Ruangan yang baru pertama kali ditapaki dan juga sepasang mata yang baru saja dikenali. Kini mata itu menatap Vildory dengan dingin. Membuat air ludah terus tertahan di dalam mulut Vildory tanpa membolehkan dia untuk menelannya. Tatapan itu sama sekali tak melepaskan pandangnya dari Vildory yang berdiri di hadapan sebagai tersangka. Dua penjaga yang tadinya membawa Vildory kemari pun masih setia mengapitnya. Seakan menjaga Vildory kalau saja ada niatan untuk mengecoh mereka. Andai mereka tahu, jangankan berlari, sekedar untuk mencari celah Vildory saja tidak bisa. Karena memang kemampuannya masih di bawah rata-rata.
"Ardean Vildory?" tanya George Billbar yang menyandang gelar Kepala Sekolah ---lebih tepatnya Pimpinan Akademi, "Bisa menjawab pertanyaan saya dengan jujur?" tanya Billbar yang memaksa Vildory menganggukkan kepala.
"Apa hubunganmu dengan Zhu Valta?" tanya Billbar yang membuat jantung Vildory semakin kehilangan irama.
Vildory menggeleng sebagai jawaban, kalau benar dia menjawab sejujurnya, maka masalah besar tak bisa dihindarkan. Upayanya untuk membawa Valta ke luar akademi akan sia-sia jika dia harus menjawab dengan kejujuran.
"Jawab, jangan menggeleng saja!" marah salah seorang penjaga dengan mendorong bahu Vildory.
"Tidak ... ada hub--hubungan apa-apa!" jawab Vildory berbohong pada akhirnya.
Jawaban Vildory hanya diangguki kepala oleh Billbar dan tersenyum setelahnya. "Lalu, bisa menjelaskan kenapa kau menemui Valta, sementara itu adalah larangan untuk semua siswa?" tanya Billbar lebih lanjut.
Sementara itu, informasi mengenai amukan Valta semalam sudah Billbar simpan dalam memori. Menambahkan kecurigaan dirinya dan juga para penjaga tentang hubungan yang mungkin erat antara mereka berdua. Sebab, larangan bagi murid untuk menaiki tingkat teratas bisa dilanggar Vildory begitu mudah.
"Aku hanya kasihan dengan dia ... semenjak kunjungan murid tingkat satu kemaren!" sahut Vildory ketika mendapat sebuah ide dari kunjungan tingkat satu kemaren. Itu bisa dijadikan Vildory sebagai alasan dari awal pertemuan mereka yang membuat Vildory menaruh simpati.
Kembali Billbar menganggukkan kepala, sepertinya kehobongan Vildory masih bisa diterima. Selanjutnya, Billbar akan menyiapkan pertanyaan yang membuat Vildory tak lagi bisa melakukan kebohongan. Menyiapkan pertanyaan yang mungkin akan membuat Vildory menyesal jika salah memberi jawaban.
"Adikku tidak akan meninggalku, begitu yang Valta katakan semalam. Kemungkinan siapa adik yang Valta maksudkan, ya? Apa itu kau, Vildory?" tanya Billbar dengan pertanyaan masih setenang awal pembicaraan.
Berbanding terbalik dengan ketenangan yang Billbar perlihatakan, Vildory tampak dihujami kegelisahan. Karena dia tidak menyangka kata-kata seperti itu sempat Valta ucapkan. Membuat Vildory mengingat paksa bagaimana dia memalingkan wajah di hadapan Valta kemaren. Seakan Vildory mengerti kenapa Valta bisa berkata demikian, tentu karena dia takut Vildory benar-benar meninggalkan.
"Jawab!" titah Billbar dengan nada suara sedikit tinggi dari intonasi sebelumnya.
"Se--sepertinya begitu! Saat perkunjungan kemaren ... ak--aku sempat membisikkan pad--padanya kalau aku bersedia menjadi adiknya!" Entah kata-kata itu dia dapat dari mana yang jelas hanya itu yang mampu Vildory ucapkan sebagai jawaban. Semoga bisa diterima tanpa adanya kecurigaan.
Billbar berdiri dari duduk santainya. Menghampiri Vildory yang membuat penjaga yang berada di kedua sisi menghidar tanpa diminta. Menyaksikan dari jauh apa selanjutnya yang akan Billbar lakukan pada Vildory yang berkemungkinan sedang membohonginya.
Tangan besarnya tampak terangkat ke udara untuk dijatuhkannya di bahu kiri Vildory. Namun, Vildory telah lebih dulu membungkuk dan memohon, "Tolong jangan keluarkan saya dari akademi! Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi!" mohon Vildory berlutut meminta pengampunan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akademi Para Petarung
FantasiTentang sebuah akademi, di mana para petarungnya harus siap mati dalam menjalankan misi, atau mati di tangan rekan sendiri. Star : 21 Maret 2023 Finish : 11 April 2024