Sementara Vildory kebingungan di posisinya dan dengan beberapa orang yang menertawakannya, para petinggi di sana tampak berkutat.
"Anak itu?" tanya seseorang yang duduk pada sebelah kiri singgasana paling tinggi dan kosong itu.
"Ya! Dia tadinya yang bisa membakar ilusiku! Tak kusangka orang yang bisa menghancurkan ilusiku hanya orang bodoh!"
"Tapi, lihat saja nanti! Aku melihat potensi luar biasa dari dalam dirinya!" sahut yang lainnya.
"Kupikir tidak begitu! Lihat saja, dia tidak akan bisa menguasai elemennya! Hanya orang-orang yang cerdas yang bisa menggunakannya. Potensi? Hahaha, itu gila!" ucap yang lainnya.
Komentar para petinggi pasti ada perbedaan pendapat. Ada dari mereka yang mengira Vildory hanya anak yang tidak akan bisa menggunakan elemennya dan juga ada yang mengira Vildory berpotensi. Perbedaan yang signifikan dan pastinya itu menimbulkan ketertarikan. Ketertarikan untuk mengetahui Vildory akan menjadi orang seperti apa untuk kedepan.
"Api yang tadi muncul adalah elemen khusus! Hanya beberapa orang yang bisa mendapatkannya karena itu termasuk langka," terang Liam supaya Vildory bisa menemukan jawaban dari kebingungannya.
Barulah Vildory sedikit mengerti dengan tawa orang-orang. Seharusnya Vildory bangga mempunyai elemen khusus sementara orang lain tidak mendapatkannya. Di sini Vildory justru seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa.
"Benarkah? Apa selanjutnya aku akan menjadi orang yang paling hebat di sini?" tutur Vildory dengan bangga.
Lagi-lagi Vildory menuai tawa ejekan. Bahkan lebih terdengar nyaring dari sebelumnya. Tak hanya para senior saja yang terdengar tertawa, tapi mereka yang sama-sama lulus dengannya pun melakukan hal yang sama. Padahal dengan demikian, Vildory pikir dia adalah yang paling terbaik di antara mereka yang baru lulus.
"Itu konyol! Karena itu kekuatan langka, kau pikir kau bisa menjadi peringkat pertama? Hei, yang menguasai elemen tak hanya kau seorang saja! Peringkat pertama juga menguasainya. Jangan senang dulu, Brengsek! Bahkan peringkat kedua tanpa menguasai elemen pun dia bisa lebih kuat dari yang lainnya! Elemen bukan penentu siapa yang paling kuat, tapi elemen hanyalah pembantu agar kau bisa lebih kuat. Kalaupun kau tidak bisa menggunakannya, itu akan sia-sia saja!" tutur Zhagi penuh penekanan.
"Haha ... aku hanya becanda!"
Tak ada kata lain yang mampu Vildory ucapkan selain becanda. Sebab, tawa orang-orang membuatnya bertambah malu saja. Memang bodoh kalau Vildory berpikir dia bisa langsung menjadi peringkat pertama. Padahal dia belum mengerti apa-apa selain menguji kemampuan saja. Selebihnya, Vildory hanya tahu ini sekolah bukan untuk belajar ilmu pengetahuan, tapi menguji kemampuan.
"Hah, dasar kau ini! Di hari pertama saja sudah berbuat ulah, Bodoh!" Ejekan dari suara yang sama dengan orang yang tadinya selalu menjawab ucapan Vildory.
Vildory melirik sekilas ke arah suara yang berbicara. Sedari tadi Vildory belum mengenali wajahnya. Suara itu selalu saja bergema di belakangnya dan Vildory pun memutar kepala. Tak ada siapa-siapa di belakangnya dan yang Vildory temukan hanya seekor kucing hitam saja. Kucing hitam dengan mata biru yang Vildory yakin bahwa tadinya dia juga menemuinya di gerbang.
"Lihat, kristal yang ada di tangan Noa itu! Itu bukan batu, tapi air!" terang kucing itu.
'Hah! Apa aku sudah gila? Sekarang aku sampai berhalusinasi bahwa kucing bisa berbicara, memalukan!' cecar Vildory di dalam hati.
"Hei! Lihat kristal itu, jangan melihatku terus! Apa kau tidak pernah melihat kucing? Kristal di tangannya itu adalah air yang dibentuk agar menjadi bulatan sempurna. Kalau kau menyentuhnya, tanganmu akan basah dan bentuknya akan menjadi seperti air biasa. Butuh---"
![](https://img.wattpad.com/cover/291736989-288-k365656.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Akademi Para Petarung
FantasyTentang sebuah akademi, di mana para petarungnya harus siap mati dalam menjalankan misi, atau mati di tangan rekan sendiri. Star : 21 Maret 2023 Finish : 11 April 2024