26

128 11 4
                                    

Tanpa ada yang menyadari, makhluk berkulit putih awan tiba di hadapan mereka dengan cepat. Dengan begitu, Bayumi dan Ale langsung memundurkan langkah. Membuat Vildory langsung berdiri dari duduknya dan menyiapkan kuda-kuda. Bukan kuda-kuda siap bertarung, namun kuda-kuda siap berlari.

"Ah? Ada satu lagi? Padahal tadi aku hanya mencium dua pembasmi saja, penyembunyian energi yang bagus!" pujinya pada saat melihat Vildory memasang kuda-kuda.

Bukan, dia salah. Vildory bukannya pandai menyembunyikan energinya. Namun, kebalikannya, Vildory tak pandai mengeluarkannya dan berakhir dengan energi itu sendiri tersimpan di dalam tubuhnya. Meski kekuatan setengah iblis bisa dia gunakan, namun energinya tetap tersimpan.

Sementara itu, wujud iblis Bayumi dan Ale sudah mereka gunakan dan ingin mengeluarkan kemampuan mereka. Dilihat dari mana pun juga, yang ada di hadapannya kini adalah hantu. Tiga tanduk di atas kepala dan wujud yang menyerupai manusia. Namun, tak ada informasi yang pernah mereka pelajari mengenai hantu berkulit putih. Hanya hantu berkulit hitam saja yang mereka pelajari dan sepertinya hantu kali ini cukup kuat dari hantu pada umumnya. Cukup diketahui dari caranya datang kemari yang cepat seperti kilat.

Asap dari tubuh Ale menandakan kalau dia ingin melakukan penyerangan. Ale yang merupakan petarung type asap langsung menyembulkan asapnya ke arah mata hantu aneh yang mereka temui. Namun, seperti yang dia duga, serangannya tak berdampak apa-apa. Sedetik kemudian, Bayumi melakukan penyerangan pula dengan type petarungnya berupa magnet. Bukan magnet yang menarik benda serupa logam, namun magnet yang bisa menarik zat besi di dalam darah. Bayumi juga bisa melemparkan tubuh seseorang dengan kekuatannya itu.

Melihat dua orang temannya melakukan perlawanan, Vildory urung untuk melakukan pelarian. Tetapi, tetap tak bisa ikut dalam pertarungan, tentu saja karena Vildory tidak tahu harus melakukan apa. Kekuatannya saja Vildory masih belum bisa mengendalikannya dan jika Vildory melakukannya, ditakutkan hanya buang-buang tenaga dan darah.

Belum tiga menit berlalu, dari kepulan asap yang Ale ciptakan, tampak Bayumi dan Ale terlempar bersamaan. Sambil mengeluarkan suara erangan dari kedua mulut mereka. Semakin mempercepat degub jantung Vildory yang dari semula memang tidak baik-baik saja. Selanjutnya, Hantu berlukit putih itu menghampiri Vildory yang katanya bisa menyembunyiin energi tanpa dia ketahui.

Di posisinya, kaki Vildory serasa membatu dan tidak membiarkan dirinya untuk lari. Entah itu, sihir dari Hantu yang menatapnya kini, atau entah memang Vildory sendiri yang tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena takut. Melihat Hantu iblis bertanduk tiga itu kini menghampirinya, Vildory hanya bisa merapalkan ketakutan dalam hati, tanpa bisa melawan ataupun berlari.

Kemudian, tubuh hantu itu tertarik ke belakang dengan cepat, menampakkan di belakangnya Bayumi melakukan penarikan. Meski terlihat kesusahan, namun pemuda itu tak enggan melakukan perlawanan. Masih dengan keadaan tubuh terkapar di tanah, pemuda itu masih saja bisa mengeluarkan kekuatan.

"Ale, Vildory! Larilah!" teriak Bayumi masih dengan menahan pergerakan Hantu yang tengah melawan tarikannya.

"La--lari?" bingung Vildory karena jelas Bayumi masih dalam proses menahan musuh.

Tanpa pikir panjang, Ale mengeluarkan cukup banyak asap dari tubuhnya. Mengacaukan penglihatan musuh agar kepergian mereka tak diketahui ke arah mana. Kemudian, dia menyambar tangan Vildory dan membawanya lari dengan sekuat tenaga. Di sana, barulah Vildory bisa menggerakkan kakinya, meski bingung dengan Bayumi yang mereka tinggalkan di belakang sana.

"Tunggu!" Tak lama setelahnya, Vildory menarik tangannya dari Ale.

"Apa lagi? Cepat lari, jangan sampai hantu itu bisa menyusul kita!" panik Ale karena lari mereka belum cukup jauh dan pastinya masih dalam zona berbahaya.

Akademi Para PetarungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang