21. ME-TIME BERUJUNG BERANTAM

839 63 6
                                    

Sekar masih berada di ruangan yang sama bersama Yugo yang sedang asik membaca novelnya dengan segelas minuman kaleng di sampingnya. Kaki cowok it bahkan terangkat satu saking asiknya. Sesekali Sekar mendengar tawa dari Yugo hingga cowok itu mengusap kasar wajahnya. Ekspresi Yugo sedari tadi berganti bersamaan dengan setiap kalimat yang di bacanya.

"Asik banget baca novelnya," celetuk Sekar.

"Hahahaha anjir! Kocak abis nih author!"

Sekar tidak lagi memperhatikan kearah Yugo. Gadis itu melanjutkan melihat-lihat lebih detail setiap sudut ruangan ini.

"Persis banget kayak punya Papa."

***

Dilain tempat ada Aksara bersama Dinda yang baru saja tiba di pelataran DINDA CASTLE. Mata Aksara tidak terkejut saat ada mobil mewah nangkring di rumah sederhana di hadapannya.

Aksara membuka pintu utama lalu mendorong Dinda masuk dan meletakkan motor kesayangannya di dalam ruangan khusus milik Dinda. Banyak tempelan stiker motor di setiap dinding. Di hadapan Dinda sudah ada cermin berukuran panjang dimana menampakkan body Dinda yang tampak mempesona dari pantulan cermin. Aksara tersenyum melihat motor kesayangannya tidak banyak ulah hari ini.

"Biasanya manja banget, Din?"

"Kangen gue kalau sehari aja lo gak mogok."

"Baik-baik disini. Gue mau masuk dulu," kata Aksara mengelus pelan tangki milik Dinda lalu menutup pintu kamar VVIP itu.

Cowok dengan cincin karet hitam di kelingkingnya menekan secara acak nomor rahasia yang hanya diketahui oleh nya dan Yugo. Dinding perlahan bergeser dengan sendirinya. Hal pertama yang Aksara lihat bukanlah desain interior indah yang dirancang oleh Alsya. Melainkan wajah gadis yang amat di bencinya. Ya, Sekar Lafera Alantra.

Tangan Aksara refleks mengepal, rahangnya mengeras dengan sorot mata penuh amarah dan kebencian. Siapa yang membawa masuk gadis ini kedalam ruangan private miliknya?

Sekar terpaku. Tak menyangka ia akan bertemu Aksara walaupun besar kemungkinan Aksara akan datang kemari. Setidaknya Aksara bisa datang jika dirinya sudah pergi dari istana berkedok gubug ini.

Sekar memperhatikan setiap detail wajah Aksara. Baru kali ini ia melihat Aksara dengan jarak yang dekat. Lama-lama diperhatikan Aksara ternyata lebih tampan dari fotonya. Hidung mancung, bulu mata panjang serta alis bertaut tebal. Bibir cowok itu juga tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. Garis bibirnya terlihat begitu amat tegas. Sekar benar-benar terpesona kali ini.

"Ngapain lo ada disini?!!" Bentak Aksara mengagetkan Sekar.

Sekar mendadak bingung ia harus berkata apa pada Aksara. "Gue... Gue.. itu—"

"Sama gue!" Potong Yugo. Cowok itu menutup novelnya dan berdiri di belakang Sekar.

Tatapan Aksara semakin menggelap. Cowok itu tidak suka dengan tindakan Yugo yang sudah kelewat batas. Dengan tangan terkepal cowok itu melangkah mendekati Yugo bahkan dengan sengaja menabrakkan bahunya dengan amat kuat pada bahu Sekar. Sekar langsung terdorong bahkan meringis menahan sakit.

"Maksud lo apa anjing?!!" Maki Aksara menarik penuh emosi jaket Yugo.

"Lo kan tau cuma Alsya yang boleh masuk ketempat ini bangsat!!!" Aksara semakin menekan kuat tarikannya pada Yugo. Jika tidak ingat bahwa Yugo ini adalah sahabatnya Aksara tidak segan-segan membunuh Yugo saat ini juga. Mata cowok itu sudah memerah bahkan uratnya tercetak jelas.

Tapi respon yang Yugo berikan sangat diluar dugaan Aksara. Yugo sama sekali tidak terintimidasi ataupun ketakutan sedikitpun. Cowok itu tersenyum miring dan tertawa. Aksara langsung dibuat terkejut dengan sikap Yugo. Tapi buru-buru menutupi perubahan ekspresinya.

SEKARAKSARA (new version) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang