14

158 12 0
                                    

Sekolah SMA Alvalon yang katanya tidak terjangkau oleh jaringan internet ternyata ada benarnya. Bukan hanya sebatas itu, ponsel itu bahkan tak mau menyala. Satu hal lagi yang tak Vildory sadari sebelumnya, bahwa tak ada aliran listrik yang akan menerangi bangunan di sini. Hanya ada obor yang menyala dengan banyak jumlahnya. Di kamar tempat Vildory beristirahat pun tak jauh beda. Di sini penerangan hanya menggunakan beberapa lilin besar saja.

Diluar dari itu semua, yang masih mengganggu Vildory adalah Valta. Kakaknya yang Vildory kira manusia seperti dirinya, ternyata berbeda. Entah sudah seberapa penderitaan yang dialaminya dan pasti itu sudah dari lahir dia dipenjarakan di sana. Malam harinya, Vildory bahkan tak bisa tidur karena memikirkannya. Sampai nyala lilin di kamarnya habis pun Vildory masih saja terjaga. Berusaha mati-matian memikirkan cara bagaimana untuk mengeluarkan Valta dari sana.

Namun, hingga pagi kembali menyapa, Vildory masih saja belum menemukan apa-apa. Yang didapatnya hanya lelah karena belum tidur barang lima menit saja. Menyapa paginya pun Vildory tak ada semangat dan terlihat paling lusuh di antara yang lainnya. Dan Vildory sama sekali tak peduli dengan penampilannya.

"Vil, Valta sekarang sudah baik-baik saja!" ujar Arnold dengan tiba-tiba yang membuat Vildory membuyarkan lamunannya.

"Benarkah? Apa sekarang aku bisa menemuinya lagi?" tanya Vildory terlihat mulai bersemangat.

"Sekarang tidak bisa! Karena Valta habis mengamuk, untuk sehari ini Valta dikawal oleh beberapa penjaga. Hal itu selalu terjadi kalau Valta mengamuk! Biasanya, dia juga dikawal, tapi tak sebanyak sekarang ini. Hanya kebetulan saja kemaren mereka tak ada," jawab Arnold yang membuat Vildory kehilangan semangatnya.

"Masih ada hari esok! Sekarang kau juga masih ada jam belajar bukan? Jangan bermalas-malasan, kau harus menguasai materi tentang akademi supaya kau bisa segera mengenali sihir petarungmu. Mungkin saja dengan begitu kau bisa segera menyelamatkan Valta! Kau memang setengah iblis seperti Alaric, tapi sampai sekarang aku tidak tahu sihir petarung dia seperti apa, sihir Alaric yang mengalir pada Valta juga. Selama ini Alaric selalu menang dalam setiap laga dan tidak ada yang tahu apa kemampuannya. Dia bahkan tidak mau menunjukkannya di podium penentuan. Ah, hanya ingin kau tahu saja, Alaric adalah peringkat satu selama empat tahun berturut-turut." ucap Arnold lagi.

Itu jelas bukan gurauan, Alaric memang peringkat satu pada masanya. Sejauh akademi berdiri, hanya dia seorang yang pernah menjadi peringkat satu selama empat tahun lamanya. Dari semenjak semester dua tingkat satu, hingga dia tingkat lima. Namun, seperti yang sudah diketahui bahwa Alaric dan Inora melakukan kesalahan dan mereka ke luar dari akademi sebelum menerima ijazah kelulusan mereka. Padahal hanya tinggal sebentar lagi saja untuk mereka mendapatkan ijazah, tapi kehadiran Valta mengubah segalanya. Uang yang seharusnya mereka dapat dari hasil kerja keras mereka selama ini terpaksa harus direlakan begitu saja. Karena syarat dari kekayaan mereka yang lulusan SMA Elvalon adalah ijazah. Akan menjadi percuma jika mereka gagal di tengah-tengah. Kalaupun ada yang meninggal saat menjalankan misi, maka uang hasil kerja keras mereka pun hanya akan diberikan setengah pada pihak keluarga. Itu memang sudah ketentuannya dari lama dan semua keluarga terpilih juga sudah menerima. Akan berbeda cerita kalau ke luar dari akademi sebelum waktunya. Tak akan ada upah yang mereka terima dan hanya mendapatkan lelahnya saja.

"Peringkat satu? Percuma kalau dia sehebat itu, bagaimanapun juga dia sudah melakukan kesalahan. Karena ulah ayah dan ibuku, kakakku harus menderita seperti itu, aku bahkan tidak bangga menjadi anak peringkat satu." sahut Vildory dengan memalingkan wajah.

"Ya, itu memang benar. Mereka melakukan kesalahan, tapi ada hal yang tidak mereka ketahui. Bahwa, kesalahan yang mereka perbuat bukan murni dari hawa nafsu semata, tapi pihak akademilah otak dari semua itu. Aku tahu itu, tapi aku tidak berani memberi tahu mereka berdua bahwa pihak akademi sengaja menjebak mereka. Kedua orang tuamu sudah dihipnotis beberapa kali untuk membuat mereka melakukan kesalahan. Mereka dimanfaatkan untuk melahirkan Valta, agar nantinya Valta bisa mereka gunakan sebagai alat untuk menyerang pemimpin hantu!" terang Arnold lagi dengan sedikit kekecewaan tergambar dari ucapannya.

Akademi Para PetarungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang