Coffee Time [END]

4 | Rei Kastara - Sensi

"Sapu lidi? Lo tahu?" tanya Valya dengan wajah polos. Ia berdiri di depan rumahku pagi-pagi sekali.

"Menurut lo?"

"Ya, menurut gue, lo nggak akan tahu apa itu sapu lidi. Secara lo tinggal di rumah besar yang selalu mendapat fasilitas apa pun dan nggak perlu tahu apa itu sapu lidi," jawab Valya dengan sangat jelas dan kelewat santai. "Nggak perlu ngelakuin apa-apa, tinggal duduk sambil manggil pelayan, apa pun yang lo butuhin langsung terpenuhi."

Aku menghela napas. Gadis ini semakin lama semakin banyak bicara dan blak-blakan.

"Lo nggak tahu apa-apa," ujarku dingin dengan tatapan menajam.

Setelahnya, kututup pintu gerbang tanpa peduli Valya masih memanggil-manggil.

"Oi, Rei! Lo kenapa jadi marah? Aneh lo! Gue pinjam sapu lidi! Kalau nggak tahu, ya, bilang aja, nggak perlu marah, dong! Cemen!"

Gadis itu hanya menatap hal besar yang kumiliki saat ini. Tidak ada seorang pun yang mengerti tentang kehidupanku yang sebenarnya.

Valya telah kelewatan. Meskipun kita sudah layaknya teman akrab, tetapi bercandaanya kali ini tidak lucu. Ya, aku tahu kalau dia iri atas kehidupanku yang super beruntung ini. Namun, di hari ulang tahun Mama kali ini, sepertinya ada banyak sekali hal yang membuatku sensitif.

Seandainya Valya tahu kalau orang yang kusayang juga sudah berada di langit yang tidak bisa kugapai bersama bintang-bintang.

*****

Day 4: Buat tulisan yang diawali dengan "sapu lidi" dan diakhiri dengan kata "bintang", maksimal 300 kata.

213 words! Yeayyy 〜(꒪꒳꒪)〜

Rei yang si paling super duper santai pun punya hal sensitif juga, loh. Intinya, meskipun saat ini lagi rame kalimat-kalimat sindiran yang dibungkus rapi dengan candaan, hati-hati menggunakannya. Nggak semua orang berpikir sama dengan yang kita pikirkan :)

Tapi udah kelihatan bukan sih siapa orang yang disayang Rei yang ga bisa dia gapai lagi itu? Bukan Chelsea, ya (┛ಸ_ಸ)┛彡┻━┻
Wakakaka itu loh, kucingnya Rei yang mati dan dikubur di belakang rumah, namanya kan Chelsea xixixixi

June 4th 2023.

Cya!