Kembali terbangun di ruang kesehatan, Vildory memegang kepalanya yang masih terasa nanar. Vildory menatap sekitar, anehnya kini semua berlainan. Hanya ada dia seorang di sini, tanpa dia bisa menemukan pasien lain, mau pun Bardan selaku petugas kesehatan. Rasanya begitu sunyi dan Vildory merasa ditinggalkan seorang diri.
Lantas, Vildory menoleh ke arah jemari kanannya, rasanya begitu kebas sehingga Vildory berusaha mencari tahu penyebabnya. Tangannya itu terkepal kuat dan membuat semua jarinya memutih tanpa darah. Perlahan, Vildory membuka setiap jemarinya dengan bantuan tangan kiri. Rasanya begitu kuat pengangannya sendiri dan Vildory jelas sudah melakukannya semenjak dia tak sadarkan diri.
Di telapak tangannya, Vildory menemukan sebuah koin abu-abu lama dengan karatan di mana-mana. Mengaburkan nominalnya, sehingga Vildory tidak tahu itu kepingan uang berapa. Koin yang jelas sudah tak terpakai lagi jika digunakan untuk berbelanja. Bahkan, Vildory yakin baru pertama kali melihatnya, pertanda koin itu benar-benar tak digunakan pada masa hidupnya. Kini, Vildory bisa mengetahui isi dari kristal yang selalu Noa genggam di tangan kiri. Di kepalanya kini berlarian pertanyaan, pertanyaan kenapa Noa memberikan padanya dan maksudnya apa.
Sedikit abai, Vildory melupakannya barang sejenak. Menyimpannya ke dalam saku celana dan beringsut dari brangkar. Mencari udara segara atau mungkin juga mencari alasan kenapa Vildory tak merasakan adanya orang lain di sekitar. Ingatan terakhir yang Vildory alami masih simpang siur dan dia belum mengingat penuh. Hanya bagaimana Noa mencekek lehernya dan menyerahkan koin itu kepadanya.
Lehernya yang terbalut perban, Vildory sentuh dengan pelan. "Racun tinggi?" tanyanya seorang diri.
Berikutnya, tarikan napas Vildory tertahan di udara. Kini dia mengingat sepenuhnya dan tentu bertanya apa yang terjadi pada Noa. Pikiran buruk kini menguasai kepala karena jelas-jelas tadi di ruang kesehatan hanya dia seorang. Tak ada Noa di sana yang jelas sangat membutuhkan bantuan medis. Tak perlu berpikiran positif karena tidak adanya Noa di ruang kesehatan sudah menjelaskan kalau dia kini sudah di pemakaman.
Melihat keadaan sekitar yang tak ada siapa-siapa, Vildory berlari ke tempat pemakaman. Langit di atas tampak menahan banyak beban, gerimis pun mulai terasa membelai kepala saat Vildory menginjak tanah tanpa atap. Lemahnya keadaan yang dia rasa tak membuat Vildory berlari perlahan. Tak peduli berapa banyak batu yang menyandung dan akar pepohonan yang menghalangi,Vildory tetap saja berlari. Membawa perasaan bersalah dan gemuru di dalam dada.
"Apa yang sudah aku lakukan?" tanya Vildory dalam posisi masih berlari.
Tak jauh dari tempat pemakaman, Vildory kembali tersandung di depan sebuah nisan. Memandang ke depan, Vildory menemukan banyak kesedihan. Makam baru jelas sudah tersaji di hadapan dan gemuru ketakutan itu kembali membawa Vidory pada ruang hampa yang dipenuhi kegelapan. Matanya perlahan mengabur dengan perbuatannya yang sudah merenggut satu nyawa petarung yang diagungkan.
Tak ada yang menyadari kehadirannya dan Vildory merasa tak lagi bisa menggerakkan kaki. Terdiam dengan kedua tangan menyentuh tanah dan kepala yang terus menatap lurus ke depan. Udara di sekitarnya terasa kian menipis, membuat Vildory kehilangan irama. Bernapas dengan senggal-senggalan yang terdengar seperti tercekik. Bola matanya pun terus bergetar, membuat sendirinya semakin nanar.
"Sudah cukup! Tinggalkan aku sendirian!"
Suara parau milik Nigi terasa menghalau suara lain yang terdengar. Beberapa petarung yang ikut bersedih pun tampak kebingungan. Pun dengan sebagian orang--yang mungkin saja tidak peduli--melakukan tindakan. Perlahan meninggalkan pemakaman karena itu memang kehendak dari keluarga Noa sendiri.
Tak banyak waktu yang dibutuhkan dan pemakaman pun mulai lengang. Dari mereka yang meninggalkan pemakaman, tampak menatap jijik--mungkin juga iri--ke arah Vildory yang masih dalam posisi yang sama. Sebagian dari mereka jelas saja ada teman setingkat Vildory dan Vildory membiarkan begitu saja. Lebih tepatnya tak menyadari tatapan mereka karena getaran matanya terus memaksa Vildory untuk terus menatap ke depan.
![](https://img.wattpad.com/cover/291736989-288-k365656.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Akademi Para Petarung
FantasyTentang sebuah akademi, di mana para petarungnya harus siap mati dalam menjalankan misi, atau mati di tangan rekan sendiri. Star : 21 Maret 2023 Finish : 11 April 2024