Malam ini, kabut tebal menyelimuti bumi, awan hitam membumbung di atas langit seakan tanpa bercelah. Seruak dinginnya udara menambah kesan bahwa langit akan menurunkan airnya. Perlahan, tetes demi tetes pun mulai membasahi setiap makhluk di bawahnya. Kilatan halilintar menyambar dengan garangnya, membuat sebagian orang merinding mendengarnya. Raungan petir ikut menyalak menambah kesan suram malam ini.
Kilatan cahaya kembali membelah pekatnya malam dan kali ini cahaya kebiruan itu menggemparkan akademi. Bukan wujud halilintar lagi, tapi api kemarahan dari seseorang yang kini terkurung di ruang akademi paling tinggi. Suara menggelegar ikut terdengar sampai ke seluruh pelosok akademi. Membuat siapapun saja yang berada di sana sama-sama ke luar dari kamar mereka, termasuk Vildory. Ingin menyaksikan apa yang terjadi dengan monster yang terkurung di atas sana.
Sementara itu, Valta sebagai penyebab akan rusuhnya akademi, masih setia menyakiti diri. Menerima pantulan kekuatannya sendiri dan mengerang tanpa henti. Luka bakar dan juga luka gores memenuhi tubuhnya, namun tak urung Valta menghentikan aksi. Mengamuk tanpa henti dan tangisan ikut menemani.
"Bohong ... dia tidak akan meninggalkanku!" teriaknya yang suaranya sampai ke lantai paling bawah.
Namun, kemudian teriakan itu berubah menjadi ucapan lirih yang mungkin hanya dirinya sendiri yang bisa mendengar. Berupa kata, "Bohong? Siapa yang berbohong? Dia? Vildory? Kenapa dia tidak menemuiku lagi? Apa dia benar-benar meninggalkanku? Itu tidak mungkin!" lirih Valta dengan mengeluarkan banyak duri.
Valta melemparkan semuanya dan dia tahu sendiri akan berbalik padanya. Hingga duri itu kembali membenam pada dirinya, dengan ujung tajam yang melukainya cukup dalam. Seakan suka dengan rasa sakitnya, Valta tak henti-henti mengeluarkan kekuatannya. Mengeluarkan darah mematikan dari luka-lukanya dan Valta siap untuk memantulkannya pada sel.
Beruntung, para penjaga tiba tepat waktu dan melumpuhkan Valta secepatnya. Kalau tidak, yakinlah darahnya sendiri akan berbalik membunuh dirinya sendiri. Namun, kali ini penenang dari para penjaga tak cukup hanya dengan tiga kali tembakan seperti biasa. Masih bisa mereka pantau, bagaimana Valta berdiri lagi setelah tergeletak di dalam sana. Menatap nyalang para penjaga dan mulai mengeluarkan durinya. Bersiap melemparnya, meski urung sebab Valta sendiri tahu serangannya akan berbalik arah dan penjaga tidak akan kenapa-kenapa.
"Vildory." ucap Valta yang membuat para penjaga kembali menembaknya.
Membuat Valta sepenuhnya limbung dan langsung menutup mata. Menemui ketenangan di alam bawah sadarnya dan semoga selepas bangun nanti, dia tak melakukan hal serupa. Bekas luka yang dialaminya perlahan mulai sembuh dengan sendirinya, menandakan kalau Valta tak akan lagi bisa mengamuk seperti sebelumnya. Sebab, luka-luka yang dialami Valta biasanya akan sembuh setelah serangannya tak lagi bisa digunakan. Hal itu berlaku hanya kala Valta berada di dalam sel kushusnya saja.
Dahulu semasa kecilnya, pernah sekali pihak akademi mengawasinya di luar jeruji untuk mengujinya. Alhasil, di saat mengeluarkan kekuatan, luka yang dialaminya saat berhadapan dengan lima orang pembasmi, sembuh dengan mudah. Bahkan bisa sembuh lebih cepat dari para hantu yang jelas lebih baik dalam proses penyembuhan.
Di lantai sana, banyak pihak akademi dan juga siswa akademi yang berdatangan ke sana. Mencari tahu alasan kenapa Valta sampai mengamuk seperti tadi. Dilihat dari reaksi mereka, jelas kalau itu pertama kalinya Valta mengalami hal serupa. Membuat sebagian petarung bergidik ngeri, takut kalau saja Valta kembali mengamuk dikemudian hari. Jika itu terjadi, meyakinkan siapa saja bahwa Valta bisa ke luar dari jeruji.
"Bubar! Sekarang sudah tidak apa-apa!" ucap salah seorang penjaga dan membuat mereka melenggang kembali ke kamar asrama masing-masing.
Sementara itu, Vildory masih mematung di posisi dan menatap lurus ke arah depan. Ke tempat di mana sel Valta berada, namun tak bisa terlihat dari posisinya saat ini. Dadanya bergemuruh hebat sama seperti guntur yang memekak di luar sana. Menandakan hatinya sedang tidak baik-baik saja, perkara Valta yang Vildory yakini mengamuk karena dirinya. Meninggalkannya tanpa penjelasan apa-apa, sementara Arnold dimintanya untuk tutup mulut tentang masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akademi Para Petarung
FantasíaTentang sebuah akademi, di mana para petarungnya harus siap mati dalam menjalankan misi, atau mati di tangan rekan sendiri. Star : 21 Maret 2023 Finish : 11 April 2024