Meskipun tingkahnya tidak jelas, Valya dan Jona sangat paham dengan keadaan mentalku. Mereka membantuku mengurangi beban hati. Aku sangat bersyukur dengan keberadaan mereka.
Kemarin, dua orang itu berhasil mengembalikan kewarasanku. Rasanya hati dan pikiranku sedikit lebih tenang.
Kami bersenang-senang di dufan seharian penuh. Menertawakan segala hal berempat. Iya, dengan adik kelas bernama Rei, tetangganya Valya.
Sepulang dari dufan, aku langsung menemui Mama, orang yang menjadi traumaku selama ini.
Mendapat telepon darinya kemarin membuatku hampir gila. Mendengar suaranya, bulu kudukku berdiri, seluruh persendianku melemas.
"Haidan, kenapa kamu jadi anak durhaka?" tanya wanita paruh baya itu ketika aku sampai di kamarnya.
Beliau bangkit dari tidur, lalu mengelus pelan pipiku. Suaranya sangat lembut dan menakutkan.
Aku mengalihkan pandangan supaya tidak bertatapan dengannya.
"Haidan, apa yang kamu lihat?"
Berusaha kuat, aku masih menatap hal lain. Namun, pegangan tangan Mama pada pipiku semakin menguat.
"Apa yang kamu lakukan di luar sana?" Suaranya menjadi lebih dingin. Ia memajukan wajahnya tepat di samping telingaku. "Sudah lupakah dengan yang Mama katakan waktu kamu kecil dulu?"
Deg!
Kenangan trauma masa lalu kembali menghantui pikiranku. Saat aku masih tinggal bersama Mama di ruangan gelap dan dingin itu. Seluruh perkataan dan perlakuannya padaku yang membuatku berhenti bermimpi.
Srat!
Plak!
Kuku jari panjangnya mencakar pipiku sampai berdarah. Perih yang terasa tidak sesakit saat kalimat selanjutnya meluncur.
"Anak kecil sepertimu nggak pernah tahu terima kasih. Sama sekali nggak guna!"
Duniaku seakan hancur. Terlebih saat kalimat itu masih disambung dengan kalimat selanjutnya yang mengatakan bahwa beliau menyesal melahirkanku.
Ya, di ruangan gelap nan dingin itulah mentalku diuji. Karena wanita itulah aku berhenti bermimpi selama hampir tujuh tahun. Sebelum akhirnya aku mendapat kebebasan semenjak masuk SMP dan pindah ke apartemen sepupuku.
***
day 22 : Buat cerita dengan tema, "Seseorang yang membuatku berhenti bermimpi."
6 hari lagi!
.
22 Februari 2022.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee Time [END]
RandomCoffee is always a good idea. Kehidupan random dari empat orang tokoh utama yang memiliki sifat berbeda dan secara kebetulan terhubung. "Ngopi dulu aja sini." #DWC NPC 2022 #DWC NPC 2023 #DWC NPC 2024 Copyright 2022 @Julysevi