Hujan baru saja berhenti, bau khas yang berasal dari tanah menguar ke udara memasuki indera penciuman milik seorang cowok berpenampilan urakan. Genangan air yang tidak terlalu dalam berasal dari paping block yang mulai turun tenggelam ke tanah. Motor serta mobil basah kuyup meninggalkan butiran-butiran air di sana.
Banyak anak-anak berlari keluar dari supermarket sambil merentangkan kedua tangan nya merasakan rintik yang tidak sepenuhnya berhenti. Orang tua mereka sibuk memasukkan barang belanjaan ke bagasi mobil nya. Aksara melihat anak-anak itu tertawa riang membuatnya rindu dengan masa kecil nya bersama Alsya dan Dea.
Posisi cowok itu membelakangi supermarket sambil memantik api untuk rokok di sela jari nya. Baru saja Ia ingin menghisap ujung rokok itu seseorang datang dan dengan lancang mendorong nya membuat rokok itu jatuh dan terbuang sia-sia-jatuh ke dalam genangan air menyisakan asap terakhir yang mengepul ke udara lalu menghilang dalam hitungan detik.
"Shit!" desis Aksara.
"Eh.. sorry.. sorry.. gue tadi di-"
Selanjutnya terdengar suara tawa dari anak kecil lalu pergi begitu saja. Aksara melihat ke belakang siapa pemilik dari suara yang berkata sorry pada nya.
"Lo lagi!" geram Aksara melihat cewek yang waktu itu membuatnya kalah dan kehilangan harga diri di depan Mario dan seluruh warga Agora.
Sekar langsung melebarkan matanya-terkejut ternyata Aksara yang di tabrak nya. "Aksara, maaf tadi gue gak sengaja. Gue di dorong sama-"
"Stop!" tekan Aksara membuat Sekar langsung tutup mulut.
"Kenapa ketemu lo bawaannya sial mulu, ha?!" hardik Aksara. Sekar lantas tertunduk takut melihat Aksara kembali marah seperti pertama kali mereka bertemu.
"Kemarin gue jatuh, dan yang paling parah nya gue gak bisa balas dendam nya Dinda. Sekarang, jatah rokok satu-satu nya gue hari ini juga jatuh. Dan itu gara-gara siapa?" Aksara menjeda ucapan nya. "Gara-gara lo!" tekan Aksara sekali lagi.
Aksara mengacak rambut nya kesal. Sekar hanya menunduk seperti anak kucing ke siram air persis seperti mereka bertemu waktu itu.
"Gue ngomong lo cuekin!" Aksara menarik tangan kiri Sekar dan merampas kasar gelang Angsa milik gadis itu.
Sekar sontak mengangkat pandangannya saat gelang nya sudah berada di tangan Aksara. "Aksara kembalikan!" tekan Sekar dengan berbisik. Ada banyak orang memperhatikan mereka saat ini. Itu semua salah Aksara. Kenapa Aksara tidak bisa mengontrol volume suara nya.
Aksara sedikit menundukkan badannya dan berbisik di telinga Sekar. "Hukuman buat lo!"
Dengan gesit Sekar menjegal kaki Aksara saat cowok itu ingin membawa pergi gelang nya. Tawa dari para pembeli ataupun pengunjung yang baru datang pecah saat Aksara tersungkur ke bawah. Aksara terdiam beberapa saat. Gigi nya bergemeletuk serta rahang yang mengeras. Aksara bangkit lalu menarik tangan Sekar dan membawa gadis itu pergi dari parkiran supermarket.
***
Di sudut dinding tepat di sebelah pintu masuk yang tertutup terdapat ukiran kayu yang bertuliskan DINDA CASTLE. Jarak dari supermarket ke DINDA CASTLE sejauh 50 meter. Sejauh itulah Aksara menarik pergelangan tangan Sekar hingga memerah dan gadis itu menangis.
Bruk!
Pintu castle terbuka mengagetkan seseorang yang sedang tertidur pulas di sofa panjang. Dinda yang berdiri tenang di samping sofa menjadi bagian saksi bisu dari kejadian langka ini.
"Awh!"
Aksara mendorong Sekar hingga menabrak tembok. Sekar langsung menangis kejer saat punggungnya terasa nyeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKARAKSARA (new version) [END]
Teen FictionSekar, Permata Merah Alantra sebutan gadis itu. Ia mempunyai misi untuk membuat orang tuanya pulang dari luar negeri dengan berusaha menjadi siswi paling berprestasi, ia dikenal multitalenta dan acap kali berkontribusi dalam perlombaan sekolah. Teru...