" .... Pemirsa, penculikan anak akhir-akhir ini semakin marak—"
Pip!
Astaga, aku lupa mematikan televisi sampai pagi. Kalau sampai Mama tahu, bisa langsung mampus aku. Padahal hanya ditinggal semalam, tetapi sudah membuat kekacauan.
Aku melangkah ke dapur, mencari makanan pagi-pagi begini. Yah, walaupun mungkin adanya hanya mie instan di dalam kulkas.
"KAK!"
Aku menutup kulkas dengan pelan, lalu menghela napas. Adikku yang berusia tujuh tahun itu berlari ke arahku dengan wajah merengek.
"Gantungan kunci mawar biru punyaku hilang! Carikan, dong!"
Inilah yang tidak kusuka dari adik perempuan. Menyebalkan dan suka aneh-aneh. Yang menghilangkan siapa, yang disuruh cari siapa.
"Atau Kakak yang curi, ya? Jahat banget, sih, padahal besok hari Senin harus dikumpulkan ke guru."
"Halah, nggak usah ngarang cerita! Bilang aja mau pamer ke temenmu, 'kan? Ketebak banget."
"Nggak ngarang, loh! Emang bener!"
"Udah, buruan mandi sana! Entar Mama pulang belum siap apa-apa kamu!"
"Hari ini, 'kan, jadwalnya Kakak bersih-bersih. Ngapain aku susah-susah bantu?"
Aku menggeram. Biasanya juga kalau waktunya ia bersih-bersih, pasti merengek minta dibantuin. Sampai nyogok akan belikan es krim dua buatku dan satu buat dia. Yah, meskipun ujung-ujungnya hanya hoaks, sih.
Hari Minggu ini padahal aku berniat untuk ke rumah Valya pagi-pagi sembari jalan-jalan. Siapa tahu ketemu Haidan seperti waktu itu. Gara-gara bocil ini, nggak jadi, deh.
***
day 24 : Buat tulisan yang mengandung tiga kata ini: Mawar Biru, Penculikan, Guru.
Gimana kabar kalian? Sehat-sehat, 'kan? Aku lagi demam huhu
.
24 Februari 2022.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee Time [END]
RandomCoffee is always a good idea. Kehidupan random dari empat orang tokoh utama yang memiliki sifat berbeda dan secara kebetulan terhubung. "Ngopi dulu aja sini." #DWC NPC 2022 #DWC NPC 2023 #DWC NPC 2024 Copyright 2022 @Julysevi