Memejamkan mata baru saja dilakukannya, tapi sebuah bayangan tanpa wujud jelas langsung menghampiri. Membuat Valta membuka paksa matanya dan mencoba menatap bayangan yang terlihat mengelilingi. Wujudnya sama sekali tak terlihat, hanya gumpalan asap kehitaman dengan siulan angin yang mengikuti.
"Siapa kau?" tanya Valta bersiaga.
"Tak ada yang mempedulikanmu di sini, termasuk adikmu sendiri! Kekeke ... selamanya kau ditinggalkan. Adikmu membencimu ...!"
Valta hampir berteriak, tapi bisa segera ditahannya. Tangannya gesit menghalau kepulan asap yang mengganggu pikirannya. Namun, asap itu sama sekali tak menghilang, justru kembali pada bentuk asal kala tangan Valta mempengaruhi bentuknya. Di sana Valta juga menahan kekuatannya agar tidak memancing penjaga menghampirinya. Karena akan menjadi masalah kalau kekuatannya dikeluarkan dalam skala rata-rata.
"Diam! Siapa kau? Tunjukkan wujudmu!" amuk Valta sambil memundurkan tubuh agar menjauh dari kepulan asap. Namun, kepulannya mengikuti, sama sekali tak terusik oleh gerakan Valta yang gesit.
"Kekeke ... sebentar lagi dia akan meninggalkanmu! Monster sepertimu, memangnya siapa yang mau menganggapnya saudara?" Lagi, dia mengeluarkan suara yang membuat hati Valta terasa membara. Membuat sakit pada bagian dadanya dan memaksa Valta untuk meremasnya.
"Bohong! Dia tidak akan meninggalkanku! Adikku tidak mungkin meninggalkanku, jangan bohong kau, Sialan!" teriak Valta kembali mengibaskan tangannya menghalau asap hitam yang terlihat semakin pekat.
Kekehan itu kembali terdengar, perlahan asap gelap itu mulai memudar. Meninggalkan Valta dengan kata akhir berupa 'Kau hanya sendirian' mengiringi kepergian. Membuat Valta diremat rasa ketakutan dan membuatnya kehilangan kendali akan kekuatan. Mengeluarkan apinya ke sembarang arah yang berakibat memantul pada tubuhnya. Hal itu menghasilkan banyak luka di tubuhnya dan kembali mengeluarkan cairan biru. Cairan gelap kebiruan itu adalah darahnya yang membuat Valta berteriak kesakitan.
"Tidak! Tidak! Dia tidak akan meninggalkanku! Dia menyayangiku, jangan membohongiku!" Amuk Valta sekali lagi dan kali ini mengeluarkan duri landaknya. Lagi, duri itu berbalik padanya, menusuk bagian lengan dan kakinya.
Tak lama menimbulkan keributan, tiga orang penjaga datang untuk membuat Valta tenang. Menembakkan kekuatan penenang hingga Valta berhenti mengerang. Membuat tubuh Valta berakhir terkapar dengan duri-duri yang menancap di tubuhnya perlahan menghilang. Namun, masih ada ringisan suara yang menyatakan kalau dia tidak mau ditinggalkan.
"Adikku tidak akan ... meninggalkanku!" ucap Valta sebelum matanya berakhir memejam.
Kata-kata yang membuat para penjaga kebingungan dan merasakan sebuah kejanggalan. Seakan Valta sedang memberi mereka petunjuk kalau dia mempunyai seorang adik yang dia ingin tidak akan meninggalkan. Menimbulkan kecurigaan para penjaga akan adanya keluarga Zhu yang tengah melakukan menyusupan. Tetapi, alasan kenapa Valta merasa akan ditinggalkan masih menjadi pertanyaan lanjutan.
🔥🔥🔥
Bangunnya Valta dari ketenangan yang baru dilaluinya, matanya langsung memendar ke segala arah. Menemukan Arnold yang tertidur di sebelah dengan kaki depan yang menutup sebelah telinga.
"Vil? Di mana dia?" tanya Valta mengguncang tubuh Arnold agar memberinya jawaban.
Berhasil terbangun dengan guncangan Valta, Arnold tampak meregangkan otot tubuhnya. Masih belum sepenuhnya sadar kalau dia sedang dalam sebuah tuntutan untuk menjawab pertanyaan.
"Vil di mana?" tanya Valta lagi sambil menggenggam leher Arnold.
Arnold menggeliat untuk menghindar. "Sepertinya masih ada kelas. Ada apa denganmu? Berniat membunuhku?" sahut Arnold sambil menggetarkan rambut-rambutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akademi Para Petarung
FantasiaTentang sebuah akademi, di mana para petarungnya harus siap mati dalam menjalankan misi, atau mati di tangan rekan sendiri. Star : 21 Maret 2023 Finish : 11 April 2024