60. KEKALAHAN
Hari-hari belakangan ini terasa begitu menyenangkan dan berwarna bagi Sekar dan Aksara. Laki-laki pemilik cincin berkaret hitam di kelingkingnya itu secara gamblang mengklaim Sekar sebagai miliknya tanpa persetujuan gadis itu terlebih dahulu. Kedekatan yang terjalin dan perasaan yang entah kapan muncul menjadi pererat keduanya.
Hal itu pun juga di rasakan oleh sepasang kekasih Dea dan Alvian. Hari-hari mereka jauh lebih bermakna dan terlepas dari rasa penantian.
Takdir yang membuat keduanya menyatu di hari yang sama. Segala harap lantas terucap saat itu juga semoga kebahagiaan tak pernah pergi dari mereka.
***
Janji kepulangan yang terucap ketika sang anak memohon untuk menetap kini sudah terpenuhi. Dengan kaki terasa nyeri akibat cedera yang di alami cukup berat rela mendatangi bandara Soetta guna menjemput langsung orang tuanya.
Sekar tak sendiri, ia di temani Farki dan Alvian. Gadis yang berjalan dengan kaki sedikit terpincang-pincang belum memiliki keberanian besar untuk membawa Aksara ke hadapan papa dan mamanya.
***
Pagi kedatangannya begitu tak sabar ingin di temui kini tiba dengan membawa semangat dan jiwa kompetitif yang sangat membara. Segala doa menurut kepercayaan masing-masing telah mereka pinta sejak semalam penuh. Dan amin paling serius kini mereka ucapkan ketika seorang MC menyebutkan nama sekolah beserta daerah mereka untuk naik ke panggung guna menampilkan tarian yang akan membawa kemenangan bagi SMA Mandala.
Lampu hanya menyorot pada seluruh penari yang berada di atas panggung. Di bagian belakang terdapat layar yang mencantumkan KEMENDIKBUD di bagian sudut atas. Para penonton di tuntut untuk memfokuskan penglihatan pada pertunjukkan.
Dari posisi Sekar berdiri, samar-samar ia melihat papa dan mamanya melalui cahaya lampu yang sesekali menyorot pada penonton. Orang tuanya yang hadir setelah perjuangan membujuk dan meyakinkan pasutri bahwa putri mereka bisa menjadi kebanggaan mereka. Tak hanya itu, ada Farki, Alvian, dan juga kekasihnya yang selalu ada 24/7 untuk mengobati kakinya agar kembali pulih hingga mampu berdiri di panggung besar bersama teman-temannya.
Hal itu tentu membuat perasaan Sekar jauh lebih baik. Ia yakin bersama grup tari Megol-Megol akan membawa Mandala di puncak kemenangannya. Rasa gugup dan jantung bertalu tak dapat mereka elakkan. Bahkan jauh lebih gugup dari sebelumnya.
Tak ada yang tahu betapa khawatirnya sang ketua pada seluruh anggotanya. Namun anggota yang baik tentu punya cara sendiri meyakinkan dan menghilangkan gurat khawatir di diri Dea.
Suara musik mengalun merdu mengakibatkan hormon dopamin dalam tubuh memancarkan senyuman tulus bersama gerak tubuh yang indah. Seluruh penari bergerak begitu lincah dan power dari masing-masing membuat penampilan mereka terlihat begitu sempurna. Penghayatan dari setiap gerakan juga dapat terlihat seolah tak ada beban ketakutan yang di pikul.
Rasa bangga memperkenalkan budaya daerah jelas terlihat dari wajah masing-masing. Mbak Rina yang berada di barisan depan merasa begitu lega berharap semua berjalan dengan lancar hingga di menit keenam penampilan mereka.
"Anak kamu cantik, Mas," puji Risa mengusap pelan bahu sang suami.
"Hebatnya kayak kamu, Risa," balas Mr. Alantra.
"Cantik banget adek gue. Gak kuat ya Allah!" ungkap Farki seraya mengusap wajahnya.
"Cewek gue juga cantik!" puji Alvian membuat Aksara mendengus kesal.
"Cewek gue!" balas Aksara sewot.
"Adek gue gak berhak jadi bahan perebutan!" sela Farki.
"Cewek gue Sekar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKARAKSARA (new version) [END]
Teen FictionSekar, Permata Merah Alantra sebutan gadis itu. Ia mempunyai misi untuk membuat orang tuanya pulang dari luar negeri dengan berusaha menjadi siswi paling berprestasi, ia dikenal multitalenta dan acap kali berkontribusi dalam perlombaan sekolah. Teru...