18 | Jona Claresta - Mimpikah?

0 0 0
                                    

Tidak biasanya, pagi ini terasa lebih cerah dari biasanya. Padahal ini bukan hari yang kutunggu, justru hari yang kalau bisa ingin aku singkirkan.

"SELAMAT ULANG TAHUN, KAK JONA!" teriak adik-adikku bersamaan saat aku baru membuka mata pagi ini.

"Happy sweet seventeen, Sayang." Mama dan Papa langsung memeluk tubuhku begitu saja.

Sontak aku langsung tersenyum bahagia. Mereka ingat sekali hari ini aku ulang tahun. Atau ... kenapa mereka ingat?

"Sayang, sarapan di meja makan, ya," sapa Mama pagi-pagi sekali ketika memasuki kamarku. "Pagi ini dingin, sudah Mama siapkan air hangat buat mandi."

Aku mengerutkan kening, menatap heran Mama. Namun, tanpa bertanya lebih lanjut, aku menurut saja. Daripada mimpi indah ini berakhir akibat kebodohanku sendiri.

"Oh, iya, jangan lupa undang teman-temanmu buat party nanti malam, ya. Undangannya sudah Papa siapkan di nakas itu," sambung Papa sebelum akhirnya keluar kamar.

Ya, mungkin ini memang mimpi. Atau aku salah dengar? Entahlah.

Namun, keanehan itu tidak berhenti di sini saja. Setelahnya, ketika aku berangkat sekolah, Mama mengecup keningku dan memberiku uang jajan lumayan banyak. Mau menolak juga agak sungkan karena dalam hatiku juga menginginkannya. Akhirnya, aku terima saja.

Tin-tin!

Suara motor besar terdengar begitu jelas di depan rumah. Aku menoleh, mendapati sosok yang selama ini kuinginkan bersama. Haidan sedang duduk di atas motor besarnya dengan gaya cool.

"Ayo, berangkat!" ajaknya.

Ini seperti mimpi. Aku bahkan tidak berani menampar pipiku sendiri, takut akan terbangun dari mimpi indah ini. Bilapun ini hanya mimpi, terlalu sayang untuk dihancurkan.

Selama perjalanan, aku hanya duduk biasa, tidak mau berharap lebih. Mimpi sampai sini saja sudah sangat indah, tidak ingin lebih atau akan dijatuhkan kenyataan nantinya.

Sesampainya di sekolah, kami berjalan bersama ke dalam kelas. Layaknya pasangan muda yang romantis. Aku pun tidak bisa berhenti melebarkan senyum di sepanjang koridor.

Bahkan, dia membukakan pintu kelas untukku. Tumben sekali pintu kelas masih tertutup, seperti belum ada yang masuk jam segini. Padahal kurasa sudah terlalu siang.

Dor!

"HAPPY BIRTHDAY, JONA CLARESTA!"

"SELAMAT ULANG TAHUN, BIDADARI JATUH!"

Langkahku berhenti di ambang pintu saat confetti beterbangan di udara. Semua siswa di kelas tersenyum ke arahku. Mereka kompak sekali mengucapkan kalimat itu untukku. Lalu, seseorang menubruk tubuhku begitu cepat dan erat.

"Happy birthday, Ma Besti!" teriak Valya.

Sungguh. Masih tidak bisa dipercaya.

Belum berakhir, kejutan bertubi-tubi ini disambung dengan semua siswa di kelas yang memberiku hadiah.

***

Masih tidak dapat dipercaya. Malam ini, aku mendapatkan pesta ulang tahunku yang ketujuh belas.

Di sebuah ballroom yang selama ini selalu aku dambakan, kini terdapat semua teman-teman sekolahku. Mereka saling berdansa setelah musik dinyalakan. Bahkan, terdapat juga MC yang sengaja diundang untuk menjalankan acara ini.

"Dansa?"

Rahangku hampir jatuh saat mendengar suara Haidan mengucapkan kalimat itu. Tangan kanannya terulur ke depan, sedangkan tangan kirinya berada di belakang tubuh. Tatapannya terasa sangat lekat ke mataku.

Aku mengangguk mengiyakan. Terlalu sayang untuk ditolak.

Meriah sekali. Aku tidak ingin mimpi ini berakhir. Sungguh, kenapa dunia nyata tidak semanis ini?

***

Pagi selanjutnya, aku terbangun dengan keadaan sangat lelah akibat pesta semalam. Iya, pesta itu benaran. Ini bukan mimpi.

Namun, ini adalah mimpi buruk.

Seseorang memberiku sebuah kertas dengan jumlah beberapa juta di bagian bawah. Kertas yang menjelaskan kenapa semua orang begitu bahagia kemarin. Kenapa aku mendapatkan semua yang kuinginkan dengan begitu cepat.

Ya, struk belanja dan sewa tempat yang harus kubayar.



*****

Day 18: Tokoh cerita kalian baru saja berulang tahun yang ke-17. Tanpa ia sadari, ketika usianya menginjak 17 tahun, maka semua permintaan (hanya di hari ulang tahunnya) akan terkabul. Namun, seperti kata pepatah, with great power comes great responsibility.

Lagi males banget. Males mau ngapa-ngapain. Alhasil nulis pun mepet-mepet DL.



June 18th 2023.

Coffee Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang