Tertahan napas Vildory melihat Ale tertangkup di tanah. Mata Vildory sampai bergetar melihat pertunjukan didepannya. Perlahan, kakinya dia bawa mundur dua langkah. Meski terdengar Ale berusaha mengatur napas, namun Vildory tak bisa berpikir kalau dia akan baik-baik saja. Kemungkinan terburuk adalah mati dan keadaan Ale saat ini membuat Vildory merasa hilang separuh jiwa. Bagi Vildory, kehilangan Ale sama saja dengan kehilangan Valta. Sebab, bagi Vildory Ale adalah saudara.
Sementara hantu yang tadi menyerangnya, pun telah hilang nyawa di tangan Gaston --si Peringkat Lima. Untunglah dia datang, kalau tidak, mungkin selanjutnya perut Vildory yang dikoyaknya.
Entah atas dasar apa, Vildory menelengkan kepala. Menatap ke lain arah dan apa yang dilihatnya justru tubuh Argo, teman sekelasnya yang juga tergeletak di tanah. Mata orang itu membola dan sudah kehilangan arah. Pertanda nyawa sudah tak lagi bersama raganya. Orang yang tertampan di kelasnya, kini terlihat begitu hina. Mati dalam keadaan mata terbuka dan tepat di keningnya terdapat luka.
"Aaaaaaaaaaaa! Ale! Argo!" teriak Vildory memukul kepala sendiri, "Bohong, kan? Ini bohong! Bangunlah Vildory, ini hanya mimpi!" lanjutnya menyakiti diri sendiri dengan memukul kuat kepalanya.
"Vil--dory, cepat ... pergi dari sini! Sela--matkan ... Valta!" Melihat Vildory yang hampir kehilangan kewarasannya, Ale mengusahakan diri untuk berkata. Memerintah Vildory agar segera pergi dan melanjutkan tujuan awal mereka. Membawa Valta ke luar dari sini adalah prioritas utama.
Sementara Arnold, dengan susah payah, dia membawa Ale ke pinggir. Menjauhkannya dari bahaya selanjutnya, meski dipinggir belum tentu aman. Tetapi, setidaknya dia bisa menjauhkan Ale dari bahaya yang lebih besar bila terus berada di sana.
Teriakan Ale tampaknya Vildory tak mendengarkan. Dia sibuk dengan memukul kepala, berusaha sadar dari kenyataan yang dia kira mimpi. Dia tampak kembali memundurkan langkah, sampai menabrak satu hantu di belakangnya. Berbalik segera, Vildory menemukan hantu itu menyiapkan pukulan ke arahnya. Kala Vildory bersiap menerima, dia justru menghentikan serangan di udara.
"Ot--to! Hampir saja!" Kala melihat lencana segitiga terbalik di dada Vildory, dia langsung menghentikan gerakannya.
"Kenapa? Kenapa kau tidak membunuhku? Ayo, bunuh aku!" pinta Vildory, seolah pasrah dan memilih ikut mati bersama yang lainnya. Sampai dia lupa, bahwa tujuan utamanya adalah membebaskan Valta.
Bukannya menjawab, dia justru membelalakkan mata. Menilik Vildory dengan seksama dan memastikan dia tidak salah mengenalinya.
"K--kau, Lot 72 'kan? Aku lot 73 yang duduk di sampingmu saat ujian kelulusan masuk akademi! Kau mengingatku?" Pertanyaan yang entah kenapa bisa terjadi di saat orang tengah berperang. Dia yang mengaku lot 73 tersenyum menatap Vildory.
"Lot 73?" Tentu Vildory lupa, bahkan lotnya sendiri saja dia tak mengingatnya. Ditambah lagi dengan fakta bahwa nyawa petarung semakin banyak berentet di tanah.
"Iya! Tak kusangka kau menjadi peringkat pertama di tempat busuk ini! Ayo, cepatlah. Bergabung bersama kami, jangan mau diperbodoh oleh orang-orang di sini!" ajaknya mengulurkan tangan ke arah Vildory. Tentu saja untuk memintanya bergabung dengan pasukan hantu.
Seketika, ingatan Vildory terbuka. Membawanya kembali ke masa lalu, masa di mana ujian masuk akademi tengah berlangsung. Dia yang bernomor lot 73 itu adalah satu-satunya orang yang pernah berbicara dengan Vildory di saat itu. Sudah sepantasnya Vildory tak mengenali. Bukan sekedar karena hanya sekali berjumpa, tapi juga karena wujudnya yang kini serba hitam seperti hantu pada umumnya. Lantas, sebuah kemungkinan mengalir di benak Vildory. Tentang bagaimana pasukan hantu yang begitu banyak dan sulit dibasmi. Pastilah mereka berasal dari peserta ujian masuk akademi yang tidak lulus waktu itu. Entah dengan cara apa, yang jelas pasukan hantu mengambil mereka dan menjadikan mereka pasukan untuk kelangsungan popularitas mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akademi Para Petarung
FantasyTentang sebuah akademi, di mana para petarungnya harus siap mati dalam menjalankan misi, atau mati di tangan rekan sendiri. Star : 21 Maret 2023 Finish : 11 April 2024