16. PENAMPILAN TARI MANDALA

877 63 1
                                    

Hai semua nya!

Apa kabar?

Senang, Zar kembali menyapa kalian di cerita SEKARAKSARA (new version) ini.

Oh iya, sebelum baca jangan lupa like, coment and subscribe ya... Eh.. enggak, bercanda.

Jangan lupa vote, coment dan bantu follow akun Zar ya🧡🧡.

Mau berteman lebih dekat dengan Zar? Boleh banget follow akun,
Ig: Kurnia_wulan11
TikTok: Niulazzahra

Selamat membaca semua nya🧡🧡🧡
.

.

.

.

Sekar cukup termangu melihat para orangtua dari teman nya datang untuk menggiring anak mereka sampai di tempat perlombaan. Lihat saja seperti sekarang, ada Destin, Amelia, Lala dan Keyla yang sedang berfoto bersama di bantu tim jurnalis SMA Mandala untuk mengabadikan momen hari ini.

Terkadang Sekar benci momen seperti ini. Sebut saja saat penerimaan rapor semester. Setiap orangtua pasti datang untuk mendengar evaluasi mengenai anak mereka di sekolah. Tapi tidak dengan orangtua Sekar. Semua terjadi sejak Sekar berada di bangku SMP. Orangtua nya tidak pernah datang ke sekolah nya. Semua hanya di lakukan via telepon dan berkirim surat melalui e-mail.

Bandung terlalu jauh untuk orangtua nya. Maka dari itu Sekar pindah ke Jakarta agar orangtua nya bisa datang ke acara sekolah nya. Seperti itulah Sekar. Gadis berwajah anggun nan lembut dengan segala pemikiran positif nya.

Tapi angan dan harap semua di selimuti rasa kecewa sekali lagi. Nyatanya orangtua Sekar belum bisa meninggalkan kesibukan bisnis mereka untuk anak nya. Terkadang Sekar berpikir, untuk apa mereka bergelimang harta tapi kehidupan mereka seperti anak yatim piatu? Itulah sebutan kasar untuk menggambarkan kehidupan Sekar saat ini.

Terkadang Sekar ingin menyerah saja. Sudah lelah dengan semua aktivitas dan janji-janji yang di berikan orangtua nya. 'Kasih Papa penampilan selanjutnya, ya. Papa pasti datang.' entah penampilan yang mana yang membuat orangtua nya akan datang. Terkadang Sekar ingin menyerah saja. Tapi di satu sisi, jika ia menyerah bisa saja prestasi ataupun penampilan yang ia lewatkan ternyata menjadi alasan kepulangan orangtua nya.

Sekar menghela nafas nya panjang.

"Kar, why?" Tanya Dea yang sedari tadi memperhatikan Sekar yang melamun.

"Lo sendiri gimana?" Tanya Sekar balik tanpa mengalihkan tatapan nya dari teman-teman nya.

Dea berpikir sejenak. Dari tatapan Sekar mungkin Dea mengerti kemana arah pembicaraan mereka selanjutnya.

"Setahun yang lalu Papa Mama masih ada Nemani gue. Tapi sekarang.." Dea memelankan suara nya. "The first time without my parent's. But, it's ok. I think, I'm flashback to my old life," jelas Dea.

"Kalau lo, kenapa orangtua lo gak datang?" Tanya Dea lagi.

"Sibuk," jawab Sekar cepat dan singkat.

"Gue kira dengan gue pindah ke Jakarta Papa Mama bisa sering-sering liat gue dan Abang. Apalagi sekarang ini penampilan pertama gue di sekolah baru," lanjut Sekar.

"Lo harus nya lebih bersyukur, Kar," kata Dea. "Orangtua lo masih ada. Ya.. walaupun jauh dari lo. Sementara gue, orangtua kandung gue udah gak ada dan gue juga gak tau wajah nya kayak apa. Di tambah orangtua angkat dan saudari angkat gue juga udah gak ada. Rasa nya sepi banget."

Sekar tertohok mendengar penjelasan Dea barusan.

"Gue gak bermaksud membandingkan your life and my life. Gua cuma gak mau kalau sahabat gue yang cantik ini gak bersyukur," ucap Dea tulus membuat Sekar mengangguk.

SEKARAKSARA (new version) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang