5 | Valya Cornelly - Healing

6 0 0
                                    

"Lo abis dari mana, Jon? Jelek banget kayak badak nyebur sungai."

Di warung Mbok Ratmi masih ada kami bertiga. Rei bilang mau kumpulan OSIS makanya pagi-pagi sudah siap dengan seragam lengkap. Sedangkan aku masih memakai seragam yang dicuci gratis oleh air hujan dibalut hoodie Rei.

"Liat muka lo sendiri, tuh, nggak beda jauh. Mana ada cowok yang bakal suka sama lo. Pasti belum mandi."

"Udahlah!" seruku kesal. "Pake air hujan. Hehehe."

Ctak!

Jona menjitak kepalaku dengan sangat keras. "Biar lo waras."

Aku menggerutu kesal, berusaha membalas, tetapi kesusahan. Gadis itu dengan lihai menghindar. Namun, tidak menyerah, aku terus mengejarnya meskipun warung ini kecil saja.

Melihat wajah Jona yang puas hanya karena bisa menghindariku, aku sedikit senang. Gadis itu pasti sedang menyimpan banyak masalah bisa sampai seperti ini.

Aslinya, sih, kesal sekali aku. "Awas aja lo!"

"Iya, gue bakal awas, kok," ujarnya kesenangan.

Kembali duduk di kursi, aku menyeruput kopi good day. Pura-pura tidak sadar Jona duduk di sampingku lagi, aku fokus dengan cangkir di tangan.

Ctak!

"Tai lo, Jon!" seruku marah. Aku kembali mengejar gadis itu, memutari meja tempat duduk kami.

Tanganku meraih dasi di leher Rei, lalu membawanya untuk menangkap Jona. Sampai meja dan kursi berantakan. Bahkan, sedikit kopi Rei tumpah ke meja. Untung bukan punyaku karena punyaku sudah habis.

"Ck! Kalian bisa diam nggak, sih?! Muter-muter terus kayak bianglala!"

Serempak kami menoleh ke arah Rei. Laki-laki itu memasang wajah berlipat-lipat kesalnya.

"Perumpamaan yang aneh," komentarku.

"Hahaha, cowok lo, kan, emang aneh, Val."

"Bukan cowok gue, ya!" teriakku.

Gadis itu malah terus berlari keluar warung. Kakinya yang beralas sepatu converse tidak peduli menginjak air hujan. Ia berlari tertawa di bawah gerimis.

Syukurlah.

Hal kecil seperti ini saja bisa healing rasa sakit dan kesedihan kami.

Aku hendak mengikuti, tetapi tanganku ditarik Rei. Laki-laki itu menggunakan seluruh tenaganya sehingga aku jatuh terjerembab ke dadanya. Sementang dia lebih tinggi besar daripada aku yang kecil ini.

"Diem aja bisa nggak, sih? Lo mau jadi rentenir ngejar-ngejar dia sampai lupa ini jaket siapa yang lo pakai?!"

"Lo hari ini pake analogi-analogi yang nggak jelas, Rei."

*****

05-02-24.

Day 5: Buatlah cerita yang mengandung tiga kata ini: sungai, bianglala, rentenir. Maksimal 1000 kata.

Masih di hari Senin.
Gimana hari Senin kalian?

Coffee Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang