16

166 12 0
                                    

Di saat jam pelajaran usai, Vildory bersiap untuk mengunjungi Valta. Semalam Arnold sudah mengabarkan padanya bahwa Valta menginginkannya datang setiap hari. Membuat Vildory selalu menantikan waktu usainya pelajaran di kelas. Dengan begitu, waktu untuk bertemu dengan kakaknya akan segera menyapa. Vildory memang begitu orangnya, dari dulu dia sangat mengharapkan punya seorang kakak untuk diajaknya bercerita. Tak jarang pula Vildory bertingkah seperti anak kecil agar orang-orang memperlakukannya seperti adik mereka. Namun, bukannya dianggap sebagai adik, sebagian orang malah menjauhinya dan sebagian lagi mungkin hanya berpura-pura.

Vildory langsung berlari menaiki tangga, sampai-sampai Vildory mengabaikan Arnold yang sedari tadi sudah menunggunya. Belum ada dua tangga yang dinaikinya, langkah Vildory sudah tertahan oleh bunyi jam di tangan kirinya. Sedari awal ujian terakhir diselenggarakan, benda itu tak pernah terlepas dari tangannya. Bukan karena Vildory tak ingin melepasnya, tapi karena benda itu sendiri yang tak bisa lepas dari tangannya. Untuk masalah itu Vildory tak merasa risih karena yang lain pun sama, bahkan para senior pun memakainya juga.

Adu Tarung disetujui. Harap menyaksikan!

Peringatan pada jam di tangannya membuat Vildory kebingungan dan menggaruk bagian belakang kepala. Ini kali pertamanya benda itu berbunyi dan pastinya itu mengundang tanya.

"Ada yang akan mengadakan pertarungan untuk menaikkan peringkat! Kau harus melihatnya, hal ini wajib bagi setiap murid akademi!" terang Arnold.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, ada tarung adalah ajang untuk mendapatkan dan mempertaruhkan peringkat di akademi. Adu tarung disetujui apabila seseorang menantang orang lain demi menaikkan peringkat yang selama ini telah dicapai. Pada jam di tangan Vildory, tertulis angka 23:18 yang berarti peringkat dua puluh tiga menantang peringkat delapan belas untuk merebut peringkatnya. Lalu, sebagai pihak yang ditantang, peringkat delapan belas telah menyetujuinya dan adu tarung akan segera dilangsungkan.

Hal ini membuat Vildory memanyunkan bibir, pasalnya dia akan segera menemui Valta. Namun, harus ditunda karena adu tarung wajib disaksikan oleh setiap siswa. Mau tidak mau, Vildory harus menahannya karena Vildory yakin akan ada hukuman bagi yang tidak menyaksikan.

"Ah, sial!" kesal Vildory sambil mengubah langkah menuju bangunan asrama.

Tentu saja Vildory sudah sedikit mengetahui, bahwa di posisi tempat para senior lainnya berdiri semasa Vildory baru pertama kali memasuki akademi, adalah tempat untuk menyaksikan jika ada adu tarung. Tepat di posisi para murid baru berdiri di hari pertama, itu adalah aula tempat diadakannya adu tarung.

Selang beberapa saat setelahnya, peringkat dua puluh tiga dan delapan belas pun sudah berada di tengah-tengah. Menunggu aba-aba pertanda mulainya adu tarung untuk menentukan siapa yang lebih layak menduduki posisi delapan belas. Akankah peringkat delapan belas masih bisa mempertahankan peringkatnya atau mungkin peringkat dua puluh tiga akan mengambil alih peringkatnya. Semua itu tergantung pada pertarungan yang akan diselenggarakan sebentar lagi.

"Mulai!" ucap petinggi yang berperan sebagai wasit di pertarungan ini.

Ya, seperti inilah hidup di akademi. Bertarung adalah cara untuk menentukan siapa yang paling kuat dan siapa yang paling berkuasa. Di sini, hukum rimba berlaku, yang mana yang paling kuatlah yang berkuasa. Setahun lebih ini Noa yang memegang peringkat pertama dan semenjak hampir dua tahun ini, tak ada lagi yang berani menantangnya. Untuk itu, peringkat pertama tak pernah berubah.

Kini, yang sedang bertarung adalah peringkat delapan belas, setengah iblis tanduk satu yang bernama Pluto dan peringkat dua puluh tiga setengah iblis tanduk tiga bernama Sandy. Tipe petarung tanduk satu adalah manipulasi suara dan tipe petarung tanduk tiga adalah bisa menggandakan anggota tubuhnya.

Akademi Para PetarungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang