Vote dan coment kalian Zar nantikan 🧡
***Gadis yang mengenakan gamis berwarna pink, dibalut hijab panjang mencapai perut berwarna hitam serta sepatu berwarna putih sebagai penutup kaki. Kini Sekar berpenampilan jauh dari kata biasa. Bahkan sedari tadi seorang gadis yang ikut menemaninya tak henti-henti memuja paras cantiknya. Namun, hal itu tak begitu Sekar tanggapi. Manik mata coklat nan indah yang menjadi bagian panca indera Sekar jauh lebih tertarik menatap sebuah gedung sederhana di hadapannya.
Sudah lama sekali Sekar tidak menyambangi tempat ini. Terakhir kali Sekar menginjakkan kaki ketika pertengkaran dan sebuah kalimat usiran serta makian terlontar dari bibir yg memiliki lekuk indah milik Aksara. Namun kini cowok itu sendiri yang memanggilnya untuk datang.
"Kar, gue ngantar Hana pulang dulu. Lo langsung masuk aja!" perintah Yugo membuat Sekar semakin lekat menatap bangunan sederhana berkedok gubuk itu.
"Btw, Kar, lo cantik bangettt!" puji Hana berharap ini untuk terakhir kalinya.
Sekar menatap memelas ke arah Hana. "Hana, udah dong mujinya," pinta Sekar membuat Hana terkekeh.
"Memang cantik kok!" puji Hana tulus sesuai penglihatannya saat ini.
Sekar terpaku pada sebuah genggaman yang berada di tengah antara Hana dan Yugo. Alisnya mengernyit menatap dua orang yang bertindak nekat mengeluarkannya dari istana keluarganya.
"Kalian berdua.. pacaran?"
"Enggak! Mau langsung nikah aja!" tegas Yugo membuat Hana mendelik dan segera memukul lengan atas Yugo.
"Mulut lo setan!" maki Hana.
Sekar terkekeh pelan melihatnya. "Gak papa, cocok kok!" ujar Sekar berganti menggoda Hana.
"Btw thanks ya, kalian berdua baik banget!" ungkap Sekar.
"Udah buruan masuk sana!"
***
Sekar berdiri di hadapan sebuah dinding, tepat di samping tombol yang mirip dengan token listrik. Tadi Sekar sudah diberi tahu Yugo angka rahasia untuk membuat dinding itu bergerak agar bisa memasuki sebuah istana megah.
Sekar sedikit gerogi, lebih tepatnya takut untuk memasukinya sendiri. Ini kali pertama baginya hingga tangannya tak urung untuk meremas kuat juntaian gamis yang sedang dikenakannya. Dengan kaku Sekar mengangkat secara perlahan satu tangannya. Sebelum menekan nomor secara acak, Sekar menyempatkan meremas jarinya untuk menyalurkan bayang-bayang ketakutan terakhir kali ia ke Dinda Castle.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKARAKSARA (new version) [END]
Fiksi RemajaSekar, Permata Merah Alantra sebutan gadis itu. Ia mempunyai misi untuk membuat orang tuanya pulang dari luar negeri dengan berusaha menjadi siswi paling berprestasi, ia dikenal multitalenta dan acap kali berkontribusi dalam perlombaan sekolah. Teru...