─── ・ 。゚☆: .☽ . :☆゚. ───
HUJAN yang tidak tumpah semalam menandakan betapa nyenyaknya Ghaitsa dalam tidur. Ia tidak tersentak sekalipun hingga membuka mata dan menemui dirinya berada di kamar, seolah memperjelas ingatan bahwa dia terlelap dengan tidak elitnya pada dekapan Yaziel. Ah, sial. Apa dia mengacaukan sesuatu? Desisan pelan lolos ketika berusaha bangkit dan turun dari ranjang sembari menyugar rambut. Ghaitsa berniat mengambil segelas air guna mendinginkan kepala bukannya justru berteriak lantaran menemukan sesosok makhluk berpakaian serba hitam memandangnya lekat-lekat.Irisnya bergetar sempurna kemudian berteriak takut. “ABANG! ADA SETAN WIBU!”
“HEH! ENAK AJA MULUT LO KALAU NGOMONG!”Lengkingan pekik Ghaitsa mengeras sambil berlari tunggang langgang turun dari lantai dua karena dikejar sosok hitam tersebut. Mengabaikan berapa anak tangga yang perlu dilompati agar keluar dari zona jangkauan bersama perasaan takut bukan kepalang. Ghaitsa memanggil orang-orang rumah sekeras yang dia mampu agar bantuan segera datang menolongnya. “ABAAAAANG! ADA SETAN WIBU!”
“GUE BUKAN SETAN, ANJENG!”
“Bang Aiden tolongin!”
“Ogah! Takut!”
“Lo 'kan cowok, anjir!”
“Since when?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Ghaitsa | Zoo Unit
Genç KurguLembaran demi lembaran kisah akan terisi penuh lewat setiap jejak kaki pada kenangan yang diciptakan. Kendati demikian Ghaitsa tidak begitu menikmati hidup 17 tahun seorang gadis versinya. Nomor dua pernah berujar, "Hidup itu seperti kolor. Awalnya...