kemesrahan yang terjadi di hadapannya. Hatinya semakin panas dan tak terima. Amanda mengerutkan keningnya, tak percaya jika Amel sampai ke ruangan suaminya. "Besar juga nyali dia." Batin Amanda.
"Nona Amel, jangan melakukan hal di luar batas. Keluar dari sini." Perintah Ikbal yang sudah berada di hadapan Amel. "Kau jangan mengancamku. Kau disini hanyalah pelayan Arya." Jawab Amel. "Arya, aku tau kau pasti masih mencintaiku. Berikan kesempatan padaku sekali lagi. Aku mohon... aku juga akan menemui nenekmu dan meminta maaf." Katanya lagi.
Arya berdiri dan menyunggingkan senyum sinisnya. "Siapa yang bilang aku masih mencintaimu?" Tanya Arya dengan santai. "Bertemu nenek? Hahaha pergilah. Temani juga nenek disana di kuburan." Lanjut Arya dengan tatapannya yang tajam. Amel terdiam, otaknya mencoba mencerna kata-kata Arya. "Ma..maksut kamu nenek sudah tiada?" Tanya Amel lagi. Gadis itu semakin merasa bersalah dan keinginannya untuk mendapatkan Arya kembali semakin bulat. "Kumohon terima aku lagi Arya. Aku akan menebus kesalahanku padamu." Ujarnya. Rasa malu sudah tak dihiarukan lagi. Beberapa anak buah Arya seperti sudah siap untuk mengusirnya namun di tahan olehnya.
"Aku akui keberanianmu sebagai perempuan. Memperjuangkan cintamu yang telah kau sia-siakan sebelumnya. Kadang-kadang yang tersisa dari kita sebagai perempuan hanyalah harga diri. Selamatkan itu dan jangan bicara omong kosong." Ucap Amanda tegas. "Kau pasti ingat benar bagaimana kau dulu meninggalkannya? Kau sudah diberi kesempatan. Tapi kau juga yang menyia-nyiakannya." Tegas Amanda lagi, membuat Amel terdiam.
"Jangan ikut campur, disini kamulah orang ketiga diantara aku dan Arya." Ucap Amel dengan percaya diri. Amanda tertawa mendengar itu, begitupula dengan Arya. "Sadarlah Mel, kita sudah berakhir. Tak ada yang tersisa darimu untukku. Kau sendiri yang sudah membawa semuanya pergi." Kata arya sembari memeluk pinggang istrinya. "Pergilah sekarang.. pergi dari sini sebelum kesabaranku habis. Jangan buang-buang waktuku." Kata Arya lagi sambil mengibaskan tangannya pada Amel.
"Aku tidak akan pergi sebelum kau mau kembali padaku." Jawab Amel lantang. "Itu maumu jangan sesali apapun." Jawab Arya yang dengan cepat menarik Amanda ke dalam pelukannya. Keduanya saling bertatapan dan menyatukan bibir mereka. Ciuman romantis itu terjadi tepat di depan mata Amel.
Amel menangis dengan marah lalu pergi meninggalkan ruangan Arya. Ikbal keluar dan menutup pintu. Melihat ruangan kembali sepi Amanda melepaskan pagutan bibir suaminya. "Segitu aja? Lagi dong sayaang.." ujar Arya yang berlagak seakan tak terjadi apa-apa. Amanda menghela nafas lalu duduk. "Aku iba melihatnya seperti itu. Melihatmu bahagia sepertinya dia ingin menjadi bagian dari kebahagiaanmu." Ujar Amanda kembali memakan kue cokelatnya.
"Penyesalannya sudah terlambat. Aku tak ingin berurusan lagi dengannya sayang." Kata Arya dengan membuka mulutnya ingin disuapi kue pula oleh istrinya. Amanda tersenyum, wanita itu kemudian mencium pipi suaminya.
*****
Amel kembali ke ruangannya. Tangannya mengepal ke meja, tangisnya pecah. Gadis itu melempar beberapa dokumen di mejanya ke sembarang arah. "Aaaaarrgghhhh Arya... aku tau kau masih mencintaiku. Bagaimana bisa kau melupakanku begitu saja." Ujarnya sambil terus menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...