Sekar terjaga dari tidur nya ketika merasa ada tepukan pelan di bahu nya. Manik matanya menangkap Bibi yang sedang menatap nya.
"Bangun, Non. Kata nya Non Sekar ada lomba hari ini," ujar Bibi.
Sekar melirik jam di samping nya. Pukul lima pagi. Gadis itu duduk sambil bersender di dipan tempat tidur nya berwarna coklat susu itu. Dipan yang melekat di tempat tidur nya merupakan buatan pabrik dari usaha keluarga nya. Bisnis yang di olah oleh kedua orangtua nya tidak hanya seputar furniture saja tapi juga berbagai design interior dan eksterior juga di olah kedua orangtua nya. Sekar terdiam dengan wajah tidak bersemangat sama sekali. Bukan efek dari bangun tidur tapi diri nya memang sudah tidak bersemangat sejak kemarin.
"Non, Non Sekar, Non?" panggil Bi Inah berulang kali. Bi Inah menatap ke belakang saat tuan muda di keluarga itu menepuk bahu nya dan memberi kode agar kembali ke belakang. Asisten rumah tangga yang bekerja cukup lama itu hanya bisa mengangguk dan merasa prihatin dengan kakak beradik itu.
"Papa Mama gak jadi pulang ya, Bi?" tanya Sekar lesu.
"Hai!" sapa Farki saraya mengelus surai panjang Sekar.
Manik mata Sekar memperhatikan dengan lekat Farki yang sudah rapi dengan stelan semi formal nya,kaos hitam polos di lapisi jas, serta celana berwarna hitam dan sneakers berwarna putih.
"Abang mau ke mana?"
"Ketemu Om Haris."
"Sepagi ini?"
Farki mengangguk. "Sekretaris Yun udah nunggu di depan."
"Sekar di antar Abang kan?" tanya gadis berbandul Angsa itu khawatir.
"Sama Alvian."
"What?? Ini masih pagi banget Abang. Emang Alvian udah bangun?"
Farki mencolek hidung mancung Sekar. "Gak sopan ya manggil nya Alvian," peringat Farki.
"Abang berangkat ya. See you cantik!" Farki mengecup puncak kepala Sekar lalu pergi meninggalkan aroma Mint yang memabukkan.
***
Sekar membuka pintu utama rumah nya dengan mengeratkan jaket yang di pakai nya. Udara pagi ini lumayan dingin untuk nya. Gadis penyuka warna merah tersebut terkejut ketika Alvian sudah nangkring di halaman rumah nya sepagi ini. Cowok itu juga melakukan hal yang sama sepertinya. Mengeratkan jaket di tubuh nya.
"Kak Al?" panggil Sekar membuat Alvian berbalik badan.
"Hai!"
"Kak Al udah lama sampai nya?"
Alvian mengangguk. Lalu memberikan helm pada Sekar. "Cepetan naik. Ntar telat lagi!"
Selama diperjalanan menuju sekolah Sekar hanya diam sambil memperhatikan jalanan yang terbilang masih sepi. Merasakan udara segar di pagi hari.
"Lo kenapa sih, Kak mau aja di suruh Abang untuk antar jemput gue?" tanya Sekar penasaran.
"Farki sayang banget sama lo. Dia gak mau lo telat lagi."
Sekar mendelik kaget mendengar jawaban Alvian yang sebenarnya itu adalah ulah Farki sendiri.
"Ntar cewek lo marah lagi karena keseringan ngantar jemput gue," celetuk Sekar.
Alvian memberhentikan motor nya tepat di gerbang depan sekolah. Sekar mengernyit, tidak biasa nya Alvian menurunkannya di sini.
"Loh Kak, lo gak ikutan masuk?" tanya Sekar.
"Ntar aja, gue masih ada urusan."
Sekar baru sadar jika Alvian membawa paper bag yang berisi bungan mawar kuning. Perhatian Sekar teralihkan ketika Alvian menepuk puncak kepala nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKARAKSARA (new version) [END]
Novela JuvenilSekar, Permata Merah Alantra sebutan gadis itu. Ia mempunyai misi untuk membuat orang tuanya pulang dari luar negeri dengan berusaha menjadi siswi paling berprestasi, ia dikenal multitalenta dan acap kali berkontribusi dalam perlombaan sekolah. Teru...