4

241 25 5
                                    

Salah satu penguji tampak mengangkat tangannya. "98 orang yang berdiri ... dieksekusi dan 94 orang lainnya, kalian lulus dan bisa melanjutkan ujian selanjutnya."

Vildory kaget bukan main, padahal dia yakin dia masuk kategori orang-orang yang akan dikeluarkan. Namun, Vildory justru masuk ke dalam orang-orang yang lolos masuk ke ujian kedua. Dipikir berulang kali pun, Vildory yakin bahwa apa yang 98 orang lakukan adalah jawaban yang benar. Entah ini sebuah keberuntungan atau mungkin penguji yang melakukan kesalahan.

"Kenapa begitu? Bukankah kami sudah melakukan kebalikan dari apa yang diperintahkan? Kenapa kami yang dieksekusi?" komentar lot 4 karena dia yang berdiri paling dekat dengan pengawas. Mewakili yang lainnya bahwa mereka memberikan jawaban yang benar.

"Kalian yang sudah lulus, ada yang bisa memberikan jawaban pada komentar lot 4?" tanya penguji kepada mereka yang duduk.

Lot 9 pun berdiri untuk memberi jawaban. "Mereka yang berdiri untuk memberi jawaban hanyalah mereka yang mematuhi aturan. Sementara ujiannya, lakukan kebalikan dari apa yang diperintahkan. Lalu, perintahnya adalah, Dengarkan aturannya!"

Dengan kata lain, yang harus dilakukan adalah jangan dengarkan aturannya. Sementara aturan yang disebutkan adalah tidak ada yang boleh meninggalkan ruangan. Jika aturannya diikuti, maka disitulah letak kesalahan bagi mereka yang menjawab dengan berdiri. Begitu kesimpulan yang lot 9 dapatkan.

"Apa ada yang tidak terima dengan jawaban yang diberikan lot 9?" tanya penguji lagi dengan melipat tangan di depan dada.

Satu lagi dari mereka yang berdiri mengangkat tangan untuk memberikan penolakan. Tentu saja hal kecil itu akan diperdebatkan karena seperti yang dari awal disebutkan, bahwa nyawa mereka adalah taruhan. Hanya Vildory saja yang baru mengetahui ujian masuknya dengan taruhan nyawa. Karena mereka yang lainnya berasal dari keluarga terpilih dan sebagian lagi dari jalur undangan.

"Kalau benar kebalikan dari perintahnya adalah jangan dengarkan aturan, maka kebalikan dari perintah selanjutnya adalah, silahkan duduk bagi yang tidak setuju!" sahut lot 106.

Dengan kata lain, perintahnya di sini tidak hanya jangan dengarkan aturan saja dan aturannya hanya Tidak ada yang boleh meninggalkan ruangan selama ujian berlangsung. Namun, perintah selanjutnya adalah Berdiri bagi yang tidak setuju, kebalikannya adalah duduk bagi yang tidak setuju. Begitu pikir lot 106.

Vildory tampak kesusahan menghela napas. Awalnya Vildory pikir jawaban dari lot 9 akan menyelamatkannya. Namun, bantahan lot 106 membuatnya berpikir apa yang lot 106 katakan adalah jawaban yang tidak akan ada lagi bantahan. Perintah di sini tidak hanya satu, sepertinya penguji bisa saja membenarkan jawaban tersebut dan memutarbalikkan keadaan. Bahwa yang duduklah yang dinyatakan dieksekusi.

Sebelum pengawas memberi penawaran, satu orang yang duduk sudah mengangkat tangan. Bersedia memberi bantahan bahwa apa yang penguji putuskan tidak pantas untuk diperdebatkan. Dia yang memegang lot 13 terlihat yakin dengan apa yang akan dia utarakan.

"Penguji tadi mengatakan gong di ujung sana adalah pertanda mulainya ujian dan itu sudah dimulai saat percobaan tadi. Jadi, pada gong yang dipukul untuk kedua kali, maka itu adalah pertanda ujian telah selesai. Sementara perintah berdiri bagi yang tidak setuju disebutkan setelah gong kedua dibunyikan."

Dengan kata lain, saat gong dibunyikan pertama kali, itu adalah pertanda mulainya ujian. Sementara gong dibunyikan untuk kedua kalinya, itu pertanda berakhirnya ujian. Bukan seperti yang sebagian orang pikirkan, bahwa gong yang dibunyikan untuk kedua kalinya adalah pertanda mulainya ujian. Di sini, yang diuji bukan hanya sekedar ketelitian, tapi juga kecerdasan. Begitu pikir lot 13.

Akademi Para PetarungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang