Satu bulan kemudian setelah kepergiannya...
Setelah seluruh rangkaian pemeriksaan usai di jalankan sesuai prosedur kepolisian, penyerahan barang bukti di persidangan, terungkapnya satu alasan utama di balik peristiwa kebakaran setahun yang lalu terjadi serta penetapan masa hukuman oleh hakim di persidangan. Seluruh tersangka terutama pasutri Alantra di jatuhi hukuman dua puluh tahun penjara sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesai.
Semua media serentak maramaikan di seluruh channel TV agar masyarakat mengetahui dengan jelas. Hampir setiap hari seluruh berita menyiarkan kabar terbaru di setiap perkembangannya sejak terungkapnya kasus pembunuhan yang di lakukan oleh pasutri ternama yang terkenal dengan bisnis di bidang furniture mendapatkan banyak respon dan tanggapan dari masyarakat tanah air.
Walaupun semua terjadi karena pengkhianatan yang di lakukan oleh rekan kerja, tetap Mr. Alantra telah melakukan perbuatan kriminal yang melanggar hukum. Seluruh masyarakat dan kolega bisnis tak menyangka atas perbuatan Mr. Alantra yang terbilang kejam dan tak berperasaan.
Namun nasi sudah menjadi bubur. Wajah tertunduk menahan malu di sorot dengan jelas oleh ribuan kamera yang menggiring Mr. Alantra beserta istri dan beberapa bodyguard yang terlibat menuju sel tahanan.
Muak sudah Yugo melihat berita yang dari kemarin bahkan beberapa minggu terakhir memunculkan wajah polisi yang bolak-balik di wawancarai oleh wartawan untuk menanyai perkembangan kasus Mr. Alantra.
Tangan cowok itu mengambil remot TV lalu mengganti channel yang lain namun hal yang sama kembali di lihatnya. Yugo berdecak kesal lalu menekan tombol off pada remot. Ia berdiri dan berbalik ingin menemui kekasihnya. Jauh lebih baik ketimbang memikirkan masalah keluarga Sekar yang bisa membuatnya sedih.
Langkah Yugo terhenti ketika melihat Aksara menyaksikan apa yang di lihatnya tadi. Tatapan penuh penyesalan juga keterkejutan dari Aksara setelah melihat berita yang baru saja di saksikan olehnya sangat terlihat jelas oleh Yugo. Sahabatnya itu—Aksara benar-benar terlihat seperti orang berputus asa dan kehilangan arah.
Aksara benar-benar kewalahan kesana-kemari mencari keberadaan Sekar yang tak kunjung ia temui di manapun. Sementara Yugo hanya menyaksikan sesekali menertawai Aksara. namun tawa yang terlontar bukan tawa penuh gurauan, melainkan tawa sebaliknya. Tawa hinaan dan ejekan yang Yugo hadiahkan selama Aksara tersiksa dengan jerat yang diciptakannya sendiri.
Yang selama ini Aksara lakukan adalah fokus mencari Sekar dan tak lagi mempedulikan kasus orang tua Sekar yang di laporkannya ke polisi.
Aksara berdiri begitu lemas hingga Yugo mendorong kuat tubuhnya sampai menghantam tembok dengan suara berat. Yugo lagi-lagi tertawa melihat wajah kacau juga pipi cekung ke dalam serta rambut panjang tak terurus dari Aksara.
"Bodoh lo!" ejek Yugo dengan begitu sarkas. "Ada alasannya tuh bokapnya Sekar ngebunuh om Praja. See, bener kan yang Sekar bilang?" tanya Yugo menatap penuh kesal pada Aksara yang masih terdiam, bergelut dengan pikiran juga batinnya.
"Lo kelewatan, Sa. Lo bener-bener kelewatan!" bentak Yugo lagi-lagi mendorong bahu Aksara kuat namun, Aksara tetap diam bergulat dengan pikiran yang terus mengulang penjelasan Sekar mengenai alasan orang tuanya namun, dengan bodohnya serta di kuasai oleh amarah Aksara tak mempedulikan pengakuan kekasihnya.
"Mampus lo, Aksara! Nyesel lo kan? Lo bodoh! Lo kekanak-kanakan anjing!" umpat Yugo menunjuk kepala Aksara dengan kasar menggunakan jarinya. Lagi-lagi yang Aksara lakukan hanya diam, namun terlihat lelehan air mata mengalir di pipi Aksara yang mulai tak berisi juga beberapa jerawat muncul akibat tak terurus.
"Lo nikmatin hasilnya! Lo nikmatin penyesalan lo! Sebulan lo cari Sekar ke sana-kemari. Tuh cewek lo gak ada di mana-mana. Gue gak tau, Sekar beneran pergi sesuai yang lo mau atau pergi selamanya kayak Alsya!" kecam Yugo dengan tak berperasaan kali ini pada Aksara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKARAKSARA (new version) [END]
Fiksi RemajaSekar, Permata Merah Alantra sebutan gadis itu. Ia mempunyai misi untuk membuat orang tuanya pulang dari luar negeri dengan berusaha menjadi siswi paling berprestasi, ia dikenal multitalenta dan acap kali berkontribusi dalam perlombaan sekolah. Teru...