58

81 8 0
                                    

Kata-kata Xue membuat Vildory dan Ale tak bisa berpikir jernih. Mereka dihantui perasaan takut. Padahal malam sudah larut dan mereka belum juga melakukan gerakan bersiap untuk membebaskan Valta. Pasalnya, rencana Vildory akan membawa Valta tepat pada pergantian tanggal. Yaitu jam dua belas malam. Ale juga menyempatkan diri untuk bermalam di kamar Vildory. Begitupun Arnold yang merupakan kunci untuk Vildory naik ke tingkat atas.

"Al, apa perbuatan aku ini sudah benar?" tanya Vildory mengetukkan jarinya ke kasur.

"Tidak ada yang salah juga 'kan?" ucap Ale meyakinkan Vildory bahwa perbuatannya tidak ada yang salah.

"Lalu, ba--bagaimana kalau ucapan Xue tadi benar? Kalau aku pergi, apa yang akan kauhadapi nanti?" tanya Vildory lagi dengan raut penuh khawatir.

"Entahlah! Tidak usah memikirkanku!" Ale melirik jam di tangannya, "Sudah dekat! Bukankah kau harus bersiap untuk pergi?" lanjut Ale. Karena delapan menit lagi, jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

Tersadar dengan kelalaiannya, Vildory pun tersentak dan memasukkan apa saja yang dia butuhkan ke dalam tas. Termasuk buku Noa. Entah kenapa, Vildory merasa harus membawanya.

Sementara Ale langsung membangunkan Arnold yang sedari tadi tertidur. Dia hanya menunggu waktu yang Vildory perlukan. Meminta dibangunkan bila waktunya sudah tiba. Oleh sebab itu, Arnold sama sekali tak tahu tentang apa yang Vildory dan Ale pikirkan sedari tadi. Jadi, sedari tadi Arnold hanya santai saja dan tidak memikirkan apa-apa. Selain membantu Vildory ke tingkat teratas dan berikutnya, selesailah sudah tugasnya.

Arnold tampak menggeliat. Menggetarkan tubuhnya kemudian dan berujar, "Sudah siap?" tanyanya masih dengan setengah mengantuk.

Karena hanya muat beberapa barang di dalam tasnya, jadi Vildory cepat memasukkannya. Lantas, dia mengangguk karena terikat waktu.

"Vil, hati-hati! Kuharap kita bisa bertemu lagi. Lalu, sampaikan salamku pada Valta, ya!" pesan Ale di depan pintu kamar Vildory.

Vildory mengangguk dan menjawab, "Pasti! Kau sendiri, jaga diri baik-baik! Setelah lulus nanti, kita bertemu lagi!" jawab Vildory mulai menaiki punggung Arnold.

Sedari awal, Ale memang berniat untuk mengantar Vildory sampai di sini saja. Tapi, Ale tidak jadi menemaninya ke atas sana karena perpisahan mungkin akan terasa lebih berat lagi jika melihat mereka berdua pergi. Jadi, Ale pikir akan lebih baik untuk tidak ikut serta dalam membantu Vildory membebaskan Valta. Cukup mereka berdua saja dan jika terjadi apa-apa, Ale hanya perlu membantunya dari sini saja. Seperti kemungkinan ada keributan di atas sana, maka kedatangan para penjaga atau petinggi akademi lainnya, akan Ale cegah mereka agar tidak naik.

Kemudian, Arnold yang kini sudah mulai berlari. Melompati setiap tangga dan memastikan keadaan sekitar tidak ada yang mencurigakan. Sebab, biasanya di saat Valta kembali kepada wujud manusia, maka penjagaan lantai tingkat atas akan diperketat.

Sampai pada tangga teratas, Arnold melihat empat orang penjaga tertidur dengan sembarangan posisi. Membuatnya merasa curiga dan langsung berhenti. Vildory pun mengerti maksud Arnold kenapa dia berhenti. Karena tak mungkin para penjaga berani tertidur di saat begini.

Tak lama setelahnya, mereka tersadar. Para penjaga bukannya tidur, tapi sudah tak lagi bernyawa. Membuat Vildory langsung kehilangan kendali dan langsung berlari. Memastikan Valta baik-baik saja dan kematian empat orang penjaga tak ada hubungannya dengan Valta. Berharap Valta baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dicemaskan di hari membebasannya.

Tepat saat mata Vildory mampu menangkap di mana posisi sel berada, Vildory menyalakan apinya. Ruangan tanpa cahaya ini membuat Vildory kesulitan melihat. Berikutnya, apa yang Vildory lihat mampu membuat langkahnya semakin cepat. Pergantian tanggal sudah lewat empat menit lalu dan pastinya, Valta sudah menjadi manusia seperti apa yang pernah Arnold ceritakan.

Akademi Para PetarungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang