13. JENGUK PELITA

913 67 0
                                    

Sore ini seluruh grup tari telah membuat rencana untuk menjenguk Pelita di rumah nya. Sekar sudah rapi dengan outfit yang di pakainya. Sweeter berwarna merah muda di pasangkan dengan celana jeans berwarna putih serta sneakers berwarna senada dengan celana nya. Aksesoris topi kupluk rajut berwarna merah muda dengan rambut yang tergerai menambah daya tarik tersendiri untuk Sekar.

"Iya, Pa. Farki pasti jagain kok."

Sekar memelankan langkah nya saat ia menuruni anak tangga. Mengamati jelas dengan siapa Abang nya bicara. Saat gadis itu mendengar kata Pa dari mulut Abang nya Sekar buru-buru mendekat dan menarik-narik pelan jaket yang di pakai Farki.

"Pasti Papa. Sekar mau bicara!" bisik gadis itu di samping Farki seperti anak kecil.

"Halo, Pa!" sapa Sekar dengan suara girang nya.

"Hai Putri kecil nya Papa."

"Papa balik ke Indo, ya. Dua hari lagi Sekar tampil tari bareng temen-temen. This's my first performance at new school. Please Dad," mohon Sekar.

Farki lantas menggaruk pelipis nya. Mengingat beberapa menit yang lalu Frans baru berkata bahwa ia tidak bisa kembali ke Indonesia dalam waktu dekat karena ada beberapa proyek yang butuh penanganannya langsung.

"Kasih Papa penampilan kamu selanjut nya ya, sayang. Papa pasti datang bareng Mama,"

"Please come in!"

"Sayang, nanti papa telfon lagi, ya. Ada client."

TUT!

Sambungan telepon terputus secara sepihak. Farki yang mengerti keadaan buru-buru berbicara pada Sekar sebelum suasana hati adik kesayangannya memburuk.

"Mau ke mana sih? Cantik banget, hm," tanya Farki seraya menghibur Sekar. Pelan-pelan jari Farki menarik bibir Sekar yang sedang di gigit oleh Adik nya.

Sekar menatap Farki dengan pandangan berkaca-kaca. "Mau main," jawab Sekar dengan suara sedikit gemetar.

Farki tahu betul bagaimana Adik nya ini. Anak perempuan satu-satu nya di keluarga Alantra. Dari kecil semua yang ia inginkan selalu terwujud dengan cepat. Bahkan perlakuan manja yang terkadang Sekar tunjukkan merupakan kebiasaaan yang keluarga Alantra berikan. Namun Farki akui, Adiknya pasti berusaha mengerti akan keadaan. Sekar sudah besar dan dewasa tidak selama nya keinginan yang ia inginkan langsung terwujud.

"Main ke mana? Emang udah punya temen di Jakarta?" tanya Farki sambil seloroh menghibur Sekar.

"Abang ih!"

"Abang anter ya?"

"Gak mau. Kemarin ke mana aja? Pacaran terus kerja nya!" sindir Sekar.

"Makanya cari pacar lo. Biar ada yang nemeni, nganterin, jangan belajar mulu kerja nya," sambung Farki dengan semangat.

"cantik-cantik kok jomblo."

Sekar mendelik dengan apa yang Farki katakan barusan. Selanjut nya Sekar menunduk lesu, dengan cepat Farki menahan dagu Sekar.

"Jangan nunduk. Perempuan di keluarga Alantra di larang keras untuk menundukkan kepala. Mau mahkota nya jatuh?"

"Sekar yang rajin belajar aja Papa sama Mama gak pernah liat. Apalagi Sekar yang pacaran mulu kayak Abang. Mungkin gak di anggap anak."

"Mau main ke mana, Sekar?" ulang Farki.

"Ke rumah Pelita."

***

Setelah mengantar Sekar ke rumah Pelita. Farki melangkah di halaman rumah nya dengan pikiran tertuju pada perkataan Sekar tadi. Orangtua nya benar-benar kelewatan sekarang. Tidak sekarang, melainkan sudah dari lima tahun yang lalu. Semenjak bisnis furniture mereka berkembang pesat dunia Frans dan Risa hanya seputar bisnis dan keluar masuk negara orang. Farki bisa menerima sikap orangtua mereka. Tapi bagaimana dengan Sekar yang dari kecil sudah di manja. Di tambah dengan Sekar yang di pindahkan ke Bandung sejak SMP. Janji yang orangtua nya berikan pada Sekar dulu hanya seputar penampilan selanjutnya dan prestasi selanjutnya. Maka dari itu Sekar terus semangat dalam belajar dan berprestasi di sekolah.

SEKARAKSARA (new version) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang