Baca sambil dengerin sound-nya ya😉
Happy reading semuanya 🧡"Saya tunggu di pulau Sabira, Pak," ucap seorang berpenampilan nelayan layaknya profesi kebanyakan penduduk di pulau Sabira. Namun ia berada di ruangan yang penuh dengan berbagai berkas penting milik clientnya. Di depan sudut meja tertulis Cokro-pengacara.
***
Tiga hari tanpa perkembangan dan tak ada satu pun berita Sekar dengar dari bodyguard yang di tugaskan papanya untuk mencari keberadaan Aksara. Hal itu menambah khawatir Sekar. Kemana pacarnya itu membawa dokumen rahasia milik papanya. Bahkan sampai saat ini pun Mr. Alantra belum ada bercerita perihal dokumen yang di bawa kabur.
Saat ini Sekar sedang menuju ke perusahaan papanya untuk memastikan bahwa kedua orang tuanya baik-baik saja. Jauh dari lubuk hatinya perasaan Sekar benar-benar tidak enak. Ia juga sering menghubungi Aksara namun ponsel kekasihnya sengaja dimatikan.
"Aksa, kamu ke mana?"
"Aku mohon maafin aku. Aku bener-bener gak tau soal ini," gumam Sekar mengetuk stir mobilnya.
Mobil Sekar mendadak berhenti karena kedatangannya bersamaan dengan beberapa mobil polisi dan juga wartawan. Sekar meneguk kasar salivanya. Polisi? Wartawan?
"Enggak. Kamu gak mungkin setega ini, Aksa." Sekar merasakan air matanya menetes di pipinya. Pikiran dan hatinya menolak keras bahwa tidak mungkin ini perlakuan Aksara.
Kondisi kantor masih kondusif bahkan beberapa karyawan terlihat bingung karena Sekar berlari begitu cepat.
"Sekar! Di mana sopan santun mu!" jerit Mr. Alantra melihat putrinya membuka tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Hal itu membuat obrolannya terganggu dengan sekretaris Yun.
Sekar terpaku melihat papa, mama dan juga abangnya masih berada di ruangan ini.
"Papa, Mama. Ka..kalian?"
"Kenapa Sekar?" tanya Risa. Tak berapa lama para karyawan terdengar sibuk berlarian ke sana kemari.
"Om Harry sepertinya gagal mencari Aksara. Dan sekarang sudah ada polisi di depan kantor kita," ucap Sekar dengan suara bergetar.
Raut tegang juga takut jelas terpancar dari Mr. Alantra dan juga Risa. Baru tadi malam ia mendapat kabar dari Harry bahwa Aksara dan papanya hampir mereka temukan di salah satu hotel yang berada di Surabaya. Namun apa yang terjadi sekarang?
"Papa gak akan tinggalin Sekar kan? Papa gak bersalah kan dalam hal ini? Papa jawab Sekar," tuntut Sekar seraya memeluk Mr. Alantra dengan erat. Wajahnya bertambah pucat karena saking takutnya. Bahkan untuk bernafas saja ia sulit.
"Pak, bagaimana ini?" tanya sekretaris Yun.
"Urus hal ini, Yun. Saya percaya kamu bisa. Ingat, alihkan semua atas nama anak saya," jelas Mr. Alantra. "Dan satu lagi. Rekaman dan bukti setahun yang lalu tunjukkan ke pengadilan nanti. Temui pengacara saya, dan urus semuanya."
"Mas, ini bagaimana? Apa benar Harry gagal?" tanya Risa ikut khawatir. Bayang-bayang yang begitu ia hindari setahun yang lalu sangat takut untuk ia hadapi kenyataannya sekarang.
"Papa, gak akan tinggalin Sekar kan? Papa, jawab Sekar!" tuntut Sekar menangis di depan papanya.
Mr. Alantra mengusap lembut rambut putrinya. Lalu ia mengecup lama kening gadis yang begitu ia sayangi. "Sayang, Papa gak akan tinggalin kamu. Kamu harus tenang ya. Semua pasti baik-baik aja."
Sekar menggeleng kuat. Ia benar-benar tak percaya dengan ucapan papanya. Sekar sendiri yang melihat begitu banyak wartawan dan mobil polisi yang datang. Dan apa tadi. Rekaman serta bukti setahun yang lalu. Rekaman dan bukti yang mana lagi? Semua membingungkan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKARAKSARA (new version) [END]
Teen FictionSekar, Permata Merah Alantra sebutan gadis itu. Ia mempunyai misi untuk membuat orang tuanya pulang dari luar negeri dengan berusaha menjadi siswi paling berprestasi, ia dikenal multitalenta dan acap kali berkontribusi dalam perlombaan sekolah. Teru...