Akademi Para Petarung

59

Tepat seperti yang Nigi duga, Arnold sama sekali tak bisa melihat titik di mana serangan itu akan mengarah. Dia hanya mampu menghempaskan dua buah duri saja dan selebihnya hilang dari pengawasan mata tajamnya. Di saat, Arnold berhasil menemukan satu buah lagi, sayangnya duri itu sudah terlambat untuk Arnold cegah. Dua duri selebihnya pun ikut terlihat mengarah ke arah Vildory dan siap menancap di kepala.

Dugaan Nigi mengenai Arnold memang tepat, namun apa yang Vildory lakukan justru di luar dugaan. Pemuda itu justru menghindar dan tambang yang mengekang tubuhnya, entah sejak kapan telah terlepas.

"Jangan remehkan latihanku selama ini!" ucap Vildory berlari cepat ke arah Nigi.

Penjelasannya, ketika tadi Nigi berbicara dengan Drag, Vildory memanfaatkan waktu yang tak sengaja mereka berikan. Vildory yang terkekang pun menumpukan kekuatan pada tangan kanan. Menggerakkannya ke atas dan berakhir pada kalung duri yang tergandung di leher. Kemudian, beranggapan bahwa tambang itu bisa diputuskan, Vildory mengikisnya dengan duri itu. Dan ternyata, anggapannya benar, bahwa tambang itu bisa diputuskan. Meski membutuhkan banyak waktu agar bisa terlepas. Sebab, tambang yang mengekang cukup besar dan kuat.

Gerakan cepat yang Vildory lakukan, justru tak membuat Nigi merasa ketakutan. Sebaliknya, dia merasa tenang dan dengan cepat, jaring tajam sudah membentang di hadapan. Kalau saja Vildory terlambat untuk menyadari, bisa dipastikan tubuhnya akan terbagi dua. Untunglah dengan wujud setengah iblisnya pandangan Vildory lebih jelas dari sebelumnya. Jadi, gelapnya malam tak membuat Vildory terhalang.

Di saat Vildory menghindar, di situlah Nigi bersiap melakukan penyerangan balasan. Kali ini bukan dengan sihir, tapi dengan beladiri. Tubuh Vildory yang menjorok ke belakang untuk menghindari jaringnya, langsung Nigi terjang dengan memukul pada perutnya. Di sana, Vildory tentu belum dalam keadaan posisi berdiri yang stabil. Akibatnya, pukulan Nigi mampu membuat Vildory terjatuh dan terjerembab di lantai.

Belum sempat rasa sakit dari pukulan itu membaik, Nigi sudah kembali menjatuhi telapak sepatunya di perut Vildory. Membuat Vildory terbatuk dengan air ludah membucah ke luar dari mulut. Entah apa yang Nigi lakukan, sehingga jam ditangan mereka tak berbunyi sama sekali. Padahal sudah jelas perbuatannya diluar kewajaran yang disepakati.

Melihat itu, Arnold langsung mendaratkan peran. Berniat membantu Vildory, sebelum itu Drag menyelimutinya dengan uap panas. Membuat Arnold tak bisa membantu karena dampaknya pasti akan berbalik dan berakhir dirinya yang akan kesakitan.

Sementara Vildory yang diselimuti uap panas, dia tampak mulai kesulitan bernapas. Efek yang sama diperlihatkan oleh Nigi. Artinya, efek uap panas ini tak akan bertahan lama karena Drag pasti tak akan mencelakai temannya sendiri. Di sisi lain, Vildory baru menyadari satu hal. Berupa Drag yang Vildory kira teman hantu Nigi yang baru, ternyata masih sama dengan hantu uap panas yang sama dengan yang dia tahu.

Selagi uap panas itu masih mengepul, Vildory memanfaatkan keadaan. Menendang Nigi yang berdiri dengan memejamkan mata. Vildory tentu juga merasakan perih di matanya, tapi untuk melihat keadaan di dalam sini, sepertinya dia lebih baik daripada Nigi. Baru setelahnya, Vildory mengelindingkan tubuhnya ke kiri. Agar bisa melepaskan segera uap panas yang membuat tubuhnya terasa mendidih. Menghela oksigen panjang dan kemudian Vildory langsung berdiri.

Hilangnya uap panas yang menghalangi pandang, di sana Vildory terkesiap kala Nigi datang. Mengayunkan sebuah pukulan dan Vildory langsung menghidar ke kanan. Namun, gerakannya itu sia-sia karena jaring Nigi ternyata sudah terbentang. Tak mampu Vildory untuk menghindarinya dan berakhir menggores dalam lengan kanannya.

Kemudian, sekali lagi Nigi membuat pola rumit pada jemarinya yang berjaring. Kali ini, dia membuat pola berupa rantai dan kembali mengikat Vildory. Tentu saja benda serupa rantai tak akan mudah bagi Vildory untuk melepaskannya seperti tadi.