45. TRAGEDI DAN KHAWATIR
"AKSA!!!!"
"AWAS-"
BRUK!!!
Motor yang dikendarai dengan ugal-ugalan tersebut sontak berhenti setelah menabrak seseorang. Pengendara tersebut mendadak pucat dan panik ketika melihat banyaknya pengguna jalan yang mulai melihat dan berjalan mendekat kearahnya. Rasa panik semakin bertambah ketika seorang warga memintanya turun dan bertanggung jawab.
Aksara yang terlempar ke badan jalan berusaha bangkit dan membelah kerumunan. Ia melihat beberapa warga sudah membantu Sekar untuk berusaha duduk. Kepala gadis itu berdarah ketika menyelamatkannya dari tabrakan motor. Sebelum Sekar benar-benar tumbang ke aspal, Aksara dengan secepat kilat menahan tubuh mungil gadis yang sedang merintih sakit tersebut.
"Sekar!" lirih Aksara berusaha menyadarkan Sekar. Perasaan Aksara benar-benar berkecamuk melihat kondisi Sekar saat ini. Salah satu warga ternyata berbaik hati menghentikan sebuah mobil untuk memberikan Aksara tumpangan membawa Sekar ke klinik terdekat.
***
Aksara yang berada dalam kondisi baik-baik saja tak henti-hentinya mengepalkan kedua tangannya dan sesekali mengacak rambutnya. Wajahnya terlihat begitu khawatir dan panik. Apa lagi ketika sebuah bayangan mengenai keadaan Sekar bertambah buruh setelahnya. Mengingat Sekar yang sangat manja dan juga cengeng. Seorang warga yang ikut menemani Aksara menepuk pundaknya pelan.
"Dek, berdoa saja, ya, semoga temannya tidak apa-apa," saran bapak setengah baya tersebut.
"Makasih, Pak," jawab Aksara. Bahkan suaranya saja terdengar gemetar karena rasa panik dan takut yang menguasai dirinya. Apa yang harus Aksara katakan pada keluarga Sekar nanti. Aksara benar-benar mengalami nasib sial kali ini, bahkan jauh lebih sial dari kesialan yang kemarin.
"Teguh!!" Yugo berlari menemui Aksara yang tidak bisa diam seperti cacing kepanasan. Sahabatnya terlihat sangat kacau akibat kejadian ini. Aksara memeluk Yugo untuk mengurangi rasa panik dan takutnya. Beruntung Yugo mau datang dan menemaninya walaupun cowok itu sedang berkencan dengan Hana.
"Sekar, Go!" lirih Aksara dengan suara terdengar kalut dan putus asa.
Yugo menepuk pundak Aksara untuk memberinya ketenangan. Sudah lama sekali Yugo tidak melihat Aksara dalam keadaan sekhawatir ini pada seseorang. "Tenang, Guh. Sekar pasti baik-baik aja."
Yugo menelisik sekujut tubuh Aksara. Terlihat kondisi Aksara yang mulus tanpa luka sedikit pun. "Lo aman? Kejadiannya kayak gimana, Guh?" tanya Yugo dengan alis berkerut-ingin tahu.
Aksara hanya bisa diam dan menggeleng. Ia bahkan tak mampu menceritakan itu sekarang. Menelan ludahnya saja sulit apalagi diminta untuk berbicara panjang saat ini. Yugo mengerti lalu membawa Aksara untuk duduk di kursi tunggu. Tak lama mereka berdiam, seorang suster berpakaian putih dengan garis ping dibeberapa bagian bajunya itu keluar.
"Keluarga atau orang terdekat Sekar, ada?" tanya suster tersebut.
"Saya, sus!" jawab Aksara cepat.
Suster tersebut tersenyum lalu berkata. "Sekar tidak apa-apa. Hanya luka ringan dibagian kening dan sikunya. Lain kali pacarnya dijaga baik-baik ya, Mas." Suster tersebut sudah sangat paham tentang anak muda yang sering datang ke kliniknya. Mengingat lokasi klinik merupakan klinik paling dekat dengan sekolah.
"Proses administrasi mohon dibantu sekarang ya, mas," pinta suster tersebut.
"Sama saya aja, sus," tukas Yugo lalu mengikuti suster tersebut. Sebelum Yugo meninggalkan Aksara, ia menyempatkan menepuk pundak sahabatnya-memberikan kekuatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKARAKSARA (new version) [END]
Teen FictionSekar, Permata Merah Alantra sebutan gadis itu. Ia mempunyai misi untuk membuat orang tuanya pulang dari luar negeri dengan berusaha menjadi siswi paling berprestasi, ia dikenal multitalenta dan acap kali berkontribusi dalam perlombaan sekolah. Teru...