28. PESAN DARI YUGO

732 53 0
                                    

Selain DINDA CASTLE tempat biasa Aksara dan Yugo nongkrong adalah Warbun, alias Warung Bunda. Warung kayu sederhana yang di bagian depan terdapat spanduk dengan logo panah bersilang serta dua kuntum mawar kuning. Sejak kembalinya Aksara dari TPU ia segera ke Warbun dan bertemu Yugo yang sudah lebih dulu duduk disana.

Menyadari Aksara sedang tidak baik-baik saja, Yugo lantas mendekat dan menepuk pundak sahabatnya. "Ada apa?"

Aksara segera menceritakan kejadian yang baru dialaminya beberapa jam yang lalu tanpa terlewat sedikitpun. Begitu juga dengan Yugo yang mendengarkan dengan saksama masalah Aksara kali ini yang dirasa cukup serius.

"Ada benarnya yang dibilang Dea. Tuh cewek peduli sama lo, Guh."

Aksara menyorot dingin kedua mata Yugo. "Benar apanya? Nurutin keinginannya?"

"Nyuruh lo untuk buka hati ke cewek lain," jawab Yugo. "Gue juga setuju sama yang Dea bilang kalau lo belum bisa relakan Alsya. Setahun, Guh. Kasian tuh anak orang sengsara dalam kubur cuma gara-gara lo gak bisa ikhlasin kepergiannya," serang Yugo pada intinya.

"Gue tanya sama lo. Kalau novel lo gue bakar, rela gak lo?"

"Ya gak lah. Paket duit bapak gue belinya," jawab Yugo cepat.

"Alsya cinta pertama gue. Sampai kapanpun gue gak bisa gantikan posisi Alsya di hati gue," aku Aksara tulus dari hatinya.

Yugo berdecak kesal jika membahas masalah seperti ini pada Aksara. "Bucin lo."

"Dea cuma nyuruh lo untuk dekati Sekar sesaat. Masa lo gak bisa, Guh? Dekati doang."

Yugo mendadak diam dengan yang barusan ia katakan. Mencerna kembali ucapannya. "Nyuruh lo untuk dekati Sekar. Lo serius Dea bilang gitu?"

Aksara hanya mengangguk. Memang benar seperti itu adanya. Yugo kembali diam. Cukup kaget mendengar Dea seperti itu.

"Ngapa lo?" Gantian Aksara yang menepuk pundak Yugo untuk menyadarkan cowok itu dari lamunan sepuluh detiknya.

"Aksara," panggil Yugo dengan raut serta nada yang serius.

Aksara merasa ada sesuatu yang harus ia dengar jika Yugo sudah memanggilnya seperti ini. Aksara menatap Yugo yang duduk disampingnya.

Yugo menepuk pundak sahabatnya seolah ada pesan penting yang harus diingat. "Lo boleh dekati Sekar. Tapi lo harus janji sama gue. Jangan bikin anak orang baper. Kasian, Sekar gak tau apa-apa. Ini semua atas dasar ego bukan ketulusan."

Aksara menyentak tangan Yugo di bahunya. "Gue benci sama tuh cewek. Jadi gak mungkin gue dekati dia."

Yugo tertawa, lebih tepatnya meremehkan ucapan Aksara. "Permintaan Dea sama aja permintaan Alsya. Yakin gak mau nurutin Alsya pacar kesayangan lo itu?"

***

Tepat waktu tengah malam Aksara sudah berada di garis start untuk kembali balapan bersama Mario. Aksara ingin membalaskan dendam Dinda yang kemarin sempat tertunda.

Yugo menepuk pundak Aksara cukup kuat. "Guh, hati-hati. Pikiran lo lagi kacau bisa aja Mario ambil untung."

"Dinda pasti senang dendamnya terbalas."

Tak!

Yugo memukul kuat helm Aksara hingga cowok bercincin karet hitam di kelingkingnya itu meringis. "Gue khawatir sama lo. Lo malah mikirin Dinda!"

***

Aksara membawa laju motornya seperti kilatan cahaya di kala gelap. Pohon serta udara malam yang dingin dilewatinya bak orang kesetanan. Padahal jarak Mario sudah sangat jauh tertinggal. Aksara tidak ingin kalah hingga dendam Dinda kembali batal untuk terbalaskan. Pikiran Aksara saat ini benar-benar kalut. Semua emosi menumpuk sesak di dadanya. Kekalahannya karena Sekar, sikap lancang Sekar yang berani memasuki DINDA CASTLE, Aksara yang melanggar janjinya dan itu semua disebabkan oleh Sekar. Di tambah Dea yang memintanya untuk mendekati Sekar. Semua masalah terpusat pada Sekar dan Aksara sangat membenci gadis itu!

Aksara meneriaki dirinya sendiri bersamaan dengan menambahnya kecepatan di motornya.

***

Aksara menurunkan laju kendaraannya saat garis finish sudah hampir terlihat. Dan benar, malam ini bersama amarah di dirinya berhasil membawa kemenangan serta dendam yang terbalas.

Yugo mengelus dadanya. Tanpa sadar juga ikut mengelus tangki Dinda yang sedari tadi setia disampingnya.

"Alhamdulillah."

"Cowok lo Din, menang tuh. Kita lihat pertunjukan selanjutnya."

Brak!!

Dua motor bergesekan kasar dengan aspal. Bahkan motor hitam Mario sudah lecet dan bagian lampu serta kaca spion hancur tanpa ampun, dan tubuh Mario ikut terpental hingga menabrak pohon dibelakang.

Aksara berdiri dihadapan Mario dengan kondisi yang tidak begitu parah. Hanya jaket yang kembali sobek dibagian siku serta pundaknya. Ditambah dengan celana Aksara yang bolong akibat terseret aspal.

"Perlu gue bakar motor lo sekalian biar tambah gosong?"

"Anjing lo Aksara!" Umpat Mario terbatuk bersamaan erangan kecil yang keluar dari mulutnya. Rasa nyeri di bagian punggung benar-benar luar biasa.

Aksara memukul helm Mario kuat membuat Mario meringis. "Masih baik gue sampai gak buat lo geger otak!"

Tiba-tiba suara sirine polisi terdengar memekakkan telinga. Seluruh penonton kabur kesana kemari sebelum diamankan oleh petugas razia.

"Shit!" Umpat Aksara. Cowok itu segera kabur namun sial, kakinya di jegal oleh Mario hingga tersungkur ke tanah.

"Tangkap mereka, Pak!" Ujar seorang polwan yang sudah menahan kedua tangan Aksara.

"Berdiri!"

"Masukkan mereka ke mobil, Pak!"

"Amankan motor mereka!"

***

Aksara terkejut ketika Yugo lebih dulu sampai di kantor polisi. Tadi Aksara naik ke mobil hanya berdua dengan Mario dan Aksara pikir sahabatnya itu sudah lebih dulu kabur. Aksara buru-buru mendekat pada Yugo dan menatap sahabatnya itu dengan nanar.

Yugo tak pernah-pernahnya ditatap seperti itu oleh Aksara. Bulu kuduknya sedikit berdiri karena geli plus eneg melihat tatapan macam tai lincung milik Aksara.

"Ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu?"

"Dinda?" Lirih Aksara. Cowok itu benar-benar khawatir akan keselamatan Dinda malam ini.

Muka Yugo memerah bersamaan hidungnya yang mengembang lembar seperti mulut kuda Nil. "Gara-gara sembunyikan motor sialan lo itu gue jadi ikut ketangkap!"

Aksara bernafas lega. Tidak ada yang lebih penting darinya saat ini selain Dinda kesayangannya. "Untung Dinda selamat."

"Gue gak selamat Teguh anjing!" Umpat Yugo. "Kalau bukan lagi di kantor polisi udah gue habisin lo!"

"Karena di kantor polisi jadinya lo gak bisa habisin gue."

"Sial banget gue masuk kantor polisi bareng lo!"

SEKARAKSARA (new version) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang