21 | Jona Claresta - Minggu Pagi

0 0 0
                                    

"Jon, kamu ini anak gadis. Jam segini baru bangun bukannya bantu nyuci, bersih-bersih, sama masak. Lihat, tuh, anaknya Bu Henny, sekarang uda--"

Setiap hari Minggu ingin menikmati hari saja selalu diganggu dengan suara berisik Mama. Sepertinya beliau tidak punya naskah lain sehingga ceramahnya setiap seminggu sekali selalu sama.

Ujung-ujungnya, selalu membandingkan anaknya sendiri dengan anak tetangga. Kalau aku mempunyai kekuatan mengubah dunia, aku ingin melenyapkan anak-anak para tetangga yang selalu menjadi perbandingan.

"Udah, Maaaa. Aku udah nyuci baju, udah bersih-bersih juga, kemarin tapi."

"Halah! Sana, bantuin papa kamu di belakang! Tadi katanya butuh apa gitu." Mama berkacak pinggang sebelah tangan, sebelahnya lagi menunjuk arah belakang.

Aku mendengkus. Mana ada. Dia bukan papaku, kok. Dia pria baik hati yang kebetulan mau menerima sifat buruk Mama. Papanya adikku yang terakhir tepatnya.

Yah, baik hati dalam artian baik saja, sih. Kalian akan tahu sendiri nanti sifat aslinya bagaimana.

Bahkan ....

Seumur hidupku, aku tidak tahu kalau aku mempunyai 'ayah'.

****

Day 21: Akhiri cerita kalian hari ini dengan kalimat "Seumur hidupku, aku tidak tahu kalau aku mempunyai ayah."

MEPET LAGIIIII
UDAH 20.54

June 21st 2023.

Coffee Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang