Pagi ini, aku dibangunkan oleh gedoran di jendela balkon.
Duk-duk-duk!
"Woi! Bangun, kebo!"
Mataku yang masih setengah terbuka belum sepenuhnya menyadari bahwa cahaya matahari sudah berusaha menembus gorden jendela balkon. Tidak sampai terbuka lebar, kelopak mataku kembali tertutup.
Sayup-sayup terdengar gerutuan seorang laki-laki disertai gedoran lebih keras lagi.
Dor-dor-dor!
"BERISIK ELAH!" teriak seorang perempuan dari luar kamar. Tumben Stazia sudah bangun lebih dulu.
Sontak mataku terbuka lebar. Aku baru sadar bahwa hari ini adalah hari Senin. Hari Senin lagi setelah Minggu yang terasa sebentar. Setelah melewatkan sesuatu yang entah apa. Apa, ya?
"Woi, bangun, woi!"
Teriakan bersahutan dari luar kamar dan dari luar balkon. Aku segera turun dari ranjang dengan muka kesal. Sangat mengganggu pagi yang cerah ini.
Tanganku meraih kenop pintu balkon, menunjukkan wajah kesal dan kumalku kepada sosok menyebalkan itu. Namun, bukannya terkesan, laki-laki itu langsung masuk tanpa permisi.
Memang gedoran dan teriakan sudah berhenti, tetapi kini aku yang berteriak. "Lo ngapain, sih, Rei?!"
Apalagi setelah melihat laki-laki itu tidak punya attitude, sembarangan membuka lemari baju orang dan mengobrak-abriknya.
"Dasi abu-abu lo mana? Buruan udah mau jam 7!"
"Lo sendiri, kan, punya—hah? Jam berapa lo bilang?"
Rei berdecak, melirikku sebentar, lalu meraih dasi yang tersampir di ranjang baju kotor. Setelah mengebas-ngebasnya sebentar, ia menyampirkan dasi itu di leher, di dalam hoodie hitam kesayangannya itu. "Jam 6.55, Oon!"
"BOONG LO?!" seruku refleks.
Rei tidak hirau. Ia langsung ngacir ke kamarnya dengan langkah lebar. Sedangkan aku masih berdiri terpaku melihat jam di dinding.
Bukannya langsung mandi, aku ke balkon sembari menengadah. Kulihat sinar matahari yang begitu terang di langit biru cerah.
Ya Allah, semoga hari ini turun hujan deras yang akan menunda adanya upacara! Semoga juga hujan bisa menjadi alasan gue telat masuk kelas! Aamiin.
Tanpa mandi, aku langsung memakai seragam putih abu-abu dari dalam keranjang kotor. Duh, sial sekali nasibku hari ini. Kenapa aku kemarin lupa mencuci baju?
Ah, sudahlah. Modal nekat dan berdoa, tiba-tiba langit menjadi gelap, kilat memotret berkali-kali. Senyumku mengembang. Doa anak yatim, sih, batinku.
Aku segera keluar rumah tanpa membawa tas dan payung. Lumayan, mandi gratis dari alam. Hehe.
*****
1 Feb 2024.
Day 1 : Buatlah cerita yang berawalan, "Pagi ini, aku dibangunkan oleh ...."
Relax, masih hari pertama. Terimalah pecutan manis dari admin setelah hari-hari berikutnya //khukhukhu//
Apakah kalian masih ingat dengan Rei? Harus, dong! Si paling wibu bau bawang hwhwhwh
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee Time [END]
RandomCoffee is always a good idea. Kehidupan random dari empat orang tokoh utama yang memiliki sifat berbeda dan secara kebetulan terhubung. "Ngopi dulu aja sini." #DWC NPC 2022 #DWC NPC 2023 #DWC NPC 2024 Copyright 2022 @Julysevi