19 | Rei Kastara - Lapisan Mimpi

3 0 0
                                    

Akibat pertanyaan Valya yang aneh-aneh itu, aku jadi bermimpi. Aku pulang malam sekali, sudah sangat sepi, tidak ada kendaraan satu pun yang lewat. Sampai rumah, aku langsung tidur tanpa mengganti pakaian atau mandi.

Aku bermimpi sedang berjalan di jalanan sepi di tengah kota. Keadaan kota sehabis hujan, cahaya lampu berpendar di genangan air.

Sosok laki-laki memakai hoodie hitam berdiri di depanku tiba-tiba. Ia menunduk, seperti sedang mengamati lekat-lekat sepatu converse yang dipakainya.

"Kamu bermimpi," ujarnya tiba-tiba.

Keningku berkerut, tidak mengerti kenapa orang itu tahu aku sedang bermimpi.

"Iya, kamu sedang bermimpi bertemu denganku." Laki-laki itu mendongak, menatapku, tetapi aku tidak bisa menatapnya balik karena cahaya lampu jalanan di depanku menghalangi pandangan.

"Iya, kamu siapa?" tanyaku balik.

Bukannya menjawab, orang itu malah menurunkan kupluk hoodie-nya. Kemudian, ia pergi begitu saja.

Kakiku berjalan mengikuti sosok itu. Hingga berada di tengah-tengah jalan, di atas zebra cross, sosok itu berhenti. Aku ikut berhenti.

Tangannya membuka tudung hoodie sampai terlihat jelas bentuk wajah serta rambutnya.

Hah? Aku?

"Tunggu sampai ada mobil lewat."

Kenapa orang itu mirip denganku? Dan apa maksud ucapannya itu?

"Penasaran?"

Bahkan, ia bisa membaca pikiranku.

Beberapa saat kemudian, sebuah mobil menuju ke arah kami. Lampu lalu lintas sedang hijau untuk kendaraan dan merah untuk pejalan kaki. Aku yang panik entah kenapa tidak bisa berjalan.

Tepat ketika mobil itu dua meter dari kami, cahayanya mengenai wajah orang itu. Terlihat jelas itu aku. Mulai dari wajah, hoodie yang sama, dalaman yang sama, celana, sepatu, dan cara berdiri. Itu memang aku.

Hingga cahaya mobil itu mengenai wajahku sampai aku tidak bisa melihat hal lain selain putih.

Bangun.

Aku bangun dari ranjang, lalu menuju kamar mandi untuk cuci muka. Sekalian mandi.

Lupa tidak bawa handuk. Harusnya tinggal teriak minta orang rumah antarin, tetapi aku lebih memilih untuk kembali.

Kembali ke kamar. Bukan.

Aku membuka mata dan melihat bahwa aku belum bangun. Itu tadi mimpi.

Iya, sekarang aku harus bangun. Langkahku kembali ke kamar mandi.

Duk-duk-duk!

"Rei, bangun! Woi, bangun, kebo! Gue bales dendam pokoknya lo harus bangun sekarang!"

Membuka mata, aku baru menyadari bahwa semua itu tadi hanyalah serentetan mimpi. Apakah kali ini mimpi lagi? Aku buru-buru menemui Valya di balik pintu balkon.

*****

19-02-24.

Day 19: Buatlah tokoh cerita hari ke-3 kalian bertemu dengan tokoh cerita hari ke-15!
Jika kalian tidak mengerjakan tema hari ke-3, silahkan pilih tokoh cerita hari ke-2 atau hari ke-4

Emang Valya nanya apa, sih, sampe si Rei mimpi gitu? Hwhwhw

Coffee Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang