31

114 11 0
                                    

"Kemarikan tangan kalian berdua!" pinta Arnold saat sudah yakin rencana mereka akan berhasil.

Vildory dan Ale pun menyanggupi, sama-sama menjulurkan jari telunjuk mereka dan menunggu Arnold melakukan tugasnya. Baik Vildory maupun Ale, terlihat gugup karena kegagalan mungkin saja menimpa. Kalau benar itu terjadi, masalah ke depannya tak bisa dibayangkan akan seperti apa.

"Hei, Arnold. Jangan terlalu dalam melukaiku, ya!" peringat Vildory yang terlihat membuka dan memicingkan mata.

"Kau lupa, ya? Belakangan ini kau sering melukai dirimu sendiri untuk mengasah kekuatanmu itu! Lalu, sekarang kau takut hanya dengan goresan kecil cakarku saja? Jangan bercanda, Vil!" dengkus Arnold.

"Itu berbeda, saat aku melukai diriku sendiri, aku tidak masalah. Hanya saja aku takut dilukai orang lain," debat Vildory yang membuat Arnold berdecak sebal. Pemuda itu selalu saja mempermasalahkan hal yang tidak seharusnya. Bisa dibilang, pemikirannya masih terlalu kekanak-kanakan.

Tak peduli lagi dengan ocehan Vildory, Arnold mulai melakukan aksinya. Menggores dengan cepat kedua jari pemuda di hadapan. Kemudian, tetesan darah dari jari keduanya sudah menyatuh di dalam mulutnya. Barulah setelahnya luka mereka Arnold balut dengan ekornya, sebab luka kecil seperti itu akan mudah sembuh bagi mereka berdua. Kalau itu terjadi, maka menyembunyikan Vildory dan Ale akan gagal. Karena salah satu syaratnya adalah, luka keduanya harus menyentuh ekor Arnold terlebih dahulu.

Samar, namun Arnold yakin tadi dia melihat Vildory memakai wujud setengah iblisnya. Tetapi, itu hanya sekilas saja dan mungkin juga hanya ilusi saja. "Baiklah! Naik ke punggungku sekarang biar cepat. Efeknya tidak akan lama!" perintah Arnold berikutnya yang sudah siap dengan wujud besarnya.

Tak perlu banyak bertanya, keduanya mengikuti perintah dengan sigap. Waktu mereka pun tak boleh disia-siakan karena Vildory hanya satu jam tanpa pengawasan. Mengingat waktu mereka yang kemungkinan telah terpakai lebih kurang 15 menit, maka pertemuan dengan Valta harus bisa diselesaikan dalam waktu 45 menit saja. Memang terbilang waktu mereka cukup banyak, namun setelah ini mereka juga harus meninggalkan jejak pertanda sudah melakukan latihan. Sebab, alasan mereka dibebaskan jelas adalah latihan yang Ale minta tanpa ada orang yang mengawasi. Kalau saja bekas latihan tak ditemukan, maka apa yang telah mereka lakukan satu jam itu akan dipertanyakan.

Di lantai atas, tiga penjaga pun ditemukan mengawasi di dekat jenjang. Untunglah mereka tak berjaga di dekat sel Valta, sebab jika efek menghilang yang Arnold timbulkan habis, maka tamatlah sudah. Melewati penjaga pun Arnold tampak mengendap agar suara langkah dan energi yang berhembus oleh kedatangan Arnold tak terlacak oleh mereka.

Berhasil, Arnold pun langsung berhambur ke depan sel Valta. Menghapus efek menghilangnya dan kembali ke ukuran semula. Di sana, mereka temui Valta dalam keadaan menatap jauh entah ke mana. Bersikap layaknya tak menyadari kehadiran Vildory yang jelas-jelas menimbulkan sakit di tubuhnya. Meski terekam bagaimana tubuh itu menahan sakit, tapi tatapannya sama sekali tak berubah. Mengabaikan tiga orang yang menghampirinya dan bersikap layaknya patung tak bernyawa.

"Kak!" panggil Vildory pelan agar suaranya tak sampai terdengar oleh para penjaga.

Tangannya Vildory ulurkan ke dalam sana sebagaimana yang biasa mereka lakukan pertama berjumpa. Namun, keadaan tak terkira membuat siapa saja membelakkan mata. Tangan Vildory yang terulur, Valta empaskan dengan kasar. Kemudian, mata itu akhirnya menatap Vildory dengan tatapan marah. Membuat Vildory merasakan sesak yang luar biasa, bahkan lebih sakit dari awal pertemuan mereka yang mengharuskan Vildory melihat siksaan yang Valta terima. Menimbulkan getaran pada tubuh Vildory dan memanaskan area mata.

"Kakak, kau marah ... padaku?" tanya Vildory dengan getaran suara yang sangat kentara, "Maafkan aku!" lirih Vildory tak berani membalas tatapan marah Valta yang tak surut sama sekali.

Akademi Para PetarungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang