Situasi sudah kembali normal setelah sorakan serta godaan yang ditujukan oleh Sekar dan Aksara dihentikan oleh Bu Nanik yang ingin memberi pengumuman penting. Masing-masing dari mereka diminta untuk berbaris berdampingan bersama pasangan masing-masing. Ada Sekar dan Aksara yang berada dibarisan depan, dilanjutkan dengan Dea dan Alvian berada tepat di samping Sekar.
"Pengumuman yang akan Ibu sampaikan adalah, pertama, tim regu kita ditunjuk sebagai tim bunga yang akan bertanggung jawab menata dan menanam bunga agar udara terasa bersih serta pemandangan sekolah kita lebih indah untuk dipandang. Ada beberapa tim yang terbagi, diantaranya tim bibit pohon buah, tim kompos, tim pengolahan sampah dan barang bekas, tim hidroponik yang juga bertanggung jawab dengan green house SMA Mandala, dan terakhir ada tim mural."
"Lalu tujuan Ibu apa memasangkan kalian seperti ini, adalah untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab yang ada didalam diri masing-masing anak didik Ibu untuk mengurus satu tanaman yang akan diberikan nanti oleh pihak sekolah."
"Anggaplah tanaman itu seperti adik kalian yang harus dijaga, dirawat, dikasih makan serta minumnya," jelas Bu Nanik menatap seluruh anggota regunya yang begitu serius mendengarkan pengumuman.
"Dan, untuk pelaksanaan Adiwiyata ini dilaksanakan setiap hari Jum'at saja. Jadi, kalian ibu beri tugas untuk mencari bahan bekas yang dapat didaur ulang menjadi media tanam kita. Ada seminggu ke depan untuk kalian mempersiapkan bahan mentahnya saja, untuk perlengkapan lainnya akan disediakan oleh pihak sekolah. Paham anak-anak?"
"Bu!" Alvian mengangkat tangannya, membuat seluruh perhatian terpusat padanya. "Media tanamnya apa aja, Bu?"
"Media tanamnya bisa botol bekas, galon bekas, handuk bekas, dan masih banyak lainnya."
"Bu, kalau bawa ban mobil boleh gak?" tanya Handi membuat mereka hampir tertawa.
"Ban mobil siapa yang mau lo jadiin samsak woi?" celetuk Yugo dengan keras.
"Ban mobil lo, lah! Lumayan ban mobil Mercedes dijadiin pot bunga. Elegan sekolah kita!" jawab Handi tak mau kalah. Hal itu sontak membuat seluruh murid tertawa termasuk Bu Nanik.
***
Aksara yang sedang duduk disofa bersama Dinda yang nangkring apik diruangan besar yang memiliki desain interior seperti kelas internasional. Disudut ruangan sudah ada Yugo berdiri dihadapan cermin berukuran penuh yang menampakkan ujung kepala hingga kaki Yugo. Cowok itu sedang menyemprotkan parfum keseluruh tubuhnya didukung dengan penampilan yang fashionable siap berkeliling kota Jakarta.
"Gue tau gue ganteng, Guh. Santai aja dong lo ngeliatnya. Udah kayak mau bunuh orang aja lu!" ujar Yugo merasa agak seram diperhatikan dengan seksama oleh Aksara. Mata Aksara yang tajam, serta alis sedikit terpaut.
Yugo yang sedikit tahu penyebab kekesalan sahabatnya itu mulai berceletuk, berniat ingin mencairkan suasana tegang Dinda Castle.
"Seharusnya lo seneng, Guh. Sekelompok dan berpasangan sama neng Sekar si cantik jelita!" puji Yugo bersamaan dengan tangannya yang terangkat menggambarkan sosok Sekar .
"Tapi gak papa, gue gak iri kali ini sama lo!" ujar Yugo dengan cepat, tak ingin membuat sahabatnya itu merasa tidak enak hati karena mendapat pasangan yang amat cantik.
"Berkat gambar kepala buaya, gue menemukan gadis pertama di SMA Mandala," kata Yugo dengan intonasi serius. "Ya, walaupun cantikan Sekar. Tapi ini gak kalah manis dari Sekar. Semanis permen kapas yang gue colong waktu SD," lanjut Yugo penuh penghayatan membayangkan sosok Hana.
"Walaupun permen kapas itu colongan, tapi kali ini gue menemukan dia secara legal," ungkap Yugo. "Dan gu—" ucapan yugo terhenti ketika melihat raut sedih dari Aksara. Yugo segera berbalik dan langsung duduk dihadapan Aksara. Menatap serius wajah murung itu yang terlihat begitu mengenaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKARAKSARA (new version) [END]
Teen FictionSekar, Permata Merah Alantra sebutan gadis itu. Ia mempunyai misi untuk membuat orang tuanya pulang dari luar negeri dengan berusaha menjadi siswi paling berprestasi, ia dikenal multitalenta dan acap kali berkontribusi dalam perlombaan sekolah. Teru...