51. DUNIA BARU

621 49 2
                                    

Banyak motor yang terparkir secara acak serta ada beberapa tas yang tergantung di stang motor dan beberapa helm yang juga berada di sana. Dari luar terdengar suara gelak tawa yang berasal dari dalam warung.  Dengan jarak sekitar tiga meter menuju pintu warung, tiba-tiba saja ponsel Aksara berdering. Hal itu terpaksa membuat Aksara harus menurunkan Sekar dari gendongannya.

"Masuk dulu gak papa ya?" pinta Aksara dan langsung meninggalkan Sekar untuk mengangkat ponselnya.

Sekar yang berniat ingin menunggu Aksara selesai berbicara namun tenggorokannya meminta untuk segera di basuh menggunakan air dingin. Hal itu membuat Sekar dengan berani melangkah masuk ke dalam warung.

Pemandangan di dalam cukup membuat Sekar terkejut. Beberapa anak sekolah yang sederajat dengannya justru menghabiskan waktu di warung ini. Beberapa botol serta gelas plastik di lempar ke sana kemari. Gelak tawa justru semakin besar terdengar memasuki gendang telinga Sekar.

Perhatian dari sepuluh orang yang berada di dalam langsung teralihkan ketika suara bersin dari seorang gadis menarik mereka menatap ke arah pintu.

"Widih, ada cewek cakep woi!" celetuk salah satu diantara mereka.

Hal itu membuat Sekar menelan kasar salivanya dan memperhatikan gerak-gerik mereka.

"Mar, kenalan atuh lumayan untuk manas-manasin mantan maneh lah!" ujar cowok berlogat Sunda bagian dari komplotan itu.

"Kiw, cewek! Sini dong masuk, masa berdiri doang kayak patung. Hahaha!"

Gelak tawa kembali terdengar akibat candaan dari teman mereka berkulit sawo matang.

"Diam anjir!" sentak seorang cowok bermata sipit serta kulit putih. Tampaknya ia adalah orang yang sedari tadi diagung-agungkan oleh anggota kelompoknya.

Cowok bermata sipit itu berdiri dan langsung mendekat kearah Sekar. Diperhatikannya Sekar dari atas sampai bawah. Hal itu tentu membuat Sekar merasa risih dan terus melayangkan tatapan pada cowok di depannya—waspada untuk yang terjadi kedepannya.

"Cewek cantik kayak gini gak boleh di godain," bisik cowok bermata sipit dengan satu tangan hendak membelai rambut Sekar.

Belum juga tangan itu sampai di ujung rambut Sekar yang indah, sebuah tangan menahan dan meremas dengan kuat.

"Mau tangan lo gue patahin!" desis Aksara muncul dari balik tubuh Sekar.

Wajah yang tadi terlihat begitu berani kini berubah dengan pandangan terkejut serta raut terlihat tegang. Hal itu pun diikuti oleh anggota komplotannya yang menunjukkan satu persatu wajah ketakutan.

"Aksara anjir!" bisik salah satu diantara mereka dengan gemetar.

"Dia kan dikeluarkan dari Agora. Masuk Mandala tuh anak?"

Aksara memandang satu persatu diantara mereka dengan sorot dingin serta rahang mengeras.

"Gak pernah berubah ya lo. Tangan lo itu masih suka kurang ajar sama perempuan!" ketus Aksara berdiri dihadapan Mario. Sementara Sekar di bawa aksara untuk berdiri di sampingnya.

Mario lantas terkekeh dan melepaskan tangannya dari jeratan Aksara. Lama tak berjumpa dengan rivalnya itu membuatnya ingin sedikit bermain.

"Gue kira lo udah mati setelah di pecat dari Agora," sarkas Mario.

Aksara balik terkekeh melihat lawannya ini seperti orang hilang ingatan. "Kalau gak ada polisi waktu itu, gue rasa itu pohon udah angker sekarang," desis Aksara dengan tatapan jenaka yang mengerikan.

Bola mata Mario melebar seketika mendengar penuturan Aksara. Raut tak mengenakkan jelas terlihat. Tak ingin malu dihadapan para anggotanya, dengan wajah ketus dan angkuh Mario menantang Aksara untuk kembali turun ke jalanan.

SEKARAKSARA (new version) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang