3 | Rei Kastara - Warung Mbok

14 1 0
                                    

Menjadi OSIS bukanlah keinginanku. Hanya orang bodoh yang mau mengabdi kepada sekolah dan menggadaikan waktu berharganya untuk kegiatan sosial. Apalagi saat seharusnya tanggal merah adalah hari libur, malah ada perkumpulan anggota OSIS. Merepotkan sekali.

Hal yang lebih merepotkan lagi adalah. Hari ini cuaca cerah, perkiraan cuaca mengatakan bahwa tidak akan ada mendung sama sekali. Namun, tiba-tiba saja turun hujan. Benar-benar membuatku semakin malas ke sekolah.

Aku sudah rela repot-repot meminjam dasi abu-abu punya Valya yang belum dicuci seminggu.

Aku berhenti di sebuah warung dekat sekolah kala hujan semakin deras. Setelah memesan good day cappucino kepada Mbok Ratmi, aku duduk di salah satu kursi. Dengan hoodie hitam dan masker hitam yang kukenakan, aku bersembunyi di kursi paling pojok warung ini.

"Fyuuuhhh, seger juga hujan-hujanan."

Suara seorang perempuan memasuki warung Mbok Ratmi.

Seorang perempuan lain duduk di depanku. Aku tidak hirau karena sudah fokus pada game yang sedang kumainkan. Sekali tengok bisa kalah entar.

"Pesen good day cappucino, Mbok. Airnya mendidih, ya, Mbok. Lagi pengen yang anget-anget."

Namun, suaranya agak keras sehingga membuatku sedikit terganggu. "Ck," decakku. Game-ku lost, aku sedikit mendongak.

"Banyak amat, Mbok. Kan, saya pesannya satu gelas doang, itu kenapa ada tiga?"

Tiba-tiba, muncullah seorang berbaju basah sampai tercetak jelas dalamannya. Aku menatap datar sosok itu, Valya.

"Lah, lo ngapain di sini? Mana pesen good day cappucino juga lagi," tegurnya heran.

"Suka-suka gue. Daripada lo, lupa hari ini tanggal merah?" Aku berdecak lagi, tidak enak sekali melihat gadis itu dengan balutan seragam basah kuyup.

Mata gadis itu melotot. Wajahnya seketika terlihat cerah, lalu ia mengerutkan keningnya. "Emangnya beneran tanggal merah? Kenapa lo nggak kasih tau gue? Tau gitu gue nggak perlu berdoa biar turun hujan."

Raut wajahku semakin datar.

"Emang kalau tanggal merah lo nggak bakal dateng ke warung Mbok Ratmi?" tanya perempuan yang duduk di depanku dengan bada sewot. "Berisik banget. Duduk, tuh, minum sambil diam, jangan banyak bacot."

"Lah, lo juga ngapain di warungnya Mbok Ratmi, Jon?"

"Mau gue di warungnya Mbok Ratmi, kek, di rumahnya Mbok Ratmi, apa sekalian di WC-nya blio, bukan urusan lo kali."

Valya duduk di sebelah sahabatnya itu dengan wajah aneh. "Sensi amat kayak popok."

Aku melepas hoodie yang aku kenakan, lalu melemparkan ke Valya. Beda dengan Valya, Jona tidak memakai seragam, jadi meskipun basah tidak akan tembus. Gadis itu pintar sekali keluar dengan hoodie.

Warung Mbok Ratmi menjadi saksi bisu atas masalah yang kami alami masing-masing di hari Senin kelabu ini.

*****

03-02-24.

Day 3: Buatlah cerita dengan tema, "Warung".

8 menit lagi menuju DL.

Coffee Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang