Kadang, orang menangis bukan karena cengeng, tetapi untuk mengekspresikan perasaannya.
Untuk sementara waktu, rumah kami ditumpangi oleh Kira, Gadis pendiam yang baru saja mengalami pengalaman pahit. Sampai ia tidak menangis atau mengatakan satu hal pun.
"Reeeiiii! Jaga Kira bentar, dong!"
Seruan itu membuatku tersadar. Mau tidak mau aku harus menemui gadis manis kelas VI SD itu. Yah, meskipun sedikit merepotkan, dia pendiam sekali. Jadi, ketika aku mengajaknya ke kamarku, ia hanya duduk diam di dekat jendela.
"Saudara lo ...."
Aku hendak mengambil topik, tetapi tidak jadi saat menyadari wajahnya yang sedikit terkejut. Ia menunduk dalam, lalu menatap air hujan di luar sana yang perlahan turun.
"Lo boleh marah, lho."
Mungkin saranku sedikit memaksa karena nyatanya dia sama sekali tidak ingin melakukan apa pun.
"Gue nggak bisa menghibur orang lain. Tapi, kepergian saudara kembar lo udah menjadi rahasia takdir. Mau lo ubah pun, hanya ceritanya yang berubah, keadaan akan tetap sama."
Berada di satu ruangan dengan orang yang tengah berduka memang harus bisa menyesuaikan. Tidak mungkin juga aku akan terus bermain game sementara gadis yang menjadi saudara sepupuku itu tengah dilanda kesedihan.
"Rei! Lo beneran Rei, 'kan?!" Valya datang dengan heboh. Ia langsung menghadapku dengan berlari. "Barusan lo yang ngomong itu?"
"Ternyata lo semanis itu, ya, Rei!"
Aku menghela napas.
***
day 23 : Masuk ke web https://www.squibler.io/random-prompt-generator. Buat cerita berdasarkan prompt yang didapat. Tidak boleh refresh atau klik generate ya ]
23 Februari 2022.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee Time [END]
RandomCoffee is always a good idea. Kehidupan random dari empat orang tokoh utama yang memiliki sifat berbeda dan secara kebetulan terhubung. "Ngopi dulu aja sini." #DWC NPC 2022 #DWC NPC 2023 #DWC NPC 2024 Copyright 2022 @Julysevi