4. Sunghoon's Secret.

7.5K 1.1K 79
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Di lapangan, Jake bisa melihat ada banyak sekali mahasiswa baru sama sepertinya dari semua fakultas yang ada di kampusnya.

Dylan yang ada di sebelahnya menatap kearah semua orang yang ada di dekat mereka.

Masalahnya kenapa coba barisan anak fakultas kedokteran harus sebelahan sama anak fakultas teknik?

Dia jadi bisa melihat ada Sunghoon, walaupun tuh cowok gak sebelahan sama dia, untungnya begitu.

Cowok itu berdiri di belakang sambil berbicara kearah teman-temannya lagi.

Heran, dia juga mau punya banyak teman seperti Sunghoon, tuh cowok walaupun anak orang kaya dan orang tuanya adalah orang penting.

Temannya gak ada yang milih-milih ya, berbeda dengan dirinya, temannya saja harus ditentukan oleh mamanya, sialan sekali.

Jake lagi-lagi menyesal kenapa dilahirkan menjadi orang kaya yang bahkan gak bisa menikmati kehidupan sendiri.

"Jake, berhenti menoleh kearah belakang, ada kakak tingkat yang melihatmu," ucap Dylan membuat Jake segera menoleh ke depan.

Apaan sih, diakan hanya melihat-lihat saja, masa harus diatur juga.

"Lagipula aku tidak tau harus melakukan apa, acaranya gak mulai-mulai dari tadi."

"Ya karena barisan dari fakultas lain masih berantakan sih," balas Dylan sambil melihat kearah barisan anak fakultas seni yang masih berantakan disana.

Mana disuruh berdiri, matanya mengantuk karena harus bangun pagi, Jake rasanya ingin sekali tidur.

Lalu dia merasakan sebuah kertas yang memukul kepalanya.

"Jangan tidur, disini kalian mau ospek," ucap kakak tingkatnya membuat Jake langsung tersadar sendiri, dia menatap kakak tingkatnya itu.

Berbeda dengan Dylan yang meringis ketika melihat muka sombong kakak tingkatnya.

Mentang-mentang mereka mahasiswa baru jadi bisa seenaknya begitu, apalagi semua orang juga tau kalau Jake itu adalah anak pasangan artis yang sangat papan atas.

Dia berpikir bakalan ada yang berbeda untuk Jake, seperti perilaku yang khusus ternyata tidak sama sekali ya.

Jake dianggap sama seperti yang lainnya.

"Aku pikir gak bakalan ada yang berani melakukan hal itu kepadamu."

Jake cuma menghela nafasnya, dia malah gak mempermasalahkan hal itu, dia disini mau kuliah, bukan mau dimanjain oleh orang tuanya di rumah.

Jika mau dimanjain lebih baik dia tinggal di rumah saja.

Acara akhirnya dimulai dengan rektor yang memulai pembicaraan di pagi ini.

Semuanya menyimak, sebenarnya hanya formalitas saja, aslinya mereka malah saling bicara dengan teman mereka.

Ya tentunya semua orang gak akan serajin itu bukan untuk mendengarkan perkataan rektor.

Apalagi jika sudah membahas tentang kampus dan apa saja yang harus mereka lakukan nanti.

Masih dengan tetap berdiri, ayolah mereka sudah berdiri selama satu jam lebih, apakah tidak bisa disuruh duduk saja?

Dylan menyenggol lengan Jake, Jake menoleh dengan tatapan bertanya kearah Dylan.

"Lihat ada yang pingsan," ucapnya membuat Jake menoleh kearah sebelah kanannya.

Dan disana ada anak fakultas keguruan yang pingsan.

Mungkin gak sarapan ya, tapi siapa juga yang semangat sarapan pagi-pagi buta begitu yang ada malah sakit perut.

Act My Age -sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang