54

100 8 0
                                        

Saat ini, Vildory, Ale, dan Arnold sedang berada di sel Valta. Menyusup sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka. Kini, mereka melakukannya lagi, tidak peduli dengan para penjaga yang mengetahui. Mengingat petinggi akademi yang katanya sudah tahu identitas Vildory sebenarnya. Tidak tertutup kemungkinan, mereka mengetahui seringnya Vildory menemui Valta. Hal itu sudah tidak mereka pedulikan lagi, selagi tidak ada yang mendengar apa yang Vildory bahas dengan Valta.

Yakinnya Vildory bahwa penjaga tak mendengar ucapan mereka, jelas karena rencana membawa Valta ke luar dari sini pernah dibahas di sini. Lantas, Vildory pasti akan mendapat masalah saat itu juga. Karena hal itu terlalu bertentangan dari aturan di akademi.

"Kak, apa kau pernah berbicara dengan Noa?" tanya Vildory memenuhi maksudnya menemui Valta.

Pertanyaan Vildory dilandaskan dengan nama Valta yang terdapat di halaman pertama bukunya. Pastinya Noa pernah menemui Valta atau sejenisnya. Sebab, tak akan mungkin Noa mau mempercayakan buku berisi rahasia itu kepada orang sembarangan seperti Valta. Akan masuk akal kalau Noa mempercayakan bukunya hanya kepada Nigi saja. Sebab, Valta di sini hanyalah tahanan akademi, memangnya apa yang bisa diharapkan dari orang yang tidak bisa berbuat apa-apa?

"Kau membunuhnya!" Jauh dari harapan Vildory, bila Valta akan menjawab pertanyaannya, rupanya Valta mengatakan sesuatu yang menudingnya melakukan hal yang salah.

"Aku tidak sengaja!" jawab Vildory malu mengangkat kepala, "Dia sendiri yang memintanya, dia sendiri juga yang memanfaatkan kemampuanku untuk membunuhnya!" jelas Vildory lagi berharap Valta tak menganggapnya bersalah.

"Apa kau bilang? Dia yang memintanya? Kau tidak pernah memberitahuku sebelumnya! Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Ale menyelah.

"Tidak ada yang kusembunyikan darimu! Noa sendiri yang memintanya, tapi aku menolaknya dan dia memaksa. Memang tidak masuk akal seseorang meminta untuk dibunuh, tapi aku sungguh-sungguh mengatakannya!" aku Vildory.

Untuk masalah permintaan Noa, entah kenapa Vildory tak ingin membaginya dengan Ale sementara waktu. Seakan ada sesuatu yang melarangnya memberi tahu Ale. Masalah ini, cukup dia sendiri yang menyimpannya dan semoga saja tidak ada masalah dengan menyembunyikannya.

Sejenak, Ale tampak berpikir. "Apa mungkin dia memilih mati agar tak terjadi pertikaian antar petarung sepuluh besar?" tanya Ale menggosok dagu.

"Seperti yang kau pikir, aku juga merasa begitu!" Itu Arnold yang ikut bersuara.

Hanya Vildory yang sepertinya tidak mengerti. Terbukti dengan Valta yang menolehkan kepala. Yang mana awalnya dia tampak membuang muka dan seolah menolak membahas Noa.

"Bisa kalian jelaskan padaku? Aku tidak begitu mengerti!" ucap Vildory bertanya dengan kepala yang dia miring-miringkan memikirkan maksudnya.

"Kau tahu bukan, jika Noa masih hidup, kau yang naik ke peringkat pertama akan membuat Noa turun ke peringkat kedua. Maka peringkat akan bergeser sampai ke peringkat lima, kurasa mereka tidak akan terima jika peringkat tinggi seperti mereka dijatuhkan olehmu! Apa kau mengerti maksudku?" terang Arnold.

Vildory tampak sedikit mengerti, memang benar jika Noa masih hidup peringkat akan bergeser. Mereka pasti tidak akan terima karena peringkat sepuluh besar adalah kebanggaan mereka. Terlebih, lima teratas yang akan menjadi masalah jika Noa masih hidup saat ini juga. Lantas, jika dia tidak ada, maka peringkat lima besar tak akan mengalami pergantian. Justru peringkat tujuh ke bawah yang akan menaiki peningkatan dan itu tidak akan menimbulkan masalah. Begitu kepalanya menyaring perkataan Arnold, Vildory menganggukkan kepala.

"Kurasa tak hanya karena hal itu, pasti ada hal yang lebih besar dari itu!" selah Valta tak begitu percaya jika alasannya hanya sebatas itu. Alasan itu memang masuk akal, namun kemungkinan masih ada hal yang lebih besar yang menjadi alasannya.

Akademi Para PetarungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang