20

163 8 0
                                    

Sedikit demi sedikit, Vildory mulai menguasai semua materi mengenai hantu. Makhluk yang harus dibasmi keberadaannya untuk menjaga kedamaian di dunia manusia. Cara membasminya tentu Vildory juga sudah mempelajarinya. Namun, turun langsung ke medan perang belum pernah dilakukannya. Itu karena petarung tingkat satu belum dibolehkan turun langsung melakukan pembasmian. Dengan maksud lain, petarung tingkat satu hanya memfokuskan diri dalam pembelajaran dan baru bisa terjun ketika menginjak tingkat dua. Tentu saja pengalaman diperlukan di sini karena sangat tidak mungkin untuk membiarkan para pemula turun langsung melakukan pembasmian. Hal itu hanya akan mengakibatkan kehilangan banyak nyawa karena hantu tidak bisa dibasmi dengan mudah.

Selama ini Vildory juga banyak mempelajari beladiri karena keahlian dalam beladiri tentunya juga dibutuhkan. Sayangnya pemuda itu mempunyai fisik paling lemah di antara yang lain. Tentu saja karena selama ini dia hidup dalam kemanjaan dan sangat jarang melakukan perkelahian. Bahkan satu-satunya perempuan dalam kelas mereka mampu mendapatkan posisi ketiga sebagai petarung dengan nilai tertinggi di tingkat satu. Jelas posisi satu dan dua ditempati oleh dua orang yang dari awal sudah mencetuskan persaingan. Di sini Bayumi mendapat posisi pertama dan Ale pada posisi kedua.

Dalam menggunakan kekuatan setengah iblis yang tingkat satu, Vildory berada pada posisi paling bawah. Sampai sekarang pun dia tidak mengerti bagaimana cara mengeluarkan wujud setengah iblis miliknya. Dan yang paling memalukannya lagi, delapan orang lainnya di tingkat satu sudah bisa melakukannya. Bahkan, mereka juga sudah bisa mengetahui sihir petarung mereka. Di liat dari type petarungnya, posisi pertama diperoleh oleh Ale dan Bayumi pada posisi kedua. Dari awal pun Ale-lah yang paling pertama bisa mengetahui langsung sihir petarungnya tanpa perlu latihan khusus sebelum tes dilakukan.

Dalam peringkat semua petarung pun, pastinya Vildory masih berada pada posisi akhir. Kategori peringkat memang pastinya sulit didapat karena para senior tentunya tidak akan mudah dijatuhkan dari peringkat mereka. Karena pastinya mereka semua mahir-mahir. Namun, di sini lagi-lagi Ale dan Bayumi menunjukkan kebolehan mereka dalam menyaingi para senior. Dua orang itu mampu mendapat peringkat dua puluhan, dengan Bayumi pada peringkat dua puluh lima dan Ale pada peringkat dua puluh enam. Hanya mereka berdua saja yang mampu menyaingi senior karena tujuh orang lagi di tingkat satu masih berdiri pada peringkat paling bawah.

Mengingat kemampuannya yang belum juga bisa ditunjukkan, Arnold pun mulai cemas dengan keadaan. Karena kalau dalam waktu satu bulan ke depan Vildory masih belum bisa menggunakan kekuatannya, sudah dipastikan pihak akademi akan melakukan pengeluaran. Jika itu terjadi, maka rencana membawa Valta keluar dari akademi akan berakhir penyesalan. Untuk itu, Arnold memaksa Vildory agar dilatihnya supaya anak itu tidak ketinggalan.

Kini, Vildory baru saja menyanggupi dan Arnold langsung meminta waktu senggangnya untuk berlatih. Membawa Vildory ke belakang akademi di mana hanya ada hutan yang mendominasi. Tentu saja karena lokasi akademi yang memang dikelilingi hutan tanpa adanya bahaya dari makhlum yang mengancam mati. Karena seperti yang sudah diketahui, tidak ada binatang di sini kecuali hantu binatang yang menghampiri.

"Pelajaran pertama yang harus kaupelajari adalah menyeimbangkan pisau pada satu jari!" terang Arnold langsung pada inti.

Tak banyak bertanya, Vildory langsung menyanggupi karena sama seperti Arnold, Vildory juga cemas kalau saja dia mendapat ancaman ke luar dari akademi. Vildory hanya diam di posisi saat Arnold mengeluarkan sebilah pisau yang entah dari mana diambilnya. Membiarkan pisau itu mengambang di udara karena Arnold juga menguasai elemen angin sebegaimana Vildory yang dikategorikan sebagai pengguna api. Cara menyembunyikan diri bagi Arnold sudah pernah diterangkan sebelumnya. Yaitu, dengan cara memanipulasi udara agar yang dilihat orang lain hanyalah hampa.

"Lakukanlah!" perintah Arnold yang membuat Vildory mengambil pisau di udara itu.

Kemudian, Vildory mulai melakukannya seperti apa yang Arnold perintahkan. Meletakkan punggung pisau itu di jari telunjuk kanan dan mulai melakukan penyeimbangan. Meski dalam hati kecilnya Vildory berpikir apa yang Arnold perintahkan tidak akan menghasilkan perkembangan. Tetapi, karena Arnold lebih mengerti daripada dirinya, Vildory tidak punya pilihan selain melakukan persetujuan.

Akademi Para PetarungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang