62. PENYEBAB SEMUANYA

843 52 3
                                    

62. PENYEBAB SEMUANYA

"Waw hebat ya lo!"

Seluruh pandangan langsung mengarah pada ambang pintu. Semuanya terperangah tak menyangka bahwa Aksara dan Alvian berdiri entah sejak kapan mendengar pertengkaran dua sahabat yang terlihat selalu baik-baik saja.

Raut ketakutan serta kekecewaan terpancar dari dua gadis yang kini berada di hadapan mereka. Semua telah terungkap tanpa sisa. Tak ada yang tulus dan jujur bagi Sekar. Begitu pun yang Dea rasakan dunia tak pernah berlaku adil padanya.

"Cara lo luar biasa, De," cetus Alvian terdengar begitu kecewa.

"Sekar?" Aksara ingin mendekat dan menjelaskan semuanya namun Sekar melangkah mundur dengan satu tangan terangkat.

Tiba-tiba saja Sekar terkekeh seraya menghapus buliran air matanya. Sebuah pertunjukkan penuh drama yang menjadi bagian hidupnya.

"Niat gue pagi ini ingin minta maaf dan jelasin semuanya ke lo, De. Tapi yang gue dapat malah sebaliknya. Gue kira di sini gue yang paling jahat dan egois kayak lo bilang. Nyatanya lo gak ada bedanya, De. Bahkan lo yang lebih egois dan gue akui rencana lo berhasil," jelas Sekar dengan suara begitu tenang namun pancaran matanya menatap penuh sesal dan marah.

"Dan untuk lo Aksara. Buat apa lo klaim gue sebagai pacar lo kalau nyatanya semua ini palsu?"

Aksara terdiam menatap Sekar berharap ada setitik harapan untuknya. Namun yang ia lihat hanyalah tatapan kebencian.

"Makasih untuk semua sakit yang kalian kasih ke gue." Sekar meninggalkan kerumunan dengan membawa tas yang tak sempat ia letakkan di meja.

Alvian segera menahan Aksara dan menyorot adik kelasnya itu dengan tajam. "Gak usah lo kejar Sekar. Cowok bodoh yang membangun hubungan palsu gak jauh beda kayak sampah!"

***

"PUAS LO DEA!" bentak Aksara. "Puas lo udah hancurin hubungan gue sama Sekar?"

Dea terisak, terkejut baru kali pertama ia di bentak dan di maki oleh Aksara setelah sekian lama persahabatan mereka. Sudut sekolah yang jarang di lalui menjadi tempat pelampiasan kemarahan Aksara.

"Gara-gara lo Sekar jadi benci sama gue!"

"Bener kata Yugo kalau lo curang! Lo egois, De!"

"Bodoh gue karena ngikutin permainan lo kalau bakal gini akhirnya! Aaarrrghhhhhh!" maki Aksara meninju tembok di samping Dea.

"Gue egois karena Sekar! Gue kayak gini karena Sekar!" aku Dea dengan air mata berderai namun tak memadamkan amarah dalam dirinya.

"Cukup salahin Sekar!" sela Aksara. "Seharusnya lo bisa fair. Semuanya salah lo Dea!"

Dea menatap nyalang Aksara. Lelah dirinya harus menjadi objek kesalahan pagi ini.

"Lo nyalahin gue? Lo mikirin perasaan gue gak, Sa? Lo ingat janji lo sama Alsya gak?!" maki Dea.

"Stop bawa-bawa Alsya! Alsya gak ada hubungannya sama ini."

"Gue kayak gini demi lindungi posisi gue, Sa. Gue mau bikin Papa bangga punya anak yang selalu nurut ucapannya."

"Sama!" balas Aksara cepat. "Sekar juga demi orang tuanya. Demi Papa dan Mamanya supaya tetap di rumah dan liat penampilannya."

"Tapi bedanya Sekar gak curang kayak lo. Dia usaha sendiri, dan gak manfaatin orang lain kayak lo, De!" lanjut Aksara menunjuk Dea dengan kasar.

"Oh, lo bela dia sekarang?" tanya Dea tidak percaya.

"Iya. Gue bela dia."

"Asal lo tau, Sa, cewek yang lo bela sekarang udah manfaatin Alvian untuk bujuk gue. Dia gak ada bedanya kayak gue, Sa!" terang Dea dengan amarah ber api-api.

SEKARAKSARA (new version) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang