17

142 11 0
                                    

"Vil, ayo! Katanya kau ingin bertemu Valta?" komentar Arnold kala melihat Vildory masih terdiam di posisi.

"Arnold, bukankah laga hanya membuat semua orang saling membenci? Lalu, kenapa semua orang menyetujui kebijakan ini? Bukankah akan lebih baik saling berteman saja? Melihatnya saja aku benci, untuk itu aku tidak akan pernah menantang dan juga tidak akan menerima tantangan dari siapapun!" ucap Vildory dengan tatapan masih lurus ke aula pertarungan.

Arnold mengeong pelan, apa yang tengah Vildory bimbangan memang sesuatu yang pantas disebut kesalahan. Kebijakan yang Vildory ambil untuk tidak akan menerima tantangan dan juga menantang juga bukan sesuatu kesalahan. Namun, di sini ada penjelasan yang perlu Arnold sampaikan agar anak itu tidak salah mengambil keputusan.

"Kau benar, pertarungan laga ini hanya akan memancing kebencian, tapi kau tetap harus melakukan jika tidak ingin harga dirimu disepelehkan. Tidak menerima tantangan pertarungan katamu? Hahaha ... jangan konyol, siapapun tidak akan mau berada di peringkat akhir." sahut Arnold sedikit terdegar meremehkan.

"Biarkan saja, kan sekarang aku memang berada di peringkat akhir, aku hanya tidak ingin dibenci," sahut Vildory cepat.

Peringkat Vildory yang katanya berada diakhir adalah suatu kebenaran. Karena peringkat anak baru disaring berdasarkan waktu tempuh mereka menuju akademi pada ujian penentuan. Untuk itu, Vildory yang datang paling akhir harus rela menerima peringkat terakhir pula. Dengan jumlah siswa yang sekarang menjadi 67 keseluruhannya dan Vildory sebagai pemegang angka yang menyatakan keseluruhan siswa tersebut.

Arnold menatap Vidory kesal. "Jangan egois, Vildory, di sini kau tidak butuh teman. Semua orang pun begitu, yang dibutuhkan di sini adalah keahlian, bukan teman!" tekan Arnold.

Apa yang dikatakan Arnold tak sepenuhnya benar, namun tak pula sepenuhnya salah. Karena yang dibutuhkan di sini memang keahlian, tapi masih ada beberapa di antara mereka yang menjalin pertemanan. Meski banyak di antaranya lebih memilih sendirian. Karena ujung dari sebuah pertemanan hanya akan ada pengkhianatan, itu adalah sebuah kepastian. Bahkan, sebuah persaudaraan bisa saja hancur hanya karena sebuah kekuasaan. Bagaimanapun juga, semua orang akan mengutamakan puncak dan tak akan segan menjatuhkan seorang yang mereka sebut teman. Karena di posisi peringkat satu sana, ada sebuah kebijakan yang menyatakan boleh mengajukan sebuah permohonan kepada pihak akademi dan pasti akan dikabulkan. Permohonan yang tentunya tidak akan memberatkan pihak akademi dan pastinya menguntungkan untuk pihak yang mengajukan permohonan.

"Tapi---"

"Vil, jika kau tak ingin bertarung, maka kau bisa saja mendapat teguran dan akan di eksekusi dari akademi. Apa kau mau itu terjadi sebelum kau bisa menyelamatkan Valta?" potong Arnold tak sekali pun punya niatan untuk berbohong.

"Eksekusi? Maksudmu aku akan dibunuh sama seperti peserta yang gagal masuk akademi?" ungkap Vildory sedikit membelalakkan mata, mengingat bagaimana ujian masuknya yang dinyatakan eksekusi mati bagi mereka yang gagal.

"Tentu saja tidak. Memangnya kau percaya mereka akan mengeksekusi mati orang sebanyak itu? Itu hanya gertakan, Bodoh. Mereka yang gagal hanya butuh dihapus ingatannya dan setelahnya dikembalikan ke pihak keluarga dengan jaminan masuk SMA biasa!" terang Arnold sedikit kesal dengan Vildory yang seenaknya percaya dengan ancaman yang diberikan, "Bagaimanapun juga, tugas kita di sini adalah membasmi habis para hantu untuk menyelamatkan umat manusia," lanjut Arnold.

Benar, ancaman untuk mereka yang gugur dalam ujian hanya sekedar gertakan saja. Hal itu dilakukan untuk menguji keseriusan mereka dalam mengambil peran nantinya. Jangan sampai murid akademi Elvalon hanya berisikan murid-murid yang gila harta. Seperti yang Arnold katakan, tujuan akademi didirikan adalah untuk menyelamatkan umat manusia dari ancaman hantu yang mungkin saja menerobos masuk ke dunia mereka.

Akademi Para PetarungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang